html hit counter Kritik Sosial dan Sosialita Kehidupan: Menelusuri Perspektif Sastra Franz Kafka - Universitas Dian Nusantara

Kritik Sosial dan Sosialita Kehidupan: Menelusuri Perspektif Sastra Franz Kafka

06 September 2024

Melalui sebuah novel, seseorang dapat memahami berbagai permasalahan sosial yang dituangkan dalam karya tulis. Hal ini sangat bermanfaat karena selain adanya peningkatan emansipasi membaca dan referensi pemikiran dari apa yang sudah ditulis seseorang. Dalam dunia sastra sebuah kajian novel dapat berguna dalam bidang riset terhadap perkembangan bahasa dan juga budaya beserta catatan sejarah sosial manusia.

Menurut Sumerdjo dan Saini (1997: 3-4), sastra adalah ungkapan manusia dalam bentuk pengalaman, pemikiran, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk karya yang membangkitkan respon emosional dengan alat bahasa. 

Melalui kajian kesusastraan seseorang juga dapat membuka mindfulnes terhadap berbagai kritik sosial di era tertentu yang membahas berbagai masalah secara satirikal ataupun dalam sebuah alegori. Melalui Universitas Dian Nusantara yang membekali pengetahuan ilmu bahasa dengan adanya Program Studi Sastra Inggris. Melalui pembelajaran Sastra Inggris, seseorang dapat menelaah record sastra dan mempelajari bagaimana sebuah budaya yang dituangkan dalam karya dapat membentuk pola pikir sosial dalam jangka waktu tertentu.  

Salah satu rekap sastra yang dikenal di dunia adalah Metamorfosis, karya Franz Kafka tahun 1915 yang membahas problematika sosial dan bagaimana konsep strata sosial dapat membentuk pemikiran. Dalam gaya tulisannya, Franz Kafka cenderung menggunakan penggambaran absurd dan sering kali tidak logis, yang mencerminkan perasaan terasing dan ketidakberdayaan dalam lingkup sosial sebagai bentuk konsep alienasi serta tekanan yang timbul dari penerapan norma sosial. 

Metamorfosis sendiri merupakan novel yang menceritakan seorang tokoh utama manusia yang bernama Gregor Samsa, yang dalam novel terbangun sebagai seekor serangga. Gregor sendiri dalam sosok manusianya merupakan anak laki laki yang mempunyai adik perepuan bernama Grete dan menjadi tulang punggung keluarga. Gregor sendiri berprofesi sebagai seorang pedagang dibawah suatu perusahaan dan memiliki ayah yang abusif karena ketidakpuasan terhadap kehidupan dan anaknya Gregor yang dilihat sebagai kegagalan keluarga karena pekerjaannya. Hal ini lantas menimbulkan beban psikis bagi Gregor yang menyebabkan dia mengurung diri dalam kurun waktu yang lama, bahkan ruanganya menjadi sangat kotor karena sanitasi yang minimum.

Seiring berjalannya waktu, Grete dan ibu dari Gregor yang awalnya memperhatikan Gregor mulai menjauh serta behkan menggangap Gregor sebagai “mahluk itu” seakan akan Gregor sudah benar dianggap bukan manusia oleh keluarganya sendiri. Pada akhirnya saat keluarganya menyewakan apartemen yang ditinggali termasuk dengan Gregor yang akhirnya wafat ditengah kesendiriannya dalam keadaan depresinya.

Sebagaimana yang diketahui dalam sosialita, terutama semenjak adanya revolusi industri pada abad 18 terutama pada penerapan kelas strata sosial yang berdampak pada fragmentasi serta kesenjangan kelas masyarakat. Dengan adanya tuntutan sosial berlebih dikarenakan pemikiran Liberalisme yang mendukung persaingan meningkatkan mutu hidup melalui pencapaian ekonomi, secara tidak langsung berpotensi memupuk tekanan kepada seseorang yang membuat mereka selalu merasa bahwa hidupnya akan selalu tidak nyaman karena perdebatan ekonomi. Hal ini Khususnya dapat terlihat dalam kasta dan tata norma sosial di masyarakat Eropa yang pada zaman Franz Kafka memberdayakan budaya fragmentasi pengelompokan sosial berdasarkan status dan kekayaan.

Dengan adanya tekanan tersebut, seseorang dapat mengalami krisis identitas dikarenakan pemenuhan ekonomi melalui pekerjaan yang membuatnya mempertanyakan keberadaan dirinya. Melalui novel Metamorfosis tersebut, Franz Kafka menggambarkan bagaimana penerapan segmentasi sosial melalui ekonomi merupakan sistem yang merugikan bagi psikis beberapa orang dan akan menimbulkan alienasi karena tekanan yang diterapkan standarisasi dalam bersosial akan membebani kaum pekerja, seperti contoh Gregor Samsa yang menjadi seorang pedagang kain keliling yang mendapatkan perlakuan abusive di lingkungan kerja dan oleh keluarganya sendiri. 

Melalui sebuah kajian sastra yang dapat dipelajari oleh mahasiswa Sastra Inggris Universitas Dian Nusantara, diharapkan memberikan bekal kepada mahasiswa untuk berpikir kritis dan analitis dalam mengkaji dan mengulas karya-karya sastra serta menghubungkannya dengan konteks kehidupan masa kini. Selain adanya kemampuan kognitif sehingga terampil di dunia kerja, adanya pembelajaran dari kritik sosial sesuai masanya akan mengembangkan sikap kebijaksanaan.

(Danang Respati Wicaksono / HUMAS UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

[email protected]

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id

Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432