Kearifan Lokal di Etalase Global: Dosen UNDIRA Selaraskan Nilai Tradisional Suku Baduy dengan Pemasaran Modern
Kita saat ini hidup di era industri dan interkonektivitas. Dengan menyebarnya Demografi yang semakin hari menjadi digital native sekaligus ahli dalam pemanfaatan teknologi, maka sudah tidak dapat dipungkiri bahwa kini adaptasi sangatlah diperlukan bagi semua pihak untuk dapat mengikuti lajur perkembangan dunia.
Indonesia merupakan negara archipelago atau kepulauan yang memiliki lebih dari 286 juta jiwa, yang tersebar di 17.000 pulau dan 1.300 suku bangsa. Sebagai salah satu negara yang memiliki tingkat kearifan lokal yang luar biasa, Indonesia memiliki warisan budaya yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Kearifan lokal dan budaya inilah yang memberikan Indonesia daya saing kuat di panggung keragaman budaya dunia. Hal ini juga menciptakan keunikan, yang berakar kuat pada pandangan hidup yang tercermin dalam setiap manifestasi budaya suku-suku di Indonesia. Salah satu masyarakat dengan kekayaan budaya terkenal hingga saat ini, merupakan Suku Baduy.
Sebagai latar belakang, Suku Baduy sendiri merupakan suku yang memiliki tatanan sistem agrikultur yang cukup besar. Selain itu, Suku Baduy juga dikenal dengan hasil laut yang kaya akan variasinya. Beberapa diantara hasil alam Suku Baduy berupa; Padi, Ikan Asin, Madu, beserta hasil alam yang telah dikelola seperti tas Koja.
Dengan mayoritas hasil alam yang disimpan dalam sebuah lumbung yang akan dibagikan secara menyeluruh kepada anggota keluarga yang ada, lantas diketahui bahwa terdapat sebuah Social Insurance System atau sebuah sistem yang mumpuni keberlangsungan sosial masyarakat Baduy.
Meski demikian, ditengah kekayaan budaya yang dimiliki Suku Baduy terdapat sebuah cultural gap antara penduduk untuk mengikuti perkembangan zaman. Hal tersebut dapat didasari oleh berbagai faktor, mulai dari adat istiadat sampai dengan ketidaktersediaan masyarakat untuk mengikuti modernisasi.
Menghadapi tantangan diantara kelestarian budaya masyarakat Baduy dan percepatan modernisasi, Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) turut menyelenggarakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Kegiatan ini difokuskan pada masyarakat Baduy, yang dikenal luas karena keteguhannya dalam menjaga kearifan lokal dan adat istiadatnya dari pengaruh luar dengan tujuan meningkatkan taraf perekonomian masyarakat Baduy, tanpa menghilangkan otentisitas budaya mereka.
Menurut pandangan Cinner dan Bernes (2019) beserta Sharifi (2023), ketahanan sosio-ekologis sebuah komunitas dapat disertai dengan adanya kesenjangan budaya (cultural gap) dikarenakan adanya kekurangan komunikasi atau modernisasi dengan dunia luar. Hal tersebut dapat mempengaruhi laju perkembangan sosial dan perekonomian, sekaligus mengikis keberlangsungan hidup dalam jangka panjang.
Mengacu pada tantangan perubahan industri dan zaman yang saat ini, otentisitas budaya dan social heritage yang dimiliki Indonesia tentunya perlu beradaptasi demi meningkatkan taraf hidup sosial dan ekonomi. Hal tersebut tentunya berkaitan erat dengan konsep Sustainable Development Growth (SDG).
Dengan memfokuskan PkM pada masyarakat Baduy luar yang telah terjamah dengan kegiatan eksternal, team PkM UNDIRA turut mengupayakan dorongan masyarakat Baduy untuk mempromosikan keunikan budaya sekaligus hasil alam mereka. Kian menipisnya minat akan sistem barter untuk menjual dan membeli, maka masyarakat Baduy perlu berinovasi dalam ranah lainnya demi memperoleh penghasilan.
Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) bertajuk; "Pepakem Baduy: Sustainable Marketing Architecture and Socio-Ecological Resilience in the Midst of the Current of Modernity", tidak hanya mengungkap lebih dekat kehidupan beserta tatanan sosial Suku Baduy, namun juga menguak bagaimana persimpangan antara budaya dan modernitas dapat membuahkan nilai tambah dalam memajukan taraf hidup masyarakat Baduy.
Melalui PkM tersebut, tim UNDIRA mengungkap bahwa otentisitas budaya yang dijaga ketat oleh Suku Baduy bukanlah sebuah ketertinggalan, melainkan sebuah hasil komoditas yang berkualitas lengkap dengan otentisitasnya yang mampu memberikan nilai tambah tersendiri di pasar dagang.
Sumber Referensi:
(Danang Respati Wicaksono / Humas UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Lainnya
Meningkatkan Literasi Digital Akademik, LRPM Universitas Dian Nusantara Gelar Workshop “Cerdas Menelusuri Informasi: Pemanfaatan Gale dan E-Resource Terkini”
Read more
Ego dan Wacana: Mari Pupuk Empati serta Kebijaksanaan dalam Bertindak Tutur
Read more
UNDIRA Dorong Kualitas Riset dengan Workshop Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat
Read more
Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432