Harmonis Menuju Kebersamaan: Peninggalan Nabi Muhammad SAW Yang Menyatukan Manusia

Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa 16 September 2024 akan bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW atau yang lebih dikenalnya dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan tersebut sudah berlangsung sejak Dinasti Fatimiyah di Mesir, lebih tepatnya sejak abad ke 12 masehi. Pada zaman tersebut perayaan Maulid diperkenalkan sebagai bagian dari peringatan berbagai tokoh penting dalam Islam termasuk Nabi Muhammad SAW, dan beberapa catatan sejarah mengindikasikan Sultan Al-Muzaffar sebagai pendiri hari perayaan tersebut.
Seiringnya dengan berjalannya waktu, perayaan ini diterima dan dirayakan oleh banyak komunitas Muslim di berbagai daerah belahan dunia dengan cara yang variatif baik dalam bentuk pengajian, doa bersama, maupun festival yang dilakukan untuk memperingati keberlangsungan perayaan.
Maulid Nabi sendiri sebagai hari raya yang melambangkan kelahiran Nabi Muhammad SAW, juga melambangkan berbagai hal terutama dalam aspek pengingat atas jasa dan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Walaupun beliau sudah tidak berjalan bersama umatnya, namun beliau tetap meninggalkan banyak sejarah dari kehidupannya salah satunya merupakan nama “Muhammad” yang kerap menjadi referensi bagi banyak orang.
Dalam ranah literatur Barat telah meneliti sejarah Nabi Muhammad SAW serta menjadikan karakter beliau sebagai referensi dalam karya tulis mereka. Beberapa penulis sejarah dan ahli perbandingan agama modern, seperti Karen Armstrong dan Bernard Lewis, membahas Nabi Muhammad dan dampaknya di luar konteks Islam dalam tulisan-tulisan mereka.
Dalam keseharian juga nama beliau tetap menginspirasi dan menjadi referensi nama anak oleh para orangtua. Dalam agama Islam, terdapat mayoritas nama anak yang lahir pada tahun 1990-2010 an menggunakan nama “Muhammad”. Menurut data yang ada pada laman RRI, sebanyak 1.8 juta nama “Muhammad” diberikan kepada anak laki-laki di Indonesia. Keberadaan sebuah nama dapat menjadi sebuah pusat kekuatan sebuah kelompok dan dapat menjadi ciri khas tersendiri. Dalam rangka itu sudah menjadi catatan bahwa nama nabi Muhammad SAW telah meninggalkan sebuah legacy atau pengingat sejarah beliau.
Nama beliau bahkan telah menjadi beberapa referensi dalam kajian literatur barat dan agama lain. Dalam John of Damascus sebagai contoh, Nabi Muhammad SAW disebutkan bahwa beliau merupakan seorang pemimpin baru.
Walaupun Nabi Muhammad SAW telah meninggalkan kita, namun perlu diingat bahwa banyak jejak sejarah yang telah ditinggalkan beliau sebagai penyempurna Al-Quran selain karena posisi beliau sebagai Khatamun Nabiyyin yang berarti penutup atau penyempurna. Sebagai nabi terakhir, beliau menyampaikan sekaligus menyempurnakan wahyu dari para Nabi sebelumnya demi melengkapi ajaran Al-Quran. Maka dari itu nama beliau akan selalu menjadi sebuah signature baik dalam konteks pengajaran ataupun dalam bentuk nama agar dapat meningkatkan dan mempererat tali silaturahmi umat manusia terhadap pencapaian beliau sebagai Nabi yang teladan.
(Sekar Ayu Putri / Humas UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id

Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432