Jakarta, 17 Oktober 2025 - “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, ungkapan tersebut merupakan salah satu sentimen yang disepakati publik. Dengan roda perekonomian serta tuntutan sosial yang kian meningkat, maka kesehatan yang baik tentu sudah menjadi investasi terbesar bagi keberlangsungan hidup manusia. 

Namun dibalik effort kita dalam menjaga kesehatan, kehidupan modern yang membawa kenyamanan dan kemudahan sehari-hari kerap memberikan tantangan tersendiri bagi manusia. Salah satu penyakit yang kerap menghantui kesehatan kita ditengah kehidupan modern, ialah kanker. 

Sesungguhnya pencegahan dimulai dari lingkungan terkecil beserta lifestyle kita masing-masing. Maka dalam rangka memberikan pemahaman lebih jauh terhadap kanker dan cara mencegahnya, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Dian Nusantara (BEM UNDIRA) yang turut berkoordinasi dengan Yayasan Peduli Kanker Indonesia (YPKI) turut membawakan seminar offline di Kampus Tanjung Duren Universitas Dian Nusantara, Jakarta Barat. Seminar tersebut tidak hanya terbuka bagi para tenaga pendidik, namun mahasiswa juga berkesempatan untuk menghadiri seminar tersebut. 

Menurut ibu Bunga, salah satu narasumber dari YPKI, kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya yang tidak hanya dapat datang dalam waktu tidak terduga, namun juga merupakan penyakit yang mematikan di seluruh dunia. Menurut beliau, pada tahun 2018 - 2022 lalu di Indonesia sendiri terdapat sekitar 8,1 juta hingga 9,6 juta jiwa yang terkena penyakit kanker.

Dari sudut pandang medis, kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh transformasi sel normal menjadi sel abnormal. Perubahan fundamental ini dapat dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, mulai dari faktor keturunan (genetik), pilihan gaya hidup yang tidak sehat, hingga paparan dari lingkungan eksternal seperti radiasi dan zat kimia berbahaya.

Beliau berkata bahwa kanker dapat menyerang berbagai usia dan gender. Kanker dapat berawal dari hal terkecil, dapat merambah lebih buruk ketika tidak dihiraukan. Beliau kemudian menjelaskan bahwa terdapat tiga kasus kanker yang perlu diwaspadai; Kanker Prostat, Kanker Rahim, dan Kanker Payudara.

“Penyakit kanker seringkali diawali dengan fase tumor jinak, yakni pertumbuhan sel abnormal yang gejalanya mungkin tidak signifikan sehingga cenderung terabaikan. Namun, jika dibiarkan tanpa penanganan medis, tumor tersebut berpotensi bertransformasi menjadi ganas, yang sifatnya jauh lebih merusak. Kanker ganas tidak hanya menyerang bagian lokal, tetapi juga dapat menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh.” ujar beliau.

Berbagai langkah medis dapat ditempuh dalam menghadapi kanker, mencakup deteksi dini melalui tes spesifik seperti PSA dan Pap Smear, tindakan preventif seperti vaksinasi Gardasil 9, hingga terapi utama seperti kemoterapi. 

Namun, bagi sebagian orang yang tidak dapat menjalankan rangkaian perawatan medis ini secara penuh, maupun tidak memiliki kondisi fisik yang dapat menerima perawatan intensif seperti kemoterapi, terdapat beberapa pilihan pengobatan alami untuk meminimalisir perkembangan sel tumor. 

Salah satu pendekatan alami yang populer adalah memanfaatkan kekuatan antioksidan dari tanaman herbal. Sebagai contoh, Temu Putih (Curcuma zedoaria) telah lama diteliti karena kaya akan anti karsinogenik (penghambat kanker) sebesar 95%. Tanaman ini dapat dikeringkan dan dijadikan bubuk yang dapat diseduh lalu dicampurkan dalam minuman. 

Diharapkan dengan adanya sosialisasi terkait kanker pada hari ini, ilmu yang didapatkan akan bermanfaat dalam menunjang kesehatan yang berkelanjutan di kemudian hari bagi seluruh mahasiswa serta tenaga pendidik UNDIRA.