Pendidikan merupakan salah satu jendela umat manusia dalam mengerti kompleksitas dunia. Perubahan selalu terjadi dimanapun, dan kapanpun sehingga agar selalu up-to-date manusia harus mengikuti berbagai informasi yang ada agar mereka dapat mempertajam pemikiran. Hal tersebut membuat pendidikan menjadi pagar utama dalam melawan misinformasi, terutama pada era digital saat ini.

Dalam semangat tersebut, Hari Pendidikan Nasional bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga kesempatan bagi kita untuk merenungkan kembali tujuan pendidikan, terutama di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Tidak hanya seorang cendekiawan mampu memecahkan masalah dengan logika, namun mereka juga harus memiliki kemanusiaan. Moral bagi para akademika merupakan hal yang tidak dapat tergantikan. Seseorang menuntut ilmu bukan hanya untuk dirinya sendiri, namun untuk generasi mendatang yang akan meneruskan ilmu tersebut. Maka berikanlah dedikasi dan kontribusi agar ilmu yang dibawa nantinya membawa perubahan positif bagi semua pihak.

Namun tantangan terbesar saat ini, terutama dari Digitalisasi pendidikan, merupakan implementasi AI yang juga menuai kontroversi terutama bagi bidang kreatif seperti; desain grafis dan juga creative writing. Sebagaimana yang telah diketahui, semakin banyak industri yang sudah mulai tergerus originalitasnya oleh implementasi AI.

Sesungguhnya, pendidikan tidak hanya terbatas ataupun terpusat oleh keberadaan teknologi. Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pahlawan pendidikan Indonesia, menekankan bahwa pendidikan tidak hanya berfokus dalam kelas. Pembentukan karakter hingga kemampuan bersosial juga menjadi aspek penting yang harus diperhatikan dunia pendidikan. 

Selain itu, sebagai akademisi yang bijaksana, seseorang juga harus lihai memperhatikan berbagai kesempatan berkembang secara fleksibel di era digitalisasi ini. AI yang cenderung dipandang sebagai resiko kreativitas dan inovasi justru dapat menjadi alat yang dapat mengembangkan dan memberikan perspektif baru bagi semua pihak. 

AI hanya berguna dalam mencari referensi dan selanjutnya merupakan peran kita dalam membuat sebuah karya akademik menjadi sebuah karya otentik yang masih dapat menunjukan semangat akademisi.

Pendidikan harus lebih menekankan pada pengembangan soft skills seperti kepemimpinan, komunikasi, serta kemampuan bekerja sama dalam tim. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya siap menghadapi tantangan akademik, tetapi juga tantangan di dunia profesional setelah lulus.

Hal ini pernah disampaikan dalam sambutan  Rektor Universitas Dian Nusantara (UNDIRA), Prof. Dr. H. Suharyadi dalam DIES NATALIS ke 4 sekaligus Wisuda Perdana UNDIRA tahun 2024; “Jangan pernah berhenti untuk terus belajar, baik formal maupun informal. Sebab masa depan hanya dapat dicapai oleh orang-orang yang mempunyai semangat serta motivasi belajar yang tinggi, dan itu akan dapat menjadi integritas visioner dan profesional. Ini saatnya memenuhi hasil sebagai balasan ikhtiar lahir batin.” 

Harapan ke Depan dengan memperingati Hari Pendidikan Nasional bukan hanya seremonial, melainkan juga momentum untuk menyusun strategi yang lebih baik demi menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman. Kita berharap pendidikan Indonesia semakin inklusif, relevan, dan mampu mencetak generasi yang unggul dalam ilmu, kuat dalam karakter, serta tangguh menghadapi tantangan global.

(Kornelia Johana Dacosta - Evelynie / Humas UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

[email protected]

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id