Perekonomian suatu negara tidak hanya ditentukan oleh jumlah transaksi yang berlangsung di pasar, tetapi juga dipengaruhi oleh interaksi antara kebijakan pemerintah dan persepsi masyarakat terhadap kebijakan tersebut. Konsep perputaran ekonomi mengacu pada siklus aktivitas ekonomi yang mencakup produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa, yang saling berhubungan antara konsumen dan produsen. Di Indonesia, salah satu indikator penting yang mengukur seberapa sehat perputaran ekonomi ini adalah Gross Domestic Product (GDP), yang menggambarkan total nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam suatu negara dalam periode tertentu.

Dalam upaya menjaga kesehatan perekonomian, peran pemerintah sangat sentral. Pemerintah tidak hanya berfungsi sebagai pengatur, tetapi juga sebagai pelaksana kebijakan fiskal yang mempengaruhi dinamika pasar dan sentimen publik. Kebijakan fiskal ini, seperti pajak dan pengeluaran pemerintah, berperan penting dalam memobilisasi sumber daya dan mendukung pembangunan nasional. Sebagai contoh, sistem perpajakan bukan hanya sarana untuk memperoleh pendapatan negara, tetapi juga sebuah bentuk investasi yang dilakukan oleh masyarakat untuk mendukung pembangunan yang lebih luas. Sementara itu, penciptaan iklim investasi yang kondusif, baik untuk investor domestik maupun asing, merupakan salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Sentimen publik yaitu persepsi dan sikap masyarakat terhadap kebijakan dan situasi ekonomi memiliki peran yang tidak kalah penting dalam mempengaruhi kestabilan ekonomi negara. Hal ini dapat dilihat pada contoh nyata ketika pandemi Covid-19 melanda, yang mengakibatkan penurunan drastis dalam volume transaksi ekonomi, memperburuk daya beli masyarakat, dan menyebabkan ketidakpastian di pasar. Sentimen publik yang negatif ini memperburuk keadaan perekonomian, yang ditandai dengan meningkatnya angka kebangkrutan, berkurangnya minat investasi, serta terjadinya pemutusan hubungan kerja di berbagai sektor industri.

Pentingnya memahami pengaruh sentimen publik terhadap ekonomi semakin relevan mengingat Indonesia kini menghadapi berbagai tantangan, mulai dari bonus demografi yang belum optimal dimanfaatkan, hingga permasalahan inflasi-deflasi yang dapat mengganggu daya beli masyarakat. Selain itu, kebijakan yang sering dinilai tidak efektif dan kurangnya inovasi dalam kebijakan ekonomi memperburuk kondisi, sehingga meningkatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan merosotnya kepercayaan investor terhadap pasar Indonesia.

Mengacu pada teori Arthur Pigou, yang menekankan bahwa daya beli masyarakat dan kapasitas produksi memiliki pengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, kita dapat melihat bahwa kebijakan yang didukung oleh masyarakat cenderung menciptakan aktivitas produksi yang positif bagi perekonomian. Sebaliknya, kebijakan yang tidak diterima baik oleh publik akan cenderung menurunkan aktivitas ekonomi dan menciptakan ketidakstabilan.

Akademisi memegang peran penting dalam membangun kembali sentimen publik yang positif dan menstabilkan perekonomian. Sebagai pihak yang tidak hanya bertugas menyampaikan teori ekonomi, akademisi juga memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan riset yang relevan dan aplikatif, yang tidak hanya memperkaya pengetahuan tetapi juga dapat memberikan solusi konkret untuk masalah ekonomi yang dihadapi. 

Salah satu kontribusi yang sangat penting adalah mengembangkan riset yang berfokus pada dampak kebijakan fiskal terhadap kesejahteraan masyarakat, serta bagaimana kebijakan tersebut dapat memperbaiki sentimen publik dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain itu, berpegang pada nilai-nilai visioner, integritas, dan profesionalisme dalam menjalankan tugas akademik juga sangat penting untuk membangun citra Indonesia di mata dunia internasional. Dengan menghasilkan riset yang berkualitas, serta berfokus pada pengembangan sumber daya manusia yang sesuai dengan kebutuhan industri dan pasar kerja modern, akademisi dapat berperan dalam memperbaiki daya tarik Indonesia, khususnya bagi investor asing. Hal ini akan menciptakan ekosistem yang lebih kondusif bagi inovasi dan investasi, yang pada gilirannya akan mempercepat pemulihan dan pertumbuhan ekonomi negara.

Sebagai bagian dari komitmen ini, Program Studi Akuntansi Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) berfokus pada pengembangan kompetensi mahasiswa yang tidak hanya mencakup keterampilan teknis dalam kalkulasi keuangan, tetapi juga kemampuan analitis yang mendalam terhadap kebijakan ekonomi dan dampaknya terhadap masyarakat. Kurikulum yang diterapkan di Program Studi Akuntansi dirancang untuk mengintegrasikan riset dan pengabdian kepada masyarakat (PKM) sebagai inti pembelajaran. 

Dengan pendekatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan kemampuan untuk melakukan riset yang relevan dan aplikatif, serta menghasilkan solusi berbasis bukti yang dapat membantu mengatasi berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia. Melalui proyek-proyek PKM yang mendalam, mahasiswa diajak untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan sektor industri guna menghasilkan inovasi yang bermanfaat dalam menciptakan perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan.