Di era digital yang berkembang pesat, konten telah menjadi aset penting bagi Generasi Z dan Generasi Alpha, memungkinkan mereka mengekspresikan diri dan bersosialisasi tanpa batasan waktu maupun ruang. Dengan aksesibilitas media sosial yang tinggi, eksposur konten terjadi dengan cepat, didukung oleh personal branding yang kuat. Tak heran, saat ini semakin banyak kreator konten bermunculan di berbagai platform digital.

Namun, dalam produksi konten, baik secara visual maupun tertulis, diperlukan strategi yang tepat agar sesuai dengan kebutuhan pasar. Performa konten sangat bergantung pada tingkat engagement, seperti jumlah likes, shares, dan views dalam rentang waktu tertentu. Oleh karena itu, setiap konten harus memiliki relevansi dengan topik yang sedang tren, agar dapat menarik perhatian audiens.

Lebih dari itu, seorang kreator harus mempertimbangkan jangka relevansi konten. Apakah konten tersebut akan tahan lama atau hanya populer sesaat. Dalam dunia digital, terdapat dua tipe utama konten: Konten Evergreen dan Konten Trending.

Ketika seorang kreator ingin membangun konten yang tetap relevan dalam jangka panjang, maka Konten Evergreen menjadi pilihan tepat. Sebaliknya, jika mereka ingin mengejar popularitas dalam waktu singkat, maka Konten Trending lebih sesuai.

Konten Evergreen merujuk pada konten yang tetap relevan, terlepas dari perubahan waktu dan tren. Informasi yang terkandung dalam konten ini selalu dibutuhkan oleh pembaca, menjadikannya lebih tahan lama dan bernilai jangka panjang. Beberapa contoh Konten Evergreen meliputi:

• Wawancara

• Konten FAQ (Frequently Asked Questions)

• Konten How-To (tutorial dan panduan)

• Artikel informasional seperti jurnal penelitian

• Konten Review (walaupun mayoritas tetap dipengaruhi oleh tingkat viralitas serta preferensi publik pada momennya, lantas jatuh pada area diantara Evergreen dan Trending)

Di sisi lain, Konten Trending berfokus pada topik yang sedang populer dan cepat menarik perhatian publik. Jenis konten ini memanfaatkan keyword yang sedang viral, baik di media sosial maupun SEO, untuk mendulang traffic dan subscribers. Namun, tipe ini memiliki masa relevansi singkat, sehingga kontennya lebih cepat basi dibandingkan Konten Evergreen.

Contoh Konten Trending mencakup, tetapi tidak terbatas pada:

• Konten Tantangan yang umumnya berada di sosial media Tiktok, Instagram dan YouTube (sering kali agak berisiko, tetapi karena aspek hiburannya, konten ini bisa meraih lonjakan popularitas dalam waktu singkat)

• Konten Meme atau Candaan Internet (karena keterkaitannya dengan sudut pandang audiens, membuatnya mudah diterima dan viral)

• Konten Peluncuran Produk dan Infografis Diskon Akhir Tahun (bertujuan menarik pelanggan setia atau konsumen dalam niche tertentu)

Di tengah berkembangnya industri kreatif, mahasiswa Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) memiliki peluang besar untuk terlibat dalam produksi konten berkualitas serta belajar berbagai hal terkait content production, khususnya di salah satu Program Studi UNDIRA yakni Ilmu Komunikasi. Dengan akses yang luas terhadap pengetahuan digital, mahasiswa dapat mengembangkan strategi konten yang tidak hanya memikat audiens, tetapi juga memberikan nilai informatif dan edukatif.

Menguasai teknik pembuatan Konten Evergreen maupun Konten Trending dengan baik dan tentunya sesuai proper guideline, dapat menjadi strategi cerdas bagi mahasiswa yang ingin membangun karier berkelanjutan di dunia digital. Sementara itu, pemanfaatan Konten Trending dapat meningkatkan eksposur dan branding, membuka peluang bagi mereka untuk dikenal di berbagai platform.

Universitas Dian Nusantara terus mendorong mahasiswanya untuk berinovasi dalam industri digital, memanfaatkan tren dan teknologi terbaru, serta menciptakan konten yang tidak hanya menarik, tetapi juga bernilai bagi masyarakat. Dengan pemahaman yang kuat mengenai strategi konten, mahasiswa dapat menjadi bagian dari generasi kreator yang mampu menghadapi persaingan digital dengan kualitas dan profesionalisme.