Jakarta, 16 Mei 2025 – Dunia media terus berevolusi demi menjawab kebutuhan konsumen yang semakin dinamis. Namun, di tengah perkembangan teknologi dan tren digital yang pesat, segmentasi media kian terasa, diperparah dengan meningkatnya penyebaran misinformasi di ruang publik.

Menanggapi tantangan tersebut, Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) mengadakan acara broadcast dan talkshow bertajuk "Masa Depan Jurnalisme Menghadapi Disrupsi Media". Acara ini menghadirkan empat narasumber ternama: Prabu Revolusi (Pengamat Komunikasi Digital), Valentinus Resa (Jurnalis Metro TV dan pembawa acara Meet Nite Live), Johanes Heru Margianto (Jurnalis Kompas.com), dan M. Ikhwan (Jurnalis CNN Indonesia).

Diskusi interaktif dibuka oleh Bapak Dani Setiadarma, M.I.Kom., selaku Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UNDIRA, yang menyoroti bahwa perkembangan media telah mencapai titik krusial, di mana informasi dapat tersebar dengan sangat cepat dan massif dalam waktu singkat.

Talkshow yang dipandu oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi ini menghadirkan sesi yang hangat dan penuh wawasan, terutama saat para jurnalis mulai membedah tantangan serta harapan masa depan jurnalisme digital.

Prabu Revolusi menekankan bahwa konglomerasi media menjadi aktor utama dalam lanskap media saat ini. Konglomerasi media, menurutnya, adalah kondisi ketika berbagai perusahaan media—televisi, radio, surat kabar, penerbitan, hingga platform digital—dikendalikan oleh satu entitas korporat besar, yang menciptakan konsentrasi kepemilikan dan potensi dominasi informasi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa konglomerasi ini membuka jalan bagi konvergensi media, yakni peleburan berbagai bentuk media ke dalam satu platform digital. Konvergensi memungkinkan satu konten untuk diproduksi dan disebarluaskan lintas platform—seperti berita TV yang juga hadir di situs web, aplikasi mobile, dan media sosial. Namun, beliau juga mengingatkan bahwa meskipun konvergensi meningkatkan interaktivitas pengguna, fenomena clickbait kerap menjadi penghambat karena dapat menimbulkan kesalahpahaman publik terhadap isi berita.

Sementara itu, Valentinus Resa, yang telah berkecimpung di dunia jurnalistik sejak 2011 dan memiliki latar belakang di bidang copywriting, memberikan sejumlah tips kepada generasi muda dalam menyikapi era digital. 

Beliau menekankan pentingnya menjadi konsumen konten yang bijak, terutama bagi generasi Z yang memiliki akses informasi sangat cepat. Menurutnya, mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda telah diberi privilege luar biasa untuk belajar dari mana saja. Karena itu, setiap individu harus mampu menyaring, mengelola, dan memproduksi informasi secara bertanggung jawab.

Beliau menambahkan bahwa menyampaikan informasi bukan sekadar menyebarkan apa yang dilihat atau didengar, tetapi juga menuntut tanggung jawab moral untuk melakukan verifikasi dan validasi data sebelum dipublikasikan.

Acara ditutup dengan pesan reflektif dari para narasumber, bahwa di tengah arus informasi yang serba cepat dan disruptif, integritas dan literasi media adalah kunci utama untuk menjaga jurnalisme tetap relevan dan beretika. UNDIRA, melalui forum ini, menegaskan komitmennya untuk terus mendorong peran aktif mahasiswa sebagai agen perubahan yang cerdas dan bertanggung jawab dalam ekosistem media digital.