Jakarta, 07 November 2024 — Direktorat Kemahasiswaan dan Kerja Sama bersama Direktorat Inovasi dan Pengembangan Usaha Universitas Dian Nusantara, menyelenggarakan Monitoring dan Evaluasi untuk Tenaga Kerja Mandiri Pemula (TKMP) dan Tenaga Kerja Mandiri Lanjutan (TKML) yang melibatkan Wewo Kinarya Bangsa sebagai mitra dalam Program Kementerian Ketenagakerjaan 2024 bertajuk; “Pelaksanaan Swakelola Pendamping Tenaga Kerja Mandiri Pemula dan Tenaga Kerja Mandiri Lanjutan Program Kementerian Ketenagakerjaan 2024”.

Acara ini dihadiri oleh 19 pendamping dari berbagai provinsi yang terdiri dari tenaga pengajar berbagai Universitas. Beberapa dosen Universitas Dian Nusantara turut hadir dalam rangka memberikan input serta pendampingan kepada para TKML dan TKMP. 

Acara dibuka oleh Direktur Kemahasiswaan dan Kerja Sama, Bapak Norman Yachya, S.T., MM, MBA., yang mewakili Rektor dan Wakil Rektor II dan III Universitas Dian Nusantara. Dalam sambutannya, Bapak Norman menekankan pentingnya keselamatan dan adaptabilitas pendamping dalam menghadapi tantangan lapangan.

Beliau juga mengutarakan bahwa dalam pelaksanaan program TKMP dan TKML, terdapat beberapa kendala yang sempat memberikan hambatan. Beberapa hal yang dapat dijumpai seperti kurangnya dana yang diperlukan oleh para pendamping, aksi kriminal beserta terdapat beberapa pungutan liar oleh oknum tidak bertanggung jawab. Tentu dalam rangka mengoptimisasikan berjalannya program dengan kondusif, diperlukan peningkatan keselamatan dan kesejahteraan bagi para pendamping agar dapat melaksanakan tugas dengan baik

Sesi selanjutnya Ibu Dyah Ekarini Ratnaningtyas selaku pembicara Wewo Kinarya Bangsa, menjelaskan peran Wewo dalam mendampingi TKMP dan TKML. Beliau juga memaparkan data terkait capaian program di berbagai provinsi, termasuk jumlah peserta yang telah memiliki strategi pemasaran dan arus kas, serta kepemilikan Nomor Izin Berusaha (NIB) dan rencana bisnis. 

Beliau kemudian menyampaikan data program TKML yang sedang berjalan. Usaha yang sesuai dengan proposal telah diajukan tertinggi terdapat di DKI Jakarta dan Jawa Barat (100%), diikuti oleh Sulawesi Tenggara (99%) dan Sulawesi Tengah (93%). Untuk usaha yang masih berjalan, DKI Jakarta dan Sulawesi Tenggara mencapai 100%, Jawa Barat 99%, dan Sulawesi Tengah 95%. Adapun data persentase penerima bantuan hibah pemerintah tertinggi terdapat di Sulawesi Tenggara (17%) dan DKI Jakarta (15%). 

Penggunaan dana hibah terbanyak terjadi di Jawa Barat (99%) hingga terendah yakni kawasan Sulawesi Tengah (2%). Melalui bantuan beserta pendampingan yang telah berjalan, terdapat kenaikan omzet juga tertinggi di Jawa Barat (41%), DKI Jakarta (15%), Sulawesi Tengah (5%), dan Sulawesi Tenggara (7%).

Direktur Bina PKK Kemnaker, Bapak Iwan Darmawan, SH, ME., turut mengapresiasi acara ini dan mendorong pendamping melaporkan kejadian kriminal atau hambatan yang dialami. Sementara itu, Kepala Balai Perluasan Kesempatan Kerja Bekasi, Ibu Dini Antari W., menyoroti percepatan pencairan dana bagi 317 data yang belum terpenuhi. 

Acara ditutup dengan penyampaian pesan oleh Bapak Norman yang kembali menegaskan komitmen terhadap keselamatan dan efektivitas kerja para pendamping dalam program ini demi peningkatan efektifitas para pelaku usaha di seluruh Indonesia.