html hit counter Pengaruh Modernitas: Tantangan dan Tips Bagi Generasi Z dan Generasi Alpha - Universitas Dian Nusantara

Pengaruh Modernitas: Tantangan dan Tips Bagi Generasi Z dan Generasi Alpha

25 Januari 2025

Pada realitanya setiap generasi berkembang pada kurun waktu yang berbeda, dan setiap generasi dihadapkan dengan tantangan unik. Generasi Z dan Generasi Alpha, sebagai generasi true digital native, kerap berpacu pada kondisi dunia yang sering berubah, berpengaruh pada pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Mereka menghabiskan banyak waktu dengan social media surfing, online store surfing, dan aktivitas digital lainnya. 

Beberapa hal yang dihadapi kedua generasi ini mencakup aspek ekonomi, sosial, hingga psikis. Konflik perbedaan pendapat dengan generasi sebelumnya juga menjadi sumber masalah utama, karena Generasi Z dan Generasi Alpha tumbuh dengan nilai dan norma yang berbeda, lebih terbuka terhadap perubahan sosial, hak individu, dan kebebasan berekspresi. Perbedaan ini kerap dianggap "eksentrik" atau "melawan arus" oleh generasi yang lebih tua dengan pemikiran yang terbilang klasikal maupun tradisional. Tantangan ini sering memunculkan berbagai opini terkait Generasi Z dan Generasi Alpha. 

  • Overthinking: Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh Generasi Z dan Generasi Alpha, sering muncul dari konsumsi konten media sosial berlebihan, ketidakpercayaan diri, future-oriented mindset yang berlebihan, dan tekanan sosial untuk sukses.

  • Work-Life Balance: Pekerjaan menjadi prioritas utama bagi kedua generasi ini. Namun, tekanan untuk mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi sering kali menjadi bumerang, terutama dalam mengatur personal space yang mengakibatkan burnout dan menipisnya interaksi waktu dengan keluarga.

  • Tuntutan Sosial: Penilaian atau kritik berlebihan, baik terhadap diri sendiri maupun dari orang lain, dapat menimbulkan berbagai permasalahan. Selain itu, penerapan standar diri yang tidak realistis oleh mayoritas remaja Generasi Z seringkali memicu perdebatan di lingkungan media sosial, yang berujung pada kecemasan. 

Menurut Social Exchange Theory yang dikembangkan oleh John Thibaut dan Harold Kelley (1959), sosiolog George Homans (1961), Richard Emerson (1962), dan Peter Blau (1964), hubungan sosial didasarkan pada penyampaian pesan yang diberikan antar individu, baik dalam bentuk benda maupun tutur kata.

Lebih lanjut, tuntutan sosial yang dipicu oleh dunia entertainment dan diserap oleh Generasi Z dapat menimbulkan ekspektasi tidak realistis, terutama dari segi penampilan dan materi. Hal ini berpotensi menimbulkan keresahan sosial dan memicu depresi serta kecemasan, khususnya bagi remaja Generasi Z.

  • Sedentary Lifestyle dan Pola Makan Tidak Teratur: Dengan meningkatnya tuntutan ekonomi dan pekerjaan, kedua generasi cenderung mengabaikan kesehatan tubuh dengan pola makan yang tidak teratur dan kurangnya aktivitas fisik. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dalam jangka panjang.

Untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul dari kehidupan modern, Generasi Z dan Generasi Alpha dapat melakukan hal berikut:

  • Digital Detox: Pengurangan penggunaan teknologi dan media sosial secara efektif dapat mencegah kecanduan dan stres terhadap trend yang berpotensi memicu anxiety (kecemasan) dan Fear Of Missing Out (FOMO).

  • Manajemen Tempat dan Waktu: Atur waktu dengan baik untuk mencapai work-life balance yang lebih baik. Berinteraksi dengan orang terdekat dapat memberikan dukungan emosional yang alami.

  • Mindfulness: Penerapan mindfulness dapat membantu mengurangi perasaan cemas tentang masa depan atau penyesalan tentang masa lalu, serta melawan rasa inferioritas dari stratifikasi sosial.

  • Olahraga dan Pola Makan Sehat: Berolahraga ringan dan mengatur pola makan yang sehat dapat membantu mengurangi potensi penyakit akibat gaya hidup sedentari. Dalam waktu kerja, secara reguler seseorang juga dapat melakukan stretching kecil untuk meminimalisir persendian yang kaku akibat pergerakan yang kurang.

Mengurangi ketergantungan pada teknologi, manajemen waktu yang baik, dan penerapan mindfulness adalah langkah signifikan untuk menciptakan kehidupan yang lebih seimbang dan bermakna.

Sebagai agent of change masa depan, mahasiswa Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) merupakan salah satu tonggak bangsa Indonesia. UNDIRA menerapkan tata nilai Visioner, Integritas, dan Profesional yang menjadi dasar budi pekerti dan kebijaksanaan bagi setiap civitasnya. Generasi UNDIRA dididik untuk menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan bijak, serta menjadi pribadi harmonis demi menciptakan lingkungan yang lebih baik.

(Kornelia Johana / Humas UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

[email protected]

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id

Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432