html hit counter Mendidik Dengan Hati: Pembentukan Dasar Seorang Pemimpin - Universitas Dian Nusantara

Mendidik Dengan Hati: Pembentukan Dasar Seorang Pemimpin

21 Juni 2024

Sebuah institusi pendidikan dari semua level tentunya berkewajiban untuk menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk memenuhi hak belajar warga negaranya. Hal ini berlangsung demi terbentuknya generasi muda yang siap menjadi penerus negara sebagai seorang pemimpin. Namun dengan banyaknya kritisi yang menuai beberapa perbincangan terhadap kekecewaan terhadap dunia pendidikan, kekecewaan moral dan pembentukan karakter, serta protes yang ditujukan terhadap institusi pemerintahan. Hal ini membuat pertanyaan muncul terhadap bagaimana sebuah pendidikan dapat membentuk karakter.

Martin Hubert, seorang filsuf ternama pernah menyatakan bahwa penyerapan pesan kehidupan melalui apa yang diserap dalam keseharian merupakan salah satu kunci bagaimana seseorang dalam mengetahui kehidupan. Dalam membentuk sebuah figur pemimpin perlu diingat selain adanya konsep pendidikan untuk melatih kognisi, terdapat aspek lain seperti pembentukan karakter yang akan berdampak bagi cara seseorang memimpin. Jiwa kepemimpinan terbentuk dengan adanya suatu ide untuk kemajuan seluruh pihak.

Idealisme dapat menjadi dorongan seseorang untuk mengubah suatu konsep, dan dapat menjadi katalis pergerakan bagi dirinya dan juga orang lain. Suatu Idealisme akan lahir jika terdapat pembelajaran dari kehidupan. Menurut Rektor Universitas Dian Nusantara, Prof. Dr. H. Suharyadi - menyatakan bahwa dalam kehidupannya dahulu walaupun beliau datang dari keluarga yang dapat dibilang mampu, namun dalam menjalani kehidupan Prof. Dr. H. Suharyadi beliau tetap menjalani hidupnya dengan penuh kegigihan. Kehidupan beliau juga penuh dengan lingkup sosial yang berlimpah sampai beliau-pun diangkat menjadi Dekan UMB.

Prof. Dr. H. Suharyadi juga menjelaskan bahwa selain adanya pembekalan pembelajaran kognitif, pembentukan karakter seseorang juga akan berpengaruh terhadap pembentukan moral seorang leader. “Ketahuilah, menghayati penderitaan orang lain itu akan mengasah rasa kemanusiaan kalian. Kita cukup makan. Cukup berlimpah. Sedangkan di sekitar kita ada harus membanting tulang tanpa kejelasan apakah mereka bisa makan setiap hari itu. Tirakat ini selain untuk bersetia kawan pada penderitaan mereka, juga sekaligus mendoakan mereka agar segera bangkit dari kesengsaraan. Sempurnakanlah tirakat ini dengan berbagi saat kita punya kemampuan untuk memberi”, merupakan salah satu advice Prof. Dr. H. Suharyadi mengenai aspek leadership.

1

Bagi prof. Ir Suharyadi, sebuah pendidikan bukan hanya sebatas penjelasan dan epistemologi terhadap sebuah ilmu yang diserap bagi anak didik, pendidikan yang bukan hanya semata bentuk “penghasil produk”, dan pendidikan bukanlah hal absolut dalam pembentukan karakter seseorang. Kepemimpinan memerlukan pengertian bukan hanya kepada diri sendiri, namun juga kepada orang lain. Disitulah suatu bentuk networking diperlukan untuk mempelajari sikap dan background masing-masing individu untuk tercapainya relasi yang baik. 

Selain itu, pembentukan karakter seseorang sejujurnya berawal dari adanya hubungan kekeluargaan yang harmonis. “Karakter seseorang sangat dipengaruhi oleh semesta pertama yang dia dapatkan dari rumah dan keluarga”, menurut Prof. Dr. H. Suharyadi keluarga merupakan salah satu sumber utama dalam pembentukan moral. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan  sumber akar suatu pendidikan anak. Maka dari itu, dalam penerapan pembelajaran agar seseorang menjadi seorang insan pemimpin yang bijaksana diperlukan juga keberadaan kekeluargaan yang baik. “Dunia itu tidak sepenuhnya baik, namun juga tidak sepenuhnya jahat” merupakan salah satu advice dari   Prof. Dr. H. Suharyadi.

Dalam pembelajaran juga diperlukan "The need to be vulnerable" merujuk pada pentingnya bersikap terbuka dan jujur tentang kelemahan, perasaan, dan ketidakpastian kita kepada orang lain. Konsep ini menekankan bahwa menunjukkan kerentanan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kekuatan. Dengan bersikap rentan, kita memungkinkan hubungan yang lebih dalam dan otentik, baik dalam konteks pribadi maupun profesional. Ini dapat menciptakan kepercayaan, empati, dan koneksi yang lebih kuat dengan orang lain, serta membantu kita dalam pertumbuhan pribadi dan emosional.

Dengan begitu untuk para insan Universitas Dian Nusantara (UNDIRA), diperlukan keberadaan pembentukan integritas karakter dan juga peningkatan moral beserta tata krama. Hal ini dikarenakan suatu pendidikan kognitif hanya dapat membawa seseorang sejauh apa yang dipelajari, everything comes from consideration from the heart even decision making bagi sebuah leader.

(Kornelia Johana / Humas UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

[email protected]

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial

www.undira.ac.id


Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432