Menyelami Dunia MBTI: Bagaimana Tipe Kepribadian Mempengaruhi Hubungan Sosial

Dengan adanya berbagai warna yang dapat dijumpai di dunia sosial, terdapat beberapa kategori individu mulai dari seseorang yang ekspresif sampai dengan para pendiam. Seiring dengan perkembangan trend, terdapat beberapa orang yang percaya dari salah satu ilmu pseudoscience yang disebut dengan MBTI. MBTI atau yang disebut dengan Myers-Briggs Type Indicator, merupakan test indentifikasi sifat yang banyak dilakukan beberapa orang dewasa dan juga mayoritas remaja.
Dalam ranah personality assessment, sudah banyak teori yang mengkategorikan manusia menjadi dua tipe yakni Extrovert dan Introvert. Menurut survey yang diadakan oleh JIBC pada tahun 2023, sebanyak 16-56.8% populasi dunia merupakan Introvert dan sebanyak 50-74% populasi dunia merupakan Extrovert. Selain adanya konsep Extrovert dan Introvert sebagai bagian yang mengulik konsep MBTI, Teori terebut ini juga telah didukung oleh Big Five Personality Traits theory, Neuroscience, beserta Sosiologi.
MBTI sendiri telah dikembangkan oleh Katherine Cook Briggs sejak perang dunia II. Pengembngan instrumen ini berlangsung sekitar 50 tahun lalu dilanjutkan oleh Isabel Briggs Myers (Briggs-Myers dan Myer, 1995:6). MBTI menggambarkan kontras yang dapat dilihat dalam seseorang. Latar belakang cara berpikir menggunakan teori ini sendiri lahir melalui teori yang dibuat oleh Carl Jung mengenasi karakteristik psikologi manusia dan fungsi yang mengatur psikologi manusia yaitu: Sensasi, Intuisi, Perasaan dan Pemikiran.
Dalam Psikologi sendiri, walaupun Myers-Briggs dapat dikategorikan sebagai pseudoscience namun banyak instansi yang masih menggunakan teori Myers-Briggs Type Indicator sebagai bahan konseling pelajar ataupun penempatan posisi kerja bagi beberapa perusahaan. Myers-Briggs Type Indicator memiliki enam-belas ranah informasi yang dapat mengkategorisasikan seseorang setelah adanya test.
Mengetahui tipe kepribadian merupakan salah satu aset yang dapat dibilang penting dan merupakan konsep pembentukan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat yang akan datang dalam kehidupan seseorang. tentunya dalam dunia professional dan akademik ini akan menjadi aset pengetahuan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi sesuai affinitas yang sesuai dengan personalita mereka.
Selain menjadi point pembelajaran bagi seseorang, dalam rangka bersosial konsep tersebut juga akan membantu seseorang dalam memahami karakteristik sekaligus bagaimana cara melakukan pendekatan baik sebagai teman atau dalam konteks profesionalitas. Memahami tipe kepribadian orang lain dapat meningkatkan empati dan pemahaman dalam hubungan sosial.
Dalam ruang lingkup sosialita, perlu diketahui bahwa manusia yang merupakan mahluk sosial memerlukan waktu menyelisihkan dirinya untuk bersosial. Tidak dapat dipungkiri bahwa bersosial mempunyai advantagenya sendiri namun dalam beberapa sample yang selektif, terdapat beberapa pengecualian yang menunjukan keseganan interaksi sosial yang berlebihan. Selain itu gaya berkomunikasi merupakan hal yang patut diperhatikan dalam berkomunikasi terlebih dengan tipe personality yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan adanya desparitas antara persepsi bagaimana seseorang menerima sebuah pesan yang disampaikan.
Keterkaitan komunikasi tersebut dalam hukum sosialita juga dapat dikaitan dengan teori yang dikemukakan oleh Brown-Levinson dimana dalam sebuah komunikasi terlebih lagi pada dunia sosial yang mempunyai diversitas yang luas, patut diketahui bahwa etikat menjaga Politeness atau kesopanan dengan menggunakan strategi berbahsa dalam interaksi sosial.
Selain itu mengetahui sebuah karakteristik juga dapat mengetahui lawan bicara yang dihadapi. Ini tentunya juga akan membantu dalam kegiatan sosial tertentu seperti kerja kelompok dan bernegosiasi, karena dengan mengetahui tipe psikologi sesoerang akan mempermudah pendekatan terhadap konflik beserta pemeliharaan lingkungan sehingga tercapai proses sosialisasi yang kohesif.
Walaupun sebuah pengetahuan terhadap konsep teori Myers-Briggs masih diperdebatkan dalam dunia psikologis, implementasi teori tersebut sudah kerap digunakan pada beberapa circle pergaulan terutama pada remaja Generasi Z. Selain itu dengan adanya teori MBTI tersebut seseorang diharapkan dapat mengetahui apakah SWOT yang mereka miliki dan kembangkan agar dapat menjadi fokus pengembangan diri masing-masing.
(Danang Respati Wicaksono / HUMAS UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Lainnya

Perdana : Pameran Fotografi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara
Read more
Beasiswa UNDIRA Kembali Dibuka: Manfaatkan Kesempatanmu melalui Beasiswa Jalur Nilai UTBK
Read more
UNDIRA Capai Peringkat ‘Baik Sekali’ dalam Asesmen Akreditasi BAN-PT, Menunjukan Komitmen pada Pendidikan Berkualitas
Read more
Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432