Mengetahui Diri Dalam Menuntut Ilmu: Kesadaran Diri Dalam Belajar
.jpg)
Melalui sebuah pembelajaran, seseorang dapat menemukan banyak hal sekaligus mengasah kemampuannya melalui berbagai teori praktikal yang telah dipelajari. Tentunya sebuah kegiatan belajar harus diimbangi dengan mempelajari tata cara berkarakter, ajaran agama dan beserta istirahat yang cukup.
Selain belajar, seseorang tentunya dapat berdiskusi untuk membantu memetakan ilmu yang telah dipelajari. Dalam belajar, seseorang disarankan mempunyai open mindset sehingga dapat menerima berbagai kritik demi perkembangan diri. Dalam salah satu program Hello Campus yang telah diadakan Universitas Dian Nusantara, Drs. Firmansyah juga mengingatkan bahwa pengetahuan dapat dikejar kapan saja dan di mana saja, dengan kemauan sebagai kunci utama untuk memperbaiki diri dan orang lain.
Selain mempunyai semangat untuk menuntut ilmu, seseorang juga harus menyadari batasan seberapa jauh dia dapat mempelajari berbagai ilmu dalam sekaligus sebagai sebuah simbolisme kebijaksanaan. Melalui salah buku yang berjudul “Living the Uncommon Wisdom” yang dibuat oleh Paulus Bambang WS dijelaskan bahwa Harta, posisi dan ilmu hanya memberikan ketenangan bagi yang memanfaatkannya dan mengapresiasi hasil yang telah diraih dari pembelajaran tersebut. Namun sebagaimana yang telah diketahui, manusia secara naluri mempunyai sifat yang selalu ingin tahu serta oportunistis. Melalui buku tersebut beliau juga berpesan secara metaforis bahwa;
“Manusia tidak hanya hidup oleh roti saja. Manusia tidak hanya tenang dari segi material saja.”
Terdapat sebuah frasa dalam bahasa Inggris “don’t bite more than you can chew” yang mempunyai arti janganlah makan dengan porsi yang berlebihan. Selain dalam konsep konsumsi, hal tersebut dapat diaplikasikan pada pembelajaran. Belajar merupakan kegiatan yang dimulai dari suatu kehausan atas konsep yang telah ada yang dapat dilihat atau dirasakan, namun seseorang harus mengetahui seberapa limit yang bisa mereka dapatkan dan kemana mereka akan memfokuskan hasil belajar yang telah diraih. Hal ini juga berkaitan dengan mengenal diri sendiri, yakni kegiatan dimana seseorang melihat dengan seksama kelemahan dan kekuatannya sebagai dasar mengembangkan pribadi tanpa harus mengikuti jejak orang lain.
Dengan mengetahui limitasi pribadi, seseorang dapat mengenali kelemahan dan kelebihan dirinya sehingga pada suatu saat tertentu jika memungkinkan mereka dapat terhindar dari manipulasi psikologis baik dari diri sendiri ataupun luar serta kesengsaraan batin.
Dalam buku “Living the Uncommon Wisdom” juga dijelaskan bahwa kecukupan merupakan salah satu kunci dalam menuntut ilmu. Cukup, merupakan kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk diaplikasikan pada dasarnya. Cukup bukan hanya muncul dari sisi pemikiran yang matang ataupun secara matematis dan kalkulasi yang cermat, namun melalui sebuah pangkal budi, kepekaan moral sosial serta rasa bersyukur terhadap hasil yang telah diraih melalui ketekunan.
Hal terakhir yang harus dilihat oleh seseorang ketika menekuni sebuah ilmu adalah, janganlah berpikir bahwa belajar merupakan langkah menuju mendapatkan validitas dari orang lain. Jikalau seseorang berangkat untuk mendapatkan atau melakukan sesuatu dengan dasar meraih validitas orang lain, maka akan terdapat rasa ketidakpuasan terhadap apapun yang ia kerjakan.
“Seseorang jadi sukses atau gagal, pemenang atau pecundang, bukan berawal dari kompetensi atau perilaku melainkan karena pola pikir yang dia miliki.”
Sebuah kegiatan belajar tentunya datang dari motivasi diri untuk menjadi lebih baik dari diri sendiri. Pada akhirnya, dalam menuntut ilmu seseorang memerlukan untuk menjadi dirinya sendiri. Walaupun dengan mengetahui kelemahan dalam bidang yang bukan keahliannya, bukan berarti seseorang sudah berada dijalan yang ditetapkan. Kelemahanmu adalah kekuatanmu, kekuatanmu adalah kekuranganmu - Belajar dapat diibaratkan sebagai sebuah bentuk perjalanan, ketika sebuah kelemahan terungkap dimana seseorang bukanlah seorang ahli dalam bidang tertentu maka belajarlah dengan ritme yang sesuai sebagai bentuk pengembangan pribadi baik secara kognitif dan karakteristik.
Hal ini berlaku terutama bagi para mahasiswa baru Universitas Dian Nusantara, karena masa depan kalian yang berada di depan mata merupakan refleksi dari kepada siapakah niat belajar anda tertuju. Apakah anda mahasiswa karena anda belajar, atau anda terpelajar karena anda mahasiswa?. Dengan menerapkan salah satu core dari UNDIRA yakni Integritas, maka seseorang akan menemukan pola pikirnya yang bijaksana dalam belajar. Karena belajar merupakan perjalanan dari hidup, dan hidup adalah suatu pelajaran.
(Kornelia Johana / Humas UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id

Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432