html hit counter Menguatkan Literasi Keuangan Sejak Dini: Kilas Balik Rupiah dan Perencanaan Finansial ditengah Modernitas - Universitas Dian Nusantara

Menguatkan Literasi Keuangan Sejak Dini: Kilas Balik Rupiah dan Perencanaan Finansial ditengah Modernitas

Dilihat : 37
30 Oktober 2025

Uang merupakan jantung yang memompa berjalannya aliran perekonomian sekaligus menjadi support system kehidupan umat manusia, bahkan jauh sebelum bergeraknya revolusi industri pada abad 18. 

Mata uang Rupiah yang kita kenal saat ini, merupakan hasil dari perkembangan Uang De Javasche Bank, Uang Belanda dan Uang Jepang pada 1 Oktober 1945. Seiring berjalannya waktu, didirikanlah Bank Indonesia sebagai bank sentral milik Indonesia pada 1 Juli 1953, dan salah satu tujuannya adalah menasionalisasikan De Javasche Bank. Selain mendirikan Bank Sentral pertamanya, pada tahun tersebut pula untuk pertama kalinya Rupiah dikeluarkan berupa uang kertas dengan gambar tokoh dan kebudayaan Indonesia. 

Mengacu pada perkembangan globalisasi serta modernisasi, kini uang telah melampaui fungsi dasarnya sebagai alat tukar. Sebagai komoditas yang mampu menyambung hidup serta memberikan kenyamanan (luxury), keberadaan uang juga telah menjadi penentu identitas masyarakat. Hal ini selebihnya didukung dengan tumbuhnya budaya gratifikasi dan konsumerisme.

Meski demikian, kita juga harus menyadari bahwa uang merupakan komoditas yang relatif rapuh dan wajib untuk dikelola dengan baik. Belum lama ini kawan UNDIRA pasti mendengar wacana terkait Index Harga Saham Gabungan (IHSG), Perang Dagang, dan berbagai pembahasan lainnya yang menyangkutkan keuangan. 

Kawan UNDIRA, saat ini literasi keuangan serta manajemen keuangan sangatlah dibutuhkan. Kini posisi keuangan sangatlah mudah diputarbalikan, sebagai studi kasus belum lama ini Indonesia sempat menjadi salah satu negara yang terdampak dari wacana AS dalam menaikan tarif export ke China sebesar 100%. Kenaikan tersebut tidak hanya mengganggu pola rantai perdagangan internasional, namun juga mengikis ketahanan mata uang dan pasar modal.

Kawan UNDIRA, pada 30 Oktober ini yang bertepatan dengan Hari Keuangan Nasional atau yang dikenal dengan Hari Oeang Nasional.

Hari Keuangan Nasional tidak hanya berada sebagai catatan sejarah pencetusan Rupiah sebagai mata uang Indonesia, namun juga menanamkan integritas, kesadaran, apresiasi dan kepiawaian dalam mengelola mata uang negeri tercinta kita, serta menjaga akuntabilitas demi mewujudkan perekonomian negara. 

Hal tersebut tentunya selaras dengan semangat Hari Keuangan Nasional ke-79 tahun 2025, yakni: “Kemenkeu Satu Kawal Asta Cita”. Tema ini merujuk pada komitmen Kementerian Keuangan untuk mengawali upaya untuk mewujudkan Indonesia maju. 

Belum lama ini kita disugguhkan dengan berbagai upaya yang dikerahkan oleh Menteri Keuangan, bapak Purbaya Yudhi Sadewa dalam meningkatkan taraf perekonomian beserta ketahanan keuangan Republik Indonesia melalui pendanaan sebesar 200T ke perbankan HIMBARA (Bank Mandiri, Bank BRI, dan Bank BNI, dan Bank BTN), dengan harapan memberi stimulus keuangan Indonesia agar dapat berkembang dengan stabil menuju kesejahteraan sesuai dengan tujuan Asta Cita kita.

Namun peran pemerintah saja tidak cukup untuk mendorong perekonomian dan keuangan kita. Di sinilah peran kita sebagai masyarakat menjadi krusial. Dalam konteks melek finansial, menjaga kedaulatan Rupiah adalah tanggung jawab bersama. Wujudnya nyata dan bisa dimulai dari diri sendiri: yaitu dengan mengapresiasi, membeli, dan bangga menggunakan produk lokal.

Setiap Rupiah yang kita belanjakan untuk produk dalam negeri adalah langkah kecil untuk memperkuat ekonomi domestik dan mengurangi ketergantungan pada produk impor. Lebih dari itu, kita dituntut untuk terus berinovasi dan berkreasi, menciptakan nilai tambah yang membuat produk Indonesia berjaya di negeri sendiri dan bersaing di panggung global. Inilah sinergi sejati; pemerintah mengawal kebijakan, masyarakat memperkuat fondasi ekonomi dari bawah.

Dimulai dari peran dasar kita sebagai para akademisi, dunia pendidikan adalah garda terdepan dalam mewujudkan "Asta Cita" melalui pengembangan sumber daya manusia beserta literasi keuangan. Perguruan tinggi tidak hanya bertugas mencetak tenaga kerja, tetapi membentuk insan bermentalitas tangguh yang siap menghadapi realitas ekonomi, bijak dalam mengelola keuangan pribadi, dan inovatif dalam berkontribusi untuk kemajuan Indonesia.

Generasi muda adalah arsitek masa depan bangsa. Kita merupakan sumber kekuatan untuk membentuk dan mengarahkan perkembangan negara dari masa ke masa melalui gagasan segar dan eksekusi yang profesional. Bersama dengan Program Studi Akuntansi UNDIRA, bersama kita membangun perekonomian dan keuangan secara Visioner, Integritas dan Profesional, melalui kesadaran dan komitmen untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan demi masa depan yang lebih aman. Selamat Hari Keuangan Nasional.

Sumber Referensi:

30 Oktober Memperingati Hari Keuangan Nasional: Sejarah, Makna, dan Tema Resmi dari Kemenkeu

Sejarah Oeang Republik Indonesia (ORI)

(Danang Respati Wicaksono / Humas UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

humas@undira.ac.id

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id 

Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432