Novelty atau keunikan merupakan sesuatu yang sudah menjadi target yang diinginkan setiap inovator maupun masyarakat umum sebagai konsumen. Namun ditengah derasnya inovasi, kita cenderung menemukan kesulitan untuk menciptakan sesuatu yang berkesan benar-benar terbarukan. 

Meskipun konsep inovasi merupakan sebuah mesin penggerak yang mampu menopang laju kehidupan, namun pada dasarnya inovasi yang dapat dihasilkan memiliki titik lemah yakni semakin banyak inovasi yang ditemui, semakin kecil peluang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang benar-benar memiliki nilai Novelty. Mengacu pada keterbatasan dunia inovasi, inilah yang mendorong kita untuk mengatasinya melalui salah satu metode yakni; Amati, Tiru Modifikasi atau singkatnya ATM.

Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM) atau dalam bahasa teknisnya dikenal dengan nama Incremental Innovation, merupakan salah satu strategi efektif yang tidak hanya digunakan dalam dunia bisnis, namun juga berbagai sektor lainnya dalam menunjang produksi dalam jangka panjang. 

Hal tersebut sangat berbeda dari pandangan beberapa individu yang menyamakan metode ATM merupakan sebuah bentuk Plagiarisme, skema Amati, Tiru dan Modifikasi merujuk pada proses pembelajaran secara menyeluruh sebuah karya untuk kemudian dapat dikembangkan lebih jauh dengan menyertakan beberapa modifikasi demi menambah nilai dan nuansa kebaruannya. 

Singkatnya kawan UNDIRA, metode ATM merupakan proses reverse engineering atau proses pembedahan ulang sebuah karya untuk kemudian dimodifikasi ulang demi menghasilkan sebuah karya terbarukan versi kita masing-masing. Beberapa hasil produk dari metode ATM dapat kita amati setiap harinya, mulai dari pembuatan kendaraan EV terjangkau dengan nuansa premium seperti BYD dari kompetitornya Tesla, sampai dengan perancangan kembali karya agar sesuai dengan demografi sebagai contoh; Karya Madilog yang berdasarkan prinsip Marxism. 

Selain itu, metode ATM juga memiliki beberapa manfaat lainnya yang dapat menjadi referensi kawan UNDIRA, yakni;

1. Menghemat Waktu dan Efisiensi Manfaat terbesar yang mampu diraih dari implementasi metode ATM merupakan efisiensi, tidak hanya dari segi waktu, namun juga dari segi pemikiran. Dengan mengamati karya yang sudah ada, kita dapat melewati fase trial and error atau uji coba yang didapatkan ketika kita benar benar memulai suatu pembuatan karya dari bagan konsep.

2. Meminimalisir Resiko Kegagalan Menciptakan inovasi dari nol memiliki tantangan besar, terutama risiko ide yang belum tentu diterima pasar. Di sinilah metode Amati, Tiru, dan Modifikasi berperan strategis. Dengan menggunakan konsep yang sudah teruji sebagai landasan, kita dapat menekan risiko kegagalan secara signifikan. Kuncinya adalah diferensiasi: pastikan Anda menyuntikkan keunikan tersendiri agar produk Anda menawarkan nilai lebih, bukan sekadar duplikasi.

3. Learning Curve yang lebih aksesibel kepada publik Bagi pemula, metode ATM adalah cara belajar terbaik. Dengan meniru standar industri yang sudah ada, Anda secara otomatis belajar tentang struktur, kualitas, dan standar yang diharapkan oleh audiens atau konsumen. Selain itu terdapat kemungkinan juga untuk kita untuk merekayasa ulang sekaligus menyederhanakan sektor keilmuan terkait.

Pada akhirnya, di era Society 5.0 dan Industry 5.0 yang menuntut kecepatan dan ketepatan solusi, kita tidak lagi dituntut untuk selalu menemukan "roda baru", melainkan bagaimana membuat roda tersebut berputar lebih cepat dan efisien bagi masyarakat. Metode ATM mengajarkan kita untuk tidak sekadar menjadi penonton atau penjiplak, tetapi menjadi inovator cerdas yang mampu melihat peluang dari apa yang sudah ada.

Jadi, Kawan UNDIRA, jangan takut untuk memulai dengan meniru langkah para raksasa, selama kalian siap memberikan sentuhan modifikasi yang bernilai. Mulailah amati sekeliling, temukan celahnya, dan ciptakan solusi versi terbaik kalian. Selamat berkarya dan berinovasi!.

Seperti yang dinyatakan Isaac Newton; “If I have seen further, it is by standing on the shoulders of giants”, inovasi dapat terlahir dari inspirasi yang kita lihat dan adaptasikan kembali.