Simak! Berikut 5 Software yang Perlu Didalami dan Dikuasai Mahasiswa Dalam Era Multidisipliner
.jpg)
Era society dan industri 5.0 membawa berbagai tantangan bagi para Generasi Z, yang terasa baik secara sosial maupun ekonomi. Keberadaan teknologi dan meledaknya jumlah demografi saat ini tentu tidak membawa ketenangan pula. Di berbagai daerah di Indonesia, kini kita dapat melihat persaingan kerja tumbuh dengan begitu ketat. Maka dari itu, penting bagi Generasi Z untuk mengubah strateginya, terutama dalam meraih ilmu.
Saat ini bukti kelulusan dari satu bidang keahlian unilateral, tidak menjamin kehidupan. Terlebih lagi dengan pengembangan AI dan Machine Learning yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik, Time waits for no one.
Kehidupan saat ini menuntut kita untuk mengerahkan hampir 80% lebih ruang potensi kita. Beruntungnya, saat ini dengan jangkauan era teknologi yang memberikan kebebasan di tangan kita - berbagai skillset dengan mudah melalui penggunaan aplikas dan software. Bagi kawan UNDIRA yang ingin mencoba mendalami skill set interdisipliner mungkin dapat mencoba mendalami beberapa aplikasi berikut:
-
Capcut
Capcut merupakan sebuah video editing software yang mampu mengembangkan video editing skill. Meskipun Capcut tidak menawarkan kebebasan editing sebesar After Effects maupun Premiere Pro dari keluarga Adobe, namun fleksibilitas dan kemudahan interface Capcut akan membuka jalan Kawan UNDIRA menjadi professional video editor baik sebagai main hustle ataupun side hustle.
-
Canva
Sebuah software multifungsi untuk desain grafis, Canva menawarkan kemudahan akses bagi setiap pengguna baik dari level senior maupun junior desainer. Selain itu, berbeda dari saudara besarnya yakni Photoshop - Canva memungkinkan adanya kolaborasi real time terhadap pengerjaan desain. Bahkan Seorang jurusan teknik-pun harus dapat mendesain proyek mereka demi menarik minat investor
Selain itu, Canva juga cenderung lebih mudah digunakan. Maka tidak mengherankan berbagai freelance sosial media jobs dan jr. graphic designer menempatkan Canva sebagai preferensi.
-
Visual Studio Code (VSC) dan Google Colab
Bagi para kawan UNDIRA yang ingin mendalami koding dan software development, VSC dan Google Colab menawarkan proses koding dasar, hemat waktu dan gratis (open source). Selain itu bagi programmer awal, VSC menawarkan opsi Intellisense atau seperti fitur autocorrect dan juga keduanya memberikan fitur debugging yang memungkinkan program dijalankan dan diuji dihari yang sama. Google Collab juga yang terintegrasi dengan Google Workspace sehingga data coding dapat tersimpan dalam sistem cloud.
-
TinkerCAD, FreeCAD dan Blender
Kedua ‘anak’ dari keluarga CAD menawarkan kebebasan dalam mendesain Building Information Management (BIM) melalui software yang gratis dan tidak mendorong fitur subskripsi. TinkerCAD dan FreeCAD juga memiliki keleluasaan yang lebih aksesibel dibandingkan dengan AutoCAD yang sudah tergolong sistem BIM advanced.
Di sisi lain, Blender turut menawarkan fitur 3D modelling yang memungkinkan proses pembelajaran secara mendalam dalam merancang berbagai jenis model 3D—mulai dari karakter hingga bangunan. Tak hanya itu, Blender juga dilengkapi dengan fitur animation rendering yang memungkinkan kawan-kawan UNDIRA untuk menciptakan mini movie berbasis 3D secara mandiri.
Meski demikian, kelemahan utama Blender terletak pada kebutuhan daya komputasi yang tinggi. Untuk menjalankan seluruh kemampuannya secara optimal, aplikasi ini memerlukan perangkat dengan spesifikasi tinggi, seperti laptop atau PC kelas atas.
-
Excel dan Google Sheet
Bukan lagi menjadi surprise bahwa Excel dan Google Sheet akan memasuki list. Selain memudahkan proses analisa data, banyak pekerjaan saat ini menyatakan adanya kemampuan basic dalam mengoperasikan Microsoft Excel maupun Google Sheet.
Meskipun demikian mayoritas pekerjaan kini dimudahkan dengan adanya AI, penguasaan skill tetaplah prioritas utama untuk mengembangkan kompetensi, terutama di era society dan industri 5.0 yang menuntut kita menempuh lebih dari 1 peran saja. Ingat kawan UNDIRA, ketidaktergantungan berlebih kepada AI tidak hanya menumbuhkan sifat ketidakdisiplinan, namun juga menurunkan integritas kita dalam berkarya dan berinovasi.
Penguasaan skill multidisipliner menjadi kunci yang tak hanya memperkaya kapasitas pengetahaun seseorang, tetapi juga menjaga relevansi dan keberlanjutan diri dalam era yang penuh dinamika dan persaingan ini.
(Danang Respati Wicaksono / Humas UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Lainnya

Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432