html hit counter Etiket dan Efektivitas Komunikasi di Era 5.0: Komunikasi Lebih dari Sekadar Pertukaran Informasi - Universitas Dian Nusantara

Etiket dan Efektivitas Komunikasi di Era 5.0: Komunikasi Lebih dari Sekadar Pertukaran Informasi

Dilihat : 94
17 Mei 2025

Bagaikan jantung yang terus berdetak, komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang tidak tergantikan. Komunikasi menjadi fondasi bagi setiap interaksi, memungkinkan manusia untuk bertukar informasi, menyampaikan perasaan, mengartikulasikan ide, serta membangun relasi sosial. Secara sederhana, komunikasi dapat dimaknai sebagai proses transfer informasi yang melibatkan interaksi antar individu maupun kelompok.

Lebih dari sekadar alat penyampaian pesan, komunikasi juga menjadi media ekspresi diri. Melalui gagasan, emosi, simbol visual, angka, hingga metafora, manusia menyampaikan aspirasi dan pandangannya kepada dunia. 

Menurut Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) - bapak Dr. Novida Irawan, Komunikasi sangat berkaitan dengan etika dan budaya.

Etika dalam berkomunikasi menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia, tanpa etika, komunikasi dapat terjadi, namun berpotensi menampilkan persoalan-persoalan kesalahpahaman. Dalam pemahaman dasar, etika komunikasi dapat dikaitkan dengan upaya untuk menjaga hubungan agar tidak merugikan orang lain atau sampai menciptakan konflik. Perilaku komunikasi yang berlandaskan sendi-sendi etis dapat memberi bingkai normatif dengan berpusat pada tata cara berkomunikasi yang baik.” ujar bapak Novida Irawan.

Komunikasi verbal—baik dalam bentuk lisan maupun tulisan—bisa ditemui di berbagai ruang, mulai dari media massa hingga platform digital. Namun, komunikasi juga berlangsung secara nonverbal, melalui bahasa tubuh, intonasi, cara berpakaian, hingga ekspresi nilai dan ideologi yang tercermin dalam tindakan seseorang.

Menariknya, beberapa kajian menyebutkan bahwa komunikasi mencerminkan identitas individu. Dalam teori Communication Theory of Identity yang dikemukakan oleh Michael Hecht (dalam LittleJohn & Foss, 2009:131), dijelaskan bahwa manusia cenderung membentuk pendekatan komunikasi berdasarkan persepsi diri mereka dan bagaimana mereka ingin dipersepsikan oleh orang lain. Identitas sosial pun terbentuk melalui mekanisme ini, ketika individu menilai dirinya melalui kacamata penilaian kelompok.

Dengan demikian, komunikasi tidak hanya mengatur dinamika eksternal seseorang dalam bersosialisasi, melainkan juga mencerminkan motivasi intrinsik dan nilai-nilai yang membentuk karakter seseorang. Hal ini menjadi semakin kompleks dalam era society 5.0, ketika kemajuan teknologi dan media sosial memperluas jangkauan komunikasi hingga melampaui batas spasial dan waktu. Interaksi kini tidak hanya berlangsung antar manusia, tetapi juga melibatkan kecerdasan buatan (AI) sebagai mitra komunikasi.

Namun di balik kemudahan ini, mayoritas konten media sosial dan digital telah melahirkan pola komunikasi yang cenderung instan dan cenderung melahirkan budaya vulgar. Individualisme-pun kian menguat, kemampuan interaksi tatap muka mulai menurun, dan kesalahpahaman dalam berkomunikasi menjadi lebih sering terjadi. 

Bagi generasi muda, tantangan ini bahkan bisa berdampak pada pembentukan karakter sosial dan kemampuan berpikir kritis. Dalam Hari Komunikasi Sedunia, kita diingatkan kembali bahwa komunikasi tidak hanya sebatas menyampaikan pesan A kepada B - namun juga bagaimana etika berkomunikasi dapat mempengaruhi dunia sekitar kita.

Untuk menghadapi realitas tersebut, peningkatan pendidikan dan Literasi Media menjadi kebutuhan yang mendesak. Literasi Media sendiri pada dasarnya merupakan kemampuan seseorang untuk mengelola informasi secara keseluruhan. Dalam hal ini, Literasi Media tidak hanya sekadar kemampuan memahami isi media, tetapi juga mencakup kecakapan berpikir kritis, mengevaluasi informasi, yang tentunya akan mengubah pola komunikasi. 

Untuk dapat berkomunikasi lebih beretika dan berkelas sesuai dengan salah satu visi UNDIRA yakni professional hendaknya diperlukan adanya upaya untuk meningkatkan literasi digital masyarakat. Literasi digital adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara kritis.

Dengan berkembangnya sikap serta daya berpikir kritis dari literasi media, maka seseorang diharapkan dapat secara rasional mengelola budaya berkomunikasi.

Di tengah arus deras informasi dan transformasi digital yang terus berkembang, mahasiswa dan akademisi memiliki peran vital sebagai agen perubahan. Pemahaman akan komunikasi bukan lagi sekadar alat bertukar pesan, melainkan sarana membentuk karakter, memperkuat nilai kemanusiaan, dan menjaga keberadaban dalam masyarakat yang semakin kompleks. Maka dari itu, mengasah kemampuan komunikasi yang etis, reflektif, dan inklusif bukan hanya menjadi pilihan—tetapi keharusan dalam membangun masa depan pendidikan yang beradab dan bermakna.

(Danang Respati Wicaksono / Humas UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

[email protected]

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id

Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432