html hit counter Dari Keuangan ke Manajemen: Kisah dan Gagasan Dwi Sapto Febriantaka dalam Sesi “Lebih Dekat” - Universitas Dian Nusantara

Dari Keuangan ke Manajemen: Kisah dan Gagasan Dwi Sapto Febriantaka dalam Sesi “Lebih Dekat”

Dilihat : 22
10 Juni 2025

Dalam sesi “Lebih Dekat”, kami mengulas perjalanan hidup dan pandangan dunia menurut bapak Dwi Sapto Febriantaka, M.A.—selaku Wakil Rektor II Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) yang kini memegang tanggung jawab di bidang sumber daya, keuangan, TI, dan pengembangan usaha.

Bapak Dwi Sapto Febriantaka, yang kerap disapa pak Koko, lahir di Surabaya dan menghabiskan masa remajanya di Inggris. Di sana ia menempuh pendidikan dari SMP hingga S2, dan meraih gelar Master of Arts di University of Leicester. Meski ditawari karier menjanjikan di Inggris, ia memilih pulang demi berkontribusi bagi Indonesia yang tengah bertumbuh.

1

Kariernya bermula di dunia keuangan, mulai dari perusahaan asuransi hingga posisi strategis di Bank Multicor dan Bank Mizuho. Krisis 1998 menjadi titik balik yang membawanya ke manajemen risiko dan akhirnya ke dunia pendidikan.

Bergabung dengan UNDIRA sejak 2022, beliau aktif membangun sistem keuangan kampus yang sehat serta memperluas jaringan institusi. Di luar itu, beliau juga mengelola sekolah keluarga seperti LIA dan Lazuardi GIC, serta menjadi konsultan keuangan.

Dalam pandangannya, Indonesia memiliki potensi besar di tengah situasi global yang penuh ketegangan. Ia menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur, peran UMKM, dan kebijakan fiskal yang berpihak pada pelaku kecil. Pemerintah, katanya, perlu menciptakan sistem yang merata dari atas ke bawah agar keadilan ekonomi lebih terasa.

Beliau juga mendorong mahasiswa agar belajar dari negara-negara tetangga yang berhasil bangkit, serta menekankan pentingnya loyalitas pekerja—nilai yang kini semakin langka.

Sebagai profesional yang telah bekerja dari level staf hingga manajerial, beliau percaya bahwa konsistensi, inovasi, dan kecintaan pada pekerjaan adalah kunci sukses. Beliau mengajak mahasiswa untuk berpikir kritis, memahami motivasi diri, dan tidak takut mencoba.

Terkait teknologi, terutama AI, beliau mengingatkan bahwa mesin tidak akan menggantikan kreativitas dan nilai-nilai kemanusiaan. Etika, kesalahan, dan kepekaan tetap relevan di tengah kemajuan.

Menutup perbincangan, beliau menegaskan bahwa keunggulan tidak hanya soal angka, tapi juga tentang empati, daya pikir, dan kepedulian.

Bapak Dwi Sapto Febriantaka menyampaikan bahwa meskipun kecanggihan kecerdasan buatan (AI) mampu mempercepat proses pekerjaan, originalitas dan kreativitas tetap menjadi sumber utama dalam kehidupan. Mesin tidak akan mampu bekerja tanpa sentuhan kreativitas manusia. 

Oleh karena itu, proses trial and error serta upaya menjaga nilai-nilai kemanusiaan harus menjadi perhatian utama bagi mahasiswa, khususnya dalam menapaki peran sebagai arsitek masa depan bangsa. Keunggulan tidak semata-mata lahir dari aspek eksakta, melainkan juga dari kemampuan manusia yang dianugerahi akal untuk menjadi pribadi unggul, kapan pun dan di mana pun, dengan kekuatan yang dimilikinya.

Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, mengandalkan kecerdasan semata hanyalah menyentuh permukaan. Mahasiswa juga harus memiliki karakter yang kuat dan kemauan yang teguh—karena kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kepintaran, tetapi juga oleh integritas dan profesionalisme mereka. Sebagai agen perubahan di masa depan, kesejahteraan bangsa berada di tangan mereka.

(Sekar Ayu / Humas UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

[email protected]

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id

Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432