Peribahasa "sedia payung sebelum hujan" mencerminkan pentingnya kesiapan dalam menghadapi berbagai kemungkinan, baik di kehidupan profesional maupun dalam aktivitas olahraga. Mempersiapkan diri, termasuk melalui pemanasan, adalah langkah esensial yang sering kali diabaikan oleh sebagian orang.

Dalam beberapa tahun terakhir, terutama setelah pandemi COVID-19, semakin banyak Generasi Z dan generasi milenial akhir yang aktif berolahraga. Aktivitas ini mencakup olahraga berat seperti gym, jogging, futsal, dan bulu tangkis, hingga olahraga ringan seperti bersepeda santai dan yoga. Tren ini didorong oleh meningkatnya kesadaran akan pentingnya kesehatan di tengah gaya hidup sedentari dan pola makan kurang sehat. Motivasi lain, seperti mencapai "body goals" dan mengisi waktu luang secara produktif, turut berkontribusi terhadap antusiasme tersebut. Namun, pentingnya pemanasan sebelum berolahraga seringkali dilupakan, baik dalam aktivitas berat maupun ringan.

Kesehatan tubuh mempengaruhi efektivitas latihan fisik. Menurut Kornelia Johana Dacosta, M.I.Kom., pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat sekaligus Kepala Biro Humas Universitas Dian Nusantara, pemanasan dan konsumsi makanan yang cukup sebelum berolahraga adalah hal yang tidak boleh diremehkan. Beliau menekankan bahwa pemanasan mempersiapkan tubuh, terutama bagi pekerja muda yang sehari-hari berada dalam lingkungan kerja sedentari. "Kontraksi otot mendadak tanpa persiapan dapat menyebabkan ketidakseimbangan tubuh, terutama pada sistem pernapasan, otot, dan persendian," jelasnya.

Pendapat serupa disampaikan oleh para praktisi olahraga di Universitas Dian Nusantara. Ariza Noor, M.A., Ketua UKM Badminton, menegaskan bahwa pemanasan bukan hanya penting untuk lengan, tetapi juga seluruh tubuh. "Dalam badminton, pemanasan yang menyeluruh membantu mencegah kram yang sering terjadi setelah bermain," ujarnya.

Mochammad Gilang Fikri Pujangga, Ketua UKM Futsal, menambahkan bahwa meskipun futsal menitikberatkan pada koordinasi kaki, kebutuhan akan stamina dan pernapasan yang baik sangatlah penting. "Pemanasan selama 15-20 menit sebelum pertandingan membantu menaikkan detak jantung secara bertahap, memungkinkan sistem sirkulasi darah berjalan teratur dan mencegah kelelahan dini," ungkapnya.

Pemanasan bukan hanya persiapan fisik, tetapi juga membantu tubuh menyesuaikan stamina dan output tenaga untuk aktivitas intensif. Dengan pemanasan yang memadai, metabolisme tubuh dapat beradaptasi lebih baik, sehingga risiko cedera dapat diminimalkan. Selain itu, konsumsi makanan secukupnya sebelum berolahraga mendukung kinerja optimal dan memperbaiki proses pemulihan pasca latihan.

Universitas Dian Nusantara, melalui UKM Olahraganya, tidak hanya mencetak prestasi mahasiswa tetapi juga menanamkan pentingnya profesionalisme dan kesehatan dalam setiap pelatihan. "Kesehatan adalah hak setiap individu," ujar Johana. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya pemanasan dan nutrisi yang cukup menjadi bagian integral dalam upaya menjaga kebugaran tubuh.

Pemanasan sebelum olahraga adalah langkah fundamental yang tidak boleh diabaikan. Selain meningkatkan performa, pemanasan membantu mencegah cedera dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dalam aktivitas apa pun, persiapan yang matang adalah kunci untuk mencapai hasil yang maksimal. Dengan pendekatan ini, semangat berolahraga dapat tumbuh seiring dengan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kebugaran.