html hit counter Manajemen Emosi untuk Produktivitas: Sebuah Kunci Keberhasilan - Universitas Dian Nusantara

Manajemen Emosi untuk Produktivitas: Sebuah Kunci Keberhasilan

Dilihat : 14
26 Juli 2024

Emosi merupakan bagian dari kehidupan sehari hari yang dapat menimbulkan berbagai reaksi seperti stress dan kekhawatiran. Melalui reaksi tersebut, seseorang dapat mengalami kejadian seperti pola nafas yang tidak teratur sampai dengan detak jantung yang menyebabkan naiknya tekanan darah, secara otomatis kedua hal tersebut menimbulkan penurunan konsentrasi ataupun akurasi.

Menurut salah satu psikolog Sigmund Freud, lonjakan emosi merupakan sesuatu yang tidak bisa dikendalikan oleh manusia secara sadar. Beliau bahkan mengatakan bahwa kesadaran hanya merupakan titik kecil dalam diri manusia. Hal ini juga berkaitan dengan keberadaan gagasan id, ego dan superego yang merupakan pendorong dari suatu aksi yang dilakukan manusia. 

Id merupakan Id merupakan hal yang mendasari respon emosional seseorang. Id dapat disebut juga sebagai bagian kepribadian yang mengatur dasar kebutuhan seseorang seperti makan, minum, dan tidur. Ego merupakan bagian yang berurusan dengan penalaran terhadap suatu kasus yang dilihat atau dirasakan melalui kerangka logika. Super Ego merupakan kulminasi dari kedua hal tersebut namun, Superego bertugas sebagai landasan moralitas yang diambil seseorang dalam mengambil keputusan melalui berbagai aspek seperti moral dan etnis. 

Emosi sangat berkaitan kepada kondisi kesehatan seseorang. Dalam beberapa kasus adanya fluktuasi emosional dapat menimbulkan berbagai efek seperti menurunnya sistem imunitas, kenaikan gula darah, kenaikan kolesterol, bahkan gangguan pernafasan. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun berolahraga, kondisi tersebut dapat mengganggu produktivitas dan hail yang ingin diraih. Maka dari itu, pengontrolan emosi merupakan hal yang patut dikuasai oleh seseorang sehingga dapat meningkatkan fokus dan kesehatan demi produktivitas. 

Melalui salah satu buku “Being Unhappy Is a Choice” karya Adi K., terdapat pembelajaran bahwa walaupun terdapat kontrol tehadap pemrosesan emosi seseorang, harus diketahui bahwa sebuah emosi hanya merupakan proyeksi terhadap apa kemauan yang diinginkan. Jika seseorang mampu mengendalikan emosi dan hasrat yang timbul karena berbagai faktor demi menjadi dirinya sendiri dan menjalani hidup dengan mental yang sehat, maka seseorang sudah menjalani hidup dengan bahagia walaupun mengadopsi pemikiran bahwa ‘Kebahagiaan adalah sebuah pilihan’.

Salah satu aspek lain dari adanya fluktuasi emosi yakni lack of self worth atau ketidakpercayaan diri, juga dapat mengakibatkan menurunnya fokus. Sebagai contoh pada olahraga memanah atau menembak jika terjadi turbulensi emosi, maka ketepatan decision making untuk mengenai target bidikan akan terganggu dengan adanya kenaikan ritme nafas beserta detak jantung. Walaupun terlihat sepele, hal tersebut juga berkaitan dengan kontrol emosi. Dengan itu, adanya penenangan pikiran melalui kegiatan mindfulness, mengatur pola nafas dan mengosongkan pikiran terhadap hal atau emosi negatif cenderung akan membantu fokus seseorang.

Menurut Frederic Skinner yang mengimplementasikan pembelajaran dengan metode Grooming dimana adanya reward terhadap suatu kegiatan tertentu yang diharapkan dapat menghasilkan tujuan yang diharapkan, ini disebut Operant Conditioning. Selain adanya strategi metode implementasi oleh Skinner, terdapat metode Coping yang ditujukan untuk mengelola stres, tantangan, atau konflik yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. 

Coping dapat melibatkan strategi kognitif, seperti mengubah cara berpikir tentang situasi, atau tindakan langsung, seperti mencari bantuan atau menghindari situasi yang menimbulkan stres. Dua metode tersebut tentunya dapat meminimalisir fluktuasi emosi negatif seseorang dan diharapkan dapat menciptakan kinerja yang kondusif bagi kegiatan yang dijalani. Keberadaan metode ini dapat membantu pengelolaan emosi internal dengan adanya dorongan eksternal.

Dengan memahami dan menerima bahwa kita tidak dapat mengendalikan segala sesuatu di luar diri kita, namun dapat mengendalikan sikap dan reaksi kita terhadap peristiwa tersebut, kita dapat mencapai ketenangan batin. Dengan adanya pengontrolan emosi, diharapkan suatu individu dapat mencapai target yang ditetapkan sebagai bentuk keberhasilan mengalahkan emosi negatif dari interalisasi yang berpotensi menjadi penghalang suatu individu.

(Kornelia Johana / Humas UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

[email protected]

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id

Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432