Merajut Budaya dan Kearifan Lokal Turun Temurun: Perjalan Singkat Batik Sebagai Identitas Nusantara
.jpg)
Indonesia merupakan negara dengan keberagaman yang tersebar di seluruh penjuru, mulai dari Sabang hingga Merauke. Secara geografis, Indonesia adalah negara kepulauan (archipelago) terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, 38 provinsi, dan lebih dari 1.300 suku bangsa. Kekayaan tersebut tidak hanya terlihat dari bentang alamnya, melainkan juga dari ragam warisan budaya yang hidup, tumbuh, dan diwariskan turun-temurun. Kini salah satu budaya turun temurun yang telah menjadi simbol dari warisan budaya Indonesia, ialah Batik.
Kata “batik” berasal dari bahasa Jawa “ambatik”, gabungan dari kata amba (menulis) dan titik (titik). Secara sederhana, batik bermakna “menulis dengan titik” yang merujuk pada teknik menggambar motif di atas kain menggunakan canting dan malam (lilin).
Sejarah mencatat, kesenian membatik sudah ada sejak abad ke-13 pada masa Kerajaan Majapahit. Pada kala tersebut, batik hanya dikenakan di kalangan keluarga kerajaan dan kaum bangsawan pada saat tertentu saja. Namun seiring berjalannya waktu, seni membatik menyebar ke berbagai lapisan masyarakat, sebagai bentuk kesenian lokal sekaligus sumber mata pencaharian. Lantas terciptalah berbagai pola batik yang berbeda pada setiap daerah di Indonesia.
Perkembangan dan popularitas Batik-pun kian mengalami peningkatan terutama pada abad ke 17 hingga saat ini. Kini setiap pola batik dari berbagai daerah di Indonesia telah mengandung makna serta keragamannya masing-masing.
Berbagai daerah bahkan telah mengadaptasi dan mengembangkan pola dan warna masing masing, sebagai contoh; Batik Bali hadir dengan motif Dewa Hindu, Flora dan Fauna lalu Batik Jawa yang mayoritas diantaranya memiliki corak yang didominasi warna cokelat.
Contoh lainnya meliputi Batik Parang melambangkan keberanian dan perjuangan tanpa henti, sementara Batik Kawung merepresentasikan kesucian hati dan pengendalian diri. Kekayaan makna ini membuat batik relevan sepanjang zaman dan tetap hidup meski dunia terus berubah.
Maka setiap jenis batik tidak hanya memancarkan keindahan visual, tetapi juga menyimpan makna bersejarah serta filosofi yang mendalam, menjadikannya lebih dari sekadar kain, melainkan sebuah karya seni bernilai tinggi.
Sebagai apresiasi atas pengakuan Batik beserta posisinya yang bernilai dalam budaya nusantara, maka pada tahun 2009 lalu, UNESCO menetapkan secara resmi Batik sebagai bagian dari Cultural Heritage of Humanity atau Warisan Budaya dari Indonesia. Lantas dengan demikian, Batik kini telah menjadi kebangaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia sekaligus menjadikannya timeless piece of art atau seni yang tidak mengenal waktu yang kini mengikat Indonesia dalam satu kesatuan budaya.
Maka dari itu dengan jatuhnya Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2025, marilah kita bersama sejenak mengapresiasi ide, kearifan lokal beserta makna yang tertuang melalui dalam kuas lilin diatas kain yang berhasil memancarkan identitas beserta ideologi bangsa Indonesia dari waktu ke waktu.
Sumber referensi:
Tak Banyak yang Tahu, Ini Ternyata Arti dari Kata "Batik"
Memahami Tentang Sejarah Batik Indonesia dan Ragam-ragamnya
Menilik Sejarah Batik, Salah Satu Duta Budaya Indonesia
(Kornelia Johana Dacosta / Humas UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Lainnya

Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432