Jakarta, 19 Agustus 2026 - Seorang alumni adalah perwujudan nyata dari kebanggaan sekaligus keberhasilan perguruan tinggi dalam mencetak lulusan yang bukan hanya kompeten, tetapi juga unggul serta siap mengabdi bagi bangsa dan negara. Lebih dari sekadar simbol kebanggaan, keberadaan alumni juga merepresentasikan ketangguhan dan kekokohan jalinan silaturahmi yang akan senantiasa terjaga.

Selain itu, alumni adalah testimoni hidup yang memberi harapan kepada generasi penerus, bahwa perjuangan mereka selama menempuh perkuliahan bukanlah tanpa arti, melainkan bagian dari api perjuangan yang harus terus menyala dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dengan mengetahui pentingnya peran alumni terutama dalam menjaga silaturahmi dan menjadi dasar motivasi bagi mahasiswa aktif, maka Biro Karir dan Alumni berhasil membentuk kepengurusan Ikatan Alumni Universitas Dian Nusantara (IKA UNDIRA) pertama untuk periode 2025/2026 pada tanggal 16 Agustus 2025. Adapula keanggotaan Perdana IKA Alumni terdiri dari beberapa representative lulusan UNDIRA, yakni; sdr. Gilbert Leonardo Devincie, sdr. Muhammad Faisal, sdri. Elisa Fitrianti Munawaroh, sdr. Denudin Sobari, sdri. Meta Islami, dan sdri. Dwi Ambar Wati. 

Diharapkan dengan terbentuknya kepengurusan IKA UNDIRA solidaritas, silaturahmi, serta kolaborasi antar alumni dapat semakin terjaga. Kehadiran Ikatan Alumni UNDIRA menjadi bukti nyata bahwa keluarga besar Universitas Dian Nusantara terus berdiri kokoh, saling mendukung, dan siap memberikan kontribusi positif bagi almamater, masyarakat, serta bangsa kedepannya.

Selain itu, dalam rangka mengetahui seluk beluk dunia Ikatan Alumni dan peran alumni secara keseluruhan dalam memajukan Universitas, maka Biro Pengembangan Karir dan Alumni UNDIRA turut mengundang bapak Ferdin Boy, selaku Direktur PT Deboer Kreasi Asia dan salah satu anggota pengurus IKA Trisakti dalam kegiatan sharing session.

Dalam kesempatan yang diberikan, beliau turut berbagi pengalamannya selama menjadi salah satu anggota pengurus IKA Trisakti lalu. Beliau mengatakan bahwa menjadi salah satu representatif yang menjembatani antara para alumni sekaligus mahasiswa merupakan posisi yang sangat strategis sekaligus mulia. 

Tidak hanya para alumni dapat menggelar sharing session yang memungkinkan terjalinnya networking bagi mahasiswa aktif, namun juga sebagai alumni maka kebanggaan akan terasa ketika berkunjung kembali ke Universitas asal - tentunya membawa nuansa nostalgia.

Di balik suasana keakraban dan silaturahmi yang terjalin hangat, Bapak Ferdin Boy, selaku pengurus aktif, mengakui bahwa salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana membagi waktu antara kesibukan pekerjaan dengan peran sebagai representatif Ikatan Alumni. Tantangan ini, menurutnya, bukan sekadar soal manajemen waktu, tetapi juga soal komitmen untuk tetap menjaga kualitas relasi dengan sesama alumni.

“Menjadi pengurus aktif di ikatan alumni bukan hanya soal niat, tetapi juga keberanian untuk membagi waktu antara pekerjaan dan tanggung jawab sosial di dua sisi. Di sanalah saya belajar bahwa silaturahmi adalah amanah yang harus dijaga, meski di tengah padatnya rutinitas.” ujar bapak Ferdin Boy.

Pada akhir sesi yang diwarnai tanya jawab, baik dari mahasiswa maupun alumni - kedua belah pihak mendapatkan berbagai insight terkait bagaimana sesungguhnya IKA Alumni berperan dalam mengembangkan masa depan mahasiswa sekaligus Universitas. Mahasiswa-pun berharap kegiatan ini dapat berjalan secara konsekutif di kemudian harinya,