Opini dan Bias: Memahami Kegagalan Logika serta Pentingnya Berpikir Kritis

Dalam menjalankan aktivitas kita sering dihadapkan dengan berbagai opini, informasi, dan argumen yang berasal dari berbagai sumber, baik itu media sosial, berita atau interaksi dengan orang lain. Namun, tidak semua opini atau informasi tersebut dapat diandalkan.
Mayoritas informasi yang dapat dijumpai di sosial media, terutama pada ranah dunia entertainment memuat sudut pandang berbeda. Seringkali, perbedaan pendapat dapat dipengaruhi oleh prasangka, kegagalan logika dan bahkan mistifikasi yang dapat menyebarkan misinformasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami cara kerja bias ini dan melatih kemampuan berpikir kritis, terutama dalam konteks komunikasi.
Opini adalah pandangan atau pendapat seseorang tentang suatu hal. Opini bisa didasarkan pada fakta, tetapi seringkali juga dipengaruhi oleh emosi, pengalaman pribadi, atau keyakinan pribadi. Sedangkan, bias adalah kecenderungan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang tidak objektif, sering kali tanpa disadari.
Akibatnya, komunikasi menjadi tidak efektif dan sulit mencapai kesepahaman karena argumen yang diajukan tidak didasarkan pada logika yang valid.
Untuk itu kemampuan untuk berpikir kritis diperlukan untuk membantu seseorang dalam mengenali potensi misinformasi dan menghindari kegagalan logika. Dengan berpikir kritis, kita dapat mengurangi miskomunikasi, membangun argumen yang lebih kuat, serta mendorong diskusi yang lebih produktif.
Kemampuan berpikir kritis menjadi sangat krusial bagi semua kalangan ditengah maraknya misinformasi melalui buzzer, terutama bagi para mahasiswa yang merupakan pilar akademik yang akan menjadi masa depan bangsa dan negara.
Untuk melatih berpikir kritis, kita bisa mulai dengan selalu bertanya ”kenapa?” sebelum menerima informasi, mengenali bias dalam pemikiran sendiri, serta membuka diri terhadap berbagai sudut pandang. Selain itu, membaca berita dari berbagai sumber, berdiskusi dengan orang yang memiliki opini berbeda, dan menganalisis argumen secara objektif juga dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis. Dengan begitu, kita dapat berkomunikasi dengan lebih jelas, menyampaikan pendapat yang lebih berbobot, dan mengambil keputusan berdasarkan argumen faktual sekaligus aktual.
Dalam kurikulum pembelajaran Universitas Dian Nusantara (UNDIRA), mahasiswa tidak hanya diberikan materi perkuliahan yang berbasis Ilmu dan Sains namun mereka diberikan character building berlandaskan tata nilai Visioner, Integritas dan Profesional (VIP). Maka dari itu, mahasiswa UNDIRA tidak hanya terdisiplin secara logika namun juga secara karakter.
Universitas Dian Nusantara mendorong mahasiswanya untuk mengembangkan pola pikir yang analitis agar mereka dapat berpikir mandiri, berargumentasi secara rasional, dan menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang tepat. Melalui kegiatan akademik maupun organisasi kemahasiswaan, mahasiswa dapat terus melatih kemampuan berpikir kritis mereka dengan cara berdiskusi, meneliti, dan mengevaluasi informasi sebelum menyebarkannya.
Dengan keseimbangan antara logika dan batin, maka mahasiswa tidak hanya dapat menghindari misinformasi namun mereka juga berperan dalam meluruskan misinformasi dengan fakta. Mahasiswa tidak hanya akan lebih siap dalam dunia akademik, tetapi juga dalam menghadapi tantangan di dunia kerja, di mana pengambilan keputusan berbasis data dan logika menjadi keterampilan yang sangat dihargai.
(Evelynie dan Danang Respati Wicaksono / HUMAS UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id

Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432