Standar kehidupan pada era Society 4.0 telah berkembang menjadi sebuah metadata yang masif. Tak dapat dipungkiri, dunia kini terpusat pada keberadaan data sebagai bentuk justifikasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain bersifat akurat, data juga memainkan peran penting dalam mendukung informasi. Saat seseorang membaca data yang diperlukan, mereka akan mendapatkan informasi substansial sesuai dengan pencarian yang dibutuhkan.

Waktu merupakan hal yang esensial dalam manajemen kehidupan, sehingga mendapatkan informasi yang cepat dan tepat menjadi hal terpenting di Society 4.0. Dengan banyaknya sumber informasi yang diperlukan serta data yang kerap diperbaharui setiap detiknya, diperlukan penyimpanan data agar informasi dapat diraih dengan cepat, terutama dalam konteks pekerjaan atau penelitian yang sangat ketat dengan waktu. Selain itu, pemetaan data juga diperlukan agar penelusuran informasi dapat dilakukan dengan tepat, sehingga informasi yang didapat relevan dengan pencarian.

Untuk mencapai produktivitas maksimum, diperlukan adanya pembagian data yang baik dan benar agar tidak terjadi sentralisasi yang membebani sistem utama. Arsitektur jaringan merupakan solusi untuk optimisasi pendistribusian data. Arsitektur jaringan mencakup langkah-langkah keamanan untuk melindungi data selama transmisi, seperti enkripsi, firewall, dan sistem deteksi intrusi (IDS). Dengan adanya penjaminan distribusi data, dapat dipastikan bahwa data yang didistribusikan tetap aman dan tidak diakses oleh pihak yang tidak berwenang.

Arsitektur jaringan juga berperan dalam memudahkan aksesibilitas data, memungkinkan prioritas data yang lebih penting atau sensitif terhadap waktu. Integrasi platform kolaborasi seperti Google Workspace dapat mendukung kerja sama tim dan berbagi informasi secara real-time, meningkatkan aksesibilitas dan produktivitas seluruh pengguna data.

Selain itu, untuk memudahkan aksesibilitas data, diperlukan juga pemetaan data agar informasi yang diperoleh sesuai dengan kriteria. Data modeling memungkinkan pembuatan model data yang digunakan untuk menggambarkan struktur dan hubungan antara data dalam suatu sistem atau basis data. Proses ini melibatkan analisis dan desain data untuk memastikan data terorganisir dengan cara yang logis, efisien, dan mudah diakses. Data modeling dapat diterapkan pada berbagai contoh, mulai dari input query sistem (SQL) pada pendataan inventaris, dokumentasi arsip data, hingga pemrograman.

Untuk meningkatkan penguasaan serta menyiapkan mahasiswa yang kompeten dalam menghadapi society dan industrialisasi 4.0 dan 5.0, Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) terus mendorong pendidikan berbasis ilmu pengetahuan dan sains. UNDIRA program studi Teknik Informatika yang menekankan pengembangan keterampilan database management sekaligus penguasaan algoritma perangkat lunak, yang tentu merupakan pengetahuan yang amat dicari khususnya pada era 4.0 dan 5.0. Selain itu, melalui webinar dan kuliah tamu, seperti salah satunya pada kuliah tamu bertajuk “Memajukan Infrastruktur IT: Optimisasi Jaringan, Manajemen Database, Keamanan dan Tren Teknologi yang Berkembang” UNDIRA kian memberikan ilmu dengan kualitas terbaik dan dapat dipercaya. 

Dalam era Society 4.0 yang penuh dengan data masif, peran arsitektur jaringan dalam sistem informatika menjadi sangat krusial. Data tidak hanya berfungsi sebagai bukti akurat, tetapi juga mendukung informasi yang diperlukan oleh pengguna untuk mencapai keputusan yang tepat dan cepat. Dengan akses yang efisien dan tepat waktu terhadap informasi, kita dapat mengoptimalkan manajemen waktu yang sangat esensial di dunia modern. Dengan demikian, arsitektur jaringan tidak hanya menjadi fondasi untuk distribusi data yang efisien dan aman, tetapi juga menjadi pilar penting dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan masyarakat. 

Dengan memahami pentingnya arsitektur jaringan, pengguna jaringan terutama masyarakat bermobilitas tinggi seperti mahasiswa dan dosen dapat lebih bijaksana dalam mengelola dan mengoptimalkan data untuk mencapai hasil yang maksimal.