Keanekaragaman Indonesia yang turut menjadikan negara tersebut sebagai salah satu pusat budaya dunia dengan 1.340 suku tersebar di berbagai daerah di Indonesia, menurut pendataan yang dilakukan oleh Portal Informasi Indonesia. Budaya juga membawakan makna simbolik bagi masyarakat hingga diasosiasikan terhadap identitas mereka. Salah satu perayaan non-lokal yang telah melekat di Indonesia sejak abad ke-7 ialah Tahun Baru China.

Tahun Baru Cina, yang juga dikenal sebagai Imlek, merupakan salah satu momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia. Perayaan Tahun Baru China kerap dirayakan setahun sekali sesuai dengan kalender lunar, yakni penanggalan berdasarkan siklus bulan yang menjadi kepercayaan masyarakat Tionghoa. Pada tahun ini, perayaan tersebut akan jatuh di tanggal Rabu, 29 Januari 2025. 

Umumnya, masyarakat Tionghoa akan melakukan berbagai kegiatan untuk menyambut perayaan Tahun Baru China sebagai bentuk menjaga hubungan harmonis antara leluhur dan menciptakan suasana lingkungan yang berenergi positif, seperti:

1. Membersihkan Rumah: Kegiatan ini bertujuan untuk mensucikan diri dari energi negatif dan menarik keberuntungan.

2. Dekorasi: Memasang lampion merah, poster, dan dekorasi lainnya untuk menciptakan suasana meriah seperti lentera, lilin, kipas kertas, dan Pohon Kumquat atau Jeruk Mandarin

3. Menyiapkan Hidangan Spesial: Makanan khas seperti kue keranjang (nian gao) dan berbagai hidangan tradisional disiapkan untuk menyambut Tahun Baru.

4. Kegiatan Ibadah Vihara: Masyarakat Tionghoa akan melakukan Sembahyang Vihara sebagai bentuk rasa syukur atas berkah, kesehatan, dan rezeki yang telah diterima sepanjang tahun.

Selain itu, Tahun Baru China juga melambangkan kebersamaan dan toleransi. Beberapa daerah di Indonesia bahkan turut mengundang partisipasi warga lokal untuk mengikuti perayaan Tahun Baru China sebagai simbol toleransi dan kebersamaan melalui berbagai festival yang dirayakan di beberapa daerah seperti; 

1. Barongsai atau Tarian Singa (Lion Dance): Merupakan seni pertunjukan tradisional Tionghoa berupa tarian singa (lion dance) yang melibatkan dua orang penari di dalam kostum menyerupai singa. Barongsai memiliki asosiasi kuat, khususnya dalam perayaan Tahun Baru Imlek. Selain sebagai simbol kekuatan, tarian tersebut dipercaya mengundang keberuntungan.

2. Grebeg Sudiro: Kegiatan Grebeg Sudiro merupakan bentuk perayaan Tahun Baru China yang umumnya kerap digelar di Sudiropraja, Solo. Grebeg Sudiro sendiri merupakan percampuran antara budaya Tionghoa-Jawa yang terdiri dari pembawaan hasil bumi dalam bentuk “Gunungan” atau sajian Kue Keranjang (Nian Gao) yang dipawaikan di sekitar Pasar Gedhe.

3. Tuk Panjang: Yakni salah satu kegiatan perayaan Tahun Baru China yang dilakukan di Semarang. Tuk Panjang meliputi penyajian makanan di meja sepanjang 200 meter Makanan yang disajikan terdiri dari berbagai variasi, mulai dari Kue Keranjang (Nian Gao) yang memiliki simbol kemakmuran dan keberuntungan, nasi hainan sampai dengan berbagai menu lokal lainnya berupa sayuran dan buah-buahan. Festival tersebut dilaksanakan sebagai simbol toleransi antara budaya.

Perayaan Tahun Baru China bukan hanya budaya yang dirayakan demi mencapai kebahagiaan dunia, namun di Indonesia juga merepresentasikan toleransi antara masyarakat dan momen untuk merefleksikan diri. 

Bagi mahasiswa, mempelajari keunikan ini tidak hanya memperluas wawasan budaya, tetapi juga memberikan inspirasi untuk menciptakan keseimbangan dalam kehidupan akademik dan sosial. Perayaan Tahun Baru China merupakan kesempatan untuk merefleksikan harmoni dan keberuntungan dalam perjalanan kita menuju masa depan yang lebih baik.