Biro Perpustakaan UNDIRA Gelar Bedah Buku, Mengupas Filosofi Hidup dan Nilai Kemanusiaan di Era Modern
Jakarta, 12 November 2025 - Literasi merupakan akses bagi manusia untuk memahami tidak hanya dunia, namun juga diri mereka sendiri. Berbagai karya literasi memuat banyak pandangan hidup yang mampu menjadi acuan kita untuk membentuk sikap, ideologi beserta pandangan kita pada dunia.
Dengan fokus terhadap meningkatkan semangat literasi, Biro Perpustakaan Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) turut mengadakan “Bedah Buku” yang bertempatan di ruang Smart Classroom lantai 5, Tanjung Duren, Jakarta Barat. Dalam kegiatan bedah buku kali ini, Biro Perpustakaan yang bekerjasama dengan Biro Sumber Daya Manusia mengupas karya Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah periode 2006-2010 dan 2010-2015 sekaligus Penulis Kolom Ternama di beberapa media masa bertajuk “Mengapa Takut Kehilangan”.
Prof. Dr. H. Suharyadi, selaku Rektor Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) yang hadir bersama jajaran Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, Wakil Rektor III dan Wakil Rektor IV, beserta 70 peserta yang hadir turut mewakilkan kebanggan dan kebahagiaan 70 peserta yang hadir dalam kegiatan Bedah Buku kali ini.
Beliau mengungkapkan bahwa kematian dan ketidakpastian memang merupakan cobaan terbesar, baik bagi usia tua maupun muda. Namun, yang jauh lebih penting adalah bagaimana kita menjalani "perjalanan pulang" kita dan bagaimana kita mengisi hidup ditengah ketidakpastian itu. Dalam karya ini, terdapat banyak sekali nilai dari keteguhan dan keikhlasan yang mengguggah inspirasi.

Hal ini sangat selaras dengan mutu dan visi UNDIRA, yakni "Lights Your Future". Setelah membaca buku ini, kita akan memahami bahwa penulis telah berhasil mengelola takdirnya dengan sangat bagus, mengubah tantangan menjadi cahaya.
Bapak Imam Priyono, selaku Direktur HUMAS dan Kerjasama UNDIRA yang turut menjadi moderator dalam kegiatan bedah buku menilai bahwa isi konten dalam karya “Mengapa Takut Kehilangan” sangat memiliki relavansi yang tinggi terutama bagi para generasi muda saat ini.

“Karya ini berhasil menjadi media self-reflection yang mengkurasi konteks modernitas hari ini. Reaksi pertama saya adalah, 'Buku ini saya sekali.' Isinya sangat relatable yang berfokus pada dua kata bertenaga: takut dan kehilangan. Buku ini menyadarkan kita, bahwa daripada sibuk mencari apa yang kita takuti, jauh lebih penting untuk memahami apa makna 'kehilangan' itu.” ujar beliau.
Buku "Mengapa Takut Kehilangan?" lahir dari refleksi Prof. Komaruddin atas serangkaian kisah perjalanan hidupnya. Buku ini mengeksplorasi pandangannya tentang bagaimana memanusiakan kehidupan di tengah hiruk-pikuk dunia modern, terutama dalam menyikapi salah satu problema terbesar generasi muda: rasa takut.

Ketakutan bukan hanya sekadar ketakutan akan kehilangan (baik itu relasi, peluang, atau rasa aman), tetapi juga ungkapan atas beban untuk memenuhi harapan diri sendiri dan orang terdekat kita. Lebih jauh lagi, generasi muda saat ini juga berjuang melawan ketakutan akan berbagai hal tidak pasti di masa depan. Kombinasi dari berbagai ketakutan inilah, yang diperparah oleh tekanan sosial beserta ekonomi yang tidak berujung, yang seringkali menjerumuskan mereka ke dalam depresi dan patah semangat.
“Buku pada dasarnya merupakan bagian dari ide dan pengalaman yang dituangkan sebagai bentuk bacaan. Buku “Mengapa Takut Kehilangan?” ini ditulis berdasarkan dari sekian banyak pergaulan dan obrolan yang telah saya dengar, dan juga terinspirasi dari pola hidup keseharian generasi muda yang saya jumpai.” ujar beliau.
“Saya berharap melalui buku ini, generasi muda tidak hanya akan menemui jalan mereka dalam menjalani kehidupan, namun juga dapat mempelajari apa itu prikemanusiaan ditengah modernitas ini.” tegas beliau.
Ibu Miranty Abidin selaku reviewer yang telah menelaah karya “Mengapa Takut Kehilangan?” mengemukakan bahwa buku tersebut merupakan sebuah pengetuk hati. Beliau berlanjut bahwa buku tersebut kita diajarkan bahwa kehilangan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan merupakan ajaran dari Allah SWT bagi kita untuk memandang dunia dari berbagai sudut pandang.
Beliau-pun mengaku bahwa ketika membaca kajian buku tersebut, beliau teringat dengan masa kesulitan yang dialaminya ketika kehilangan salah satu anggota keluarganya. Namun, ditengah cobaan yang diberikan beliau menegaskan bahwa akan ada titik terang jika kita percaya pada tuntunan yang diberikan Allah SWT.
“Tema kehilangan sejatinya mengajak kita untuk berdamai dengan diri sendiri dan realitas di sekitar kita. Saat membaca buku ini, saya diingatkan kembali pada konsep keikhlasan dan kesabaran. Keduanya adalah motivasi utama untuk tidak hanya mengevaluasi kembali nilai diri, tetapi juga untuk menemukan kekuatan agar kita dapat bangkit sepenuhnya dari realita yang menguji dan menjatuhkan kita pada titik terendah.” ujar beliau.
Ibu Fadlun Umar, selaku reviewer yang telah mengupas isi dari buku “Mengapa Takut Kehilangan?” mengemukakan bahwa buku ini sangat lekat dengan nilai filosofi Heraclitus. Beliau menyatakan bahwa memang berbagai karya Prof. Komaruddin Hidayat sangat penuh akan harapan dan motivasi kehidupan.
“Ketika saya membaca karya Prof. Komaruddin Hidayat kali ini saya sangat terkesan dengan bab pertamanya yang mengajarkan tentang “How to let go” atau mengikhlaskan demi membuka lembaran baru dalam kehidupan.” ujar beliau.
“Jika saya kaitkan isi buku ini, saya kembali teringat dengan salah satu kutipan Jalaludin Rumi ‘Engkau adalah tamu terhormat, jangan menangis seperti pengemis hanya untuk sepotong dunia.’ Ketakutan akan hal negatif dan ekspektasi yang belum terpenuhi sesungguhnya merupakan rencana Allah SWT. Hiduplah sebagaimana mestinya dan biarkan waktu memulihkan diri kita.” beliau berlanjut.
Prof. Komaruddin Hidayat menutup sesi Bedah Buku dengan menyatakan bahwa ketakutan memang bukanlah hal negatif, dan dengan dorongan diri yang tepat serta keinginan untuk melihat masa depan yang lebih cerah, karya “Mengapa Takut Kehilangan?’ bukan menitikberatkan depresi, melainkan merupakan pengingat bahwa kemenangan yang sejati diawali dengan apresiasi dan rasa syukur demi menciptakan kekekalan jiwa yang berintegritas dan profesional.
(Danang Respati Wicaksono / Humas UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432