html hit counter Fenomena Quotes Content di Media Sosial: Inspirasi atau Ilusi Masyarakat - Universitas Dian Nusantara

Fenomena Quotes Content di Media Sosial: Inspirasi atau Ilusi Masyarakat

07 Februari 2025

Digitalisasi telah merevolusi tata cara komunikasi manusia melalui jaringan interaksi yang lebih luas melalui media sosial di berbagai belahan dunia, lintas waktu, serta antar generasi. Transformasi ini tidak terelakkan, mengingat banyaknya peluang yang tersedia untuk pengembangan diri, termasuk melalui personal branding dan penciptaan gerakan sosial yang dapat mempengaruhi persepsi publik.

Salah satu aspek penting dalam perkembangan media digital adalah kekuatan narasi dalam membentuk pola pikir masyarakat. Dengan aksesibilitas yang tinggi, media sosial menjadi lahan subur bagi generasi muda, khususnya yang tertarik dengan dunia content creation. Salah satu fenomena yang semakin populer adalah quotes content, yaitu konten berbasis kutipan singkat yang mendominasi platform seperti Instagram dan TikTok. Biasanya, konten ini dikemas dalam ilustrasi visual yang menarik dan menggunakan bahasa yang resonan dengan Generasi Z serta Generasi Alpha.

Popularitas quotes content dapat dikaitkan dengan kemampuannya menyentuh emosi dan pengalaman pribadi pengguna media sosial, terutama remaja dan anak muda. Kutipan yang relatable seringkali digunakan sebagai bentuk ekspresi diri atau refleksi atas pengalaman hidup. Namun, tanpa disadari, fenomena ini juga dapat berfungsi sebagai bentuk propaganda yang mengeksploitasi isu-isu psikologis yang dihadapi generasi muda, seperti kecemasan, percintaan, dan ketidakpastian ekonomi.

Meskipun beberapa kutipan dapat memberikan inspirasi dan semangat, sebagian lainnya justru berpotensi memperkuat pola pikir negatif. Beberapa quotes content yang menekankan perasaan galau atau depresi, jika dikonsumsi tanpa pemahaman yang kritis, dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berkelanjutan dan bahkan berdampak negatif terhadap kesehatan mental individu.

Dalam komunikasi, terdapat konsep social resonance, yaitu fenomena ketika sebuah pesan atau komunikasi tertentu beresonansi dengan pengalaman, nilai, atau kondisi sosial yang sudah ada dalam benak audiens. Pesan yang tidak hanya dipahami secara rasional tetapi juga memiliki dampak emosional yang mendalam akan lebih mudah diingat dan diinternalisasi.

Meskipun quotes content dapat membantu individu mengenali permasalahan yang mereka hadapi dan menjadi alat refleksi diri, ada beberapa dampak negatif yang perlu diperhatikan:

  1. Ketergantungan Emosional terhadap Kutipan

Kutipan yang terasa relatable dapat menciptakan co-dependency, di mana individu mulai mencari validasi melalui kutipan yang sesuai dengan perasaan mereka. Hal ini berpotensi membuat seseorang mengidentifikasi diri mereka sepenuhnya dengan pesan dalam kutipan tersebut, tanpa mempertimbangkan perspektif lain.

  1. Terjebak dalam Siklus Emosional Negatif

Individu yang terus-menerus mengkonsumsi konten bernada pesimistik atau melankolis dapat terjebak dalam pola pikir negatif. Mereka mungkin mencari pembenaran atas perasaan mereka melalui konten tersebut, yang dapat memperburuk kecemasan, depresi, atau bahkan meningkatkan sikap egosentris.

  1. Pembenaran Pengalaman Orang Lain

Konsumsi quotes content yang tidak seimbang dapat mengarah pada kecenderungan mengidealkan atau meromantisasi perasaan sedih, kesepian, atau penderitaan emosional sebagai sesuatu yang bermakna atau bahkan estetis. Hal ini dapat menghambat individu dalam mencari solusi atau bantuan yang lebih konstruktif.

  1. Fenomena Fear of Missing Out (FOMO)

Kutipan yang mempromosikan kesuksesan finansial atau asmara orang lain berpotensi menimbulkan tekanan sosial bagi individu yang merasa tertinggal. Jika dikonsumsi tanpa pemahaman yang matang, hal ini dapat memicu kegelisahan serta dorongan untuk mempercepat pencapaian pribadi tanpa perencanaan yang matang.

Sebagai institusi yang berkomitmen terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) juga menekankan pentingnya pembentukan karakter yang bijaksana dan bertanggung jawab dalam menghadapi arus informasi digital. Nilai-nilai yang diusung UNDIRA, yaitu Visioner, Integritas, dan Profesionalisme, menekankan perlunya keseimbangan antara intelektualitas dan etika dalam penggunaan teknologi.

Dalam webinar yang diselenggarakan oleh Program Ilmu Komunikasi UNDIRA bertajuk “The Role of Strategic Communication in Building Digital Ecosystems”, Prof. Dr. Suraya, M.Si., selaku Head of Research - London School of Public Relations, menekankan bahwa meskipun masyarakat semakin berkembang menuju era digital native, penting bagi individu untuk memilih konten yang mereka konsumsi dengan bijak. Tidak semua konten yang terlihat menarik dan aman dapat dijadikan acuan dalam membentuk pola pikir dan perilaku.

Tanpa sikap kritis dalam mengonsumsi quotes content, individu berisiko mengalami dampak negatif yang lebih besar daripada manfaatnya. Oleh karena itu, dengan memahami potensi risiko serta mengembangkan pola pikir yang lebih reflektif dan rasional, mahasiswa dan akademisi dapat tetap mengapresiasi konten digital tanpa terjebak dalam jebakan emosional yang merugikan serta menghambat pertumbuhan karakter.

(Danang Respati Wicaksono / HUMAS UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

[email protected]

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id

Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432