html hit counter Bonus Demografi dan Masa Depan Negara: Strategi Menuju Kemakmuran - Universitas Dian Nusantara

Bonus Demografi dan Masa Depan Negara: Strategi Menuju Kemakmuran

Dilihat : 16
13 Mei 2025

Seperti roda penggerak dalam sebuah mesin yang memastikan sistem bekerja secara optimal, penduduk berperan sebagai elemen utama dalam perputaran ekonomi suatu negara. Dalam masyarakat, penduduk terbagi menjadi dua kelompok usia utama:

  1. Usia produktif (15–64 tahun), yang terdiri dari para pekerja dan mahasiswa.

  2. Usia non-produktif (0–14 tahun dan 65 tahun ke atas), yang mencakup kelompok anak-anak dan lansia.

Ketika jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan usia non-produktif, suatu negara berpotensi memperoleh Bonus Demografi, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan daya saing ekonomi. Jika dikelola dengan baik, fenomena ini dapat menjadi faktor utama dalam pengembangan sumber daya dan pertumbuhan ekonomi.

Tidak semua negara dapat memanfaatkan bonus demografi secara optimal. Jepang dan Korea Selatan, misalnya, menghadapi tantangan besar akibat rendahnya angka kelahiran, yang menyebabkan menurunnya jumlah tenaga kerja produktif. Sebaliknya, Indonesia memiliki populasi muda yang berlimpah dengan potensi besar—kompeten, inovatif, dan kreatif—yang berperan sebagai penggerak pembangunan nasional.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2025, jumlah penduduk Indonesia mencapai 284,44 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan sebesar 1,09% per tahun. Selain itu, Indonesia juga memiliki banyak inovator yang telah menyumbangkan berbagai karya mereka, seperti Pondasi Cakar Ayam, Nyamuk Rekayasa Wolbachia, dan pengembangan Static Random Access Memory (S-RAM).

1

Dengan adanya ketersedaiaan masyarakat berusia produktif, maka demi tidak menyianyiakan populasi generasi produktif sekaligus menjawab tantangan dunia kerja yang menuntut spesialisasi dan generalisasi skill, maka dunia pendidikan-pun harus keep up dengan waktu. 

Namun generalisasi skill atau penguasaan bidang diluar studi bukanlah penentu utama masa depan para pelajar. Dalam beberapa proses rekrutmen, perusahaan justru akan lebih melirik spesialisasi bidang. Tidak hanya taktik tersebut cost effective, namun juga time effective - dikarenakan biaya pelatihan yang relatif mahal.

Menanggapi hal tersebut, maka Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (KEMDISTEK) menerbitkan program DIKTI Saintek Berdampak untuk menjawab pertumbuhan masyarakat yang menyebabkan fenomena Bonus Demografi.  Program tersebut merupakan evolusi dari Program Kampus Merdeka dengan fokus yang tidak hanya menginginkan output hasil akademik, namun juga hasil yang dapat dirasakan oleh masyarakat. 

Menurut Menteri KEMENDISTEK, bapak Brian Yuliarto - Pendidikan tinggi tidak hanya berperan sebagai penyedia ilmu pengetahuan, namun juga sebagai penggerak utama perubahan sosial dan ekonomi bangsa sesuai dengan relevansi yang dibutuhkan.

Jika Kurikulum Kampus Merdeka menekankan kebebasan memilih bagi para generasi muda dalam menempuh dunia pendidikan, maka DIKTI Saintek Berdampak menekankan spesialisasi bidang masing-masing. DIKTI Saintek Berdampak juga hadir dengan sistem Output-Based Education (OBE) berfokus pada hasil pembelajaran yang konkret, memastikan bahwa materi yang diberikan tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga mendukung pengembangan keterampilan mahasiswa di level global.

Dengan hadirnya Output-Based Education dari DIKTI Saintek Berdampak, pembelajaran tidak hanya bersifat teoritis atau terlalu bebas, tetapi juga berorientasi pada hasil nyata. Mahasiswa didorong untuk mengembangkan keterampilan yang relevan agar siap menghadapi dunia kerja baik secara pengausaan multidisiplin maupun spesifikatif. 

Generasi muda dihimbau untuk memiliki mindfulness dan keterbukaan, agar tidak hanya terpaku pada perspektif yang terlalu umum. Mereka perlu membekali diri dengan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dunia, sehingga memiliki pemahaman yang lebih mendalam. Dengan begitu, mereka tidak hanya memiliki wawasan luas, tetapi juga mampu berfokus pada peran strategis dalam membangun masyarakat secara efektif, efisien, dan berorientasi pada kemajuan yang terarah.

Masa depan Indonesia sangat bergantung pada Generasi Muda, yang berperan sebagai Agent of Change dalam pembangunan negara. Bonus demografi bukanlah jaminan keberhasilan, tetapi potensi yang harus dikembangkan melalui pengelolaan sumber daya manusia yang bijak dan peningkatan infrastruktur.

Sebagai salah satu universitas yang mengedepankan nilai-nilai Visioner, Integritas, dan Profesionalisme, Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) berorientasi pada pengembangan mahasiswa yang berdaya saing hingga tahun 2030. Salah satu kontribusinya adalah melalui program Technofest, yang menjadi batu loncatan bagi inovasi dan kreativitas generasi muda. Program ini menargetkan partisipasi mahasiswa dalam membangun masa depan Indonesia yang lebih cerah dan kompetitif di kancah global.

(Kornelia Johana Dacosta / Humas UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

[email protected]

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id

Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432