Dibalik cerita dunia dan tragedi hidup, terdapat sosok ibu yang menjadi sumber ketenangan. Sudah tidak bisa dipungkiri bahwasanya seorang figur ibu merupakan malaikat tanpa sayap bagi semua orang. Terlepas dari gelar, status, pencapaian yang telah diraih ketidakpastian baik logika ataupun emosional, seorang ibu merupakan tempat berpulang bagi semua orang.

Kasih dan kepercayaan seorang ibu kepada anaknya tidak mengenal pilih kasih, bahkan setelah seseorang menempuh kedewasaan dan berkeluarga pun seorang ibu tetap menuntun kehidupan sampai akhir hayat melalui berbagai saran dan nasehatnya. Pada akhir lembar kesuksesan dan kesibukan, seorang ibu merupakan figur tidak tergantikan. 

Ditengah arus kehidupan yang dapat mengubah identitas diri dan mempengaruhi pikiran seseorang melalui berbagai social judgement yang diberikan, sang ibu tetap menjadi mercusuar yang dapat mengingatkan seseorang untuk tetap yakin dengan proses kehidupan ditengah waktu yang terkadang terasa sulit dan membingungkan. Melalui doa, renungkan, dedikasi, pengorbanan, dan cinta tanpa syarat yang diberikan sang ibu tidak pernah melupakan buah hatinya. 

Bagi banyak mahasiswa, masa studi di universitas adalah perjalanan penuh tantangan dan pencapaian. Di saat-saat sulit, dukungan dari seorang ibu dapat menjadi pendorong semangat yang luar biasa. Ingatlah setiap panggilan telepon yang menghibur, setiap kunjungan yang membawa makanan kesukaan, dan setiap doa yang dipanjatkan dalam diam. Ibu tidak hanya memberikan kita kehidupan, tetapi juga energi dan keyakinan untuk mengejar impian kita.

Selain menjadi penyemangat, ketahuilah bahwa doa seorang ibu dapat membuka jalan bahkan bagi hal yang terlihat mustahil sekalipun. Doa dan kebaikan seorang ibu semata dapat membawa kebaikan yang mungkin tidak selalu terasa secara langsung namun niscaya dapat datang dalam momen kesulitan yang tidak terduga. Doa ibu adalah sumber kekuatan yang tak tergoyahkan, yang bahkan di saat tergelap sekalipun bisa membawa cahaya, menyembuhkan luka, dan membuka jalan baru. Bahkan dalam salah satu frasa jawa yakni “Kula kelingan doa-doa ibu kula lan doa-doa menika tansah numuti kula” yang berarti doa-doa ibu yang selalu mengikuti kehidupan. 

Hari Ibu mengingatkan kita bahwa di balik setiap prestasi akademik, terdapat tangan ibu yang bekerja keras, hati yang penuh kasih, dan jiwa yang tak kenal lelah. Mengingat kembali pelajaran hidup yang kita dapat dari ibu, kita belajar tentang keteguhan, kejujuran, dan cinta tanpa pamrih. Semua nilai ini adalah fondasi yang kuat dalam perjalanan akademik kita.

Merayakan Hari Ibu adalah kesempatan untuk menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan kita. Kirimkan pesan cinta dan terima kasih kepada ibu kalian. Bagi mereka yang tidak lagi bersama ibu, kenanglah setiap momen berharga yang telah kalian habiskan bersama. Biarkan kenangan itu menjadi pengingat betapa berartinya sosok ibu dalam hidup kita.

Tidak ada cinta kasih yang lebih baik daripada yang diberikan seorang ibu, bahkan pada tahap hidup terendah atau tersulit seorang ibu tetap melihat anak sebagai seorang manusia yang penuh dengan potensi dan harapan. Ketika semua pintu tampak tertutup dan kegelapan merayap masuk, cinta seorang ibu tetap menjadi lentera yang menerangi jalan. Di mata ibu, anak adalah cahaya dalam hidupnya, harapan yang tidak pernah padam, dan alasan untuk terus berjuang. Cinta seorang ibu tidak pernah pudar meskipun waktu dan kesulitan terus menguji. Ia melihat ke dalam hati anaknya, melewati semua kegagalan dan kekurangan, dan tetap menemukan keindahan serta kekuatan yang luar biasa. Sebuah cinta yang tidak bersyarat, yang selalu memeluk dan mengangkat di saat-saat terendah, membisikkan keberanian dan keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja.