Skeptisisme dan Pandangan Dunia Pendidikan Terhadap Konsep Tersebut

Globalisasi dan revolusi industri 4.0 membawa perubahan besar dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Banyak peluang dan tantangan baru muncul, membuat masyarakat perlu beradaptasi dengan cepat. Keinginan untuk memahami dan mengekspresikan diri memotivasi seseorang untuk belajar dan menyelidiki, baik melalui pemikiran kritis, mempertanyakan konsep, atau introspeksi. Namun, proses ini juga bisa memicu titik jenuh yang mengarah pada keraguan akan nilai belajar dan relevansi pengalaman, sebuah proses yang seringkali terkait dengan skeptisisme.
Skeptisisme dalam pendidikan memegang peran penting untuk menajamkan pemikiran dan menumbuhkan rasa ingin tahu. Namun, skeptisisme yang berlebihan dapat menyebabkan overthinking, kecemasan, hingga paranoia, yang berdampak pada ketidakpercayaan berlebihan terhadap institusi dan ilmu pengetahuan. Di tengah perubahan global yang konstan, mahasiswa Generasi Z mungkin merasa ragu terhadap prospek masa depan dan tujuan yang ingin dicapai.
Pada orasi ilmiah di Wisuda Kedua Universitas Dian Nusantara, Bapak Ir. Bagus Setiawan, MBA, Staf Ahli Direksi PT PLN (Persero), membahas pentingnya perencanaan masa depan (future planning) dan konsep hidup Ikigai. Beliau menekankan bahwa banyak Generasi Z, dengan tantangan yang mereka hadapi, belum memikirkan perencanaan masa depan, yang berpotensi meningkatkan skeptisisme dan kecemasan. Dengan menyusun future planning, seseorang dapat lebih percaya diri menghadapi ketidakpastian.
Forecasting atau peramalan dapat menjadi alat yang mengarahkan skeptisisme dengan mengurangi ketidakpastian berdasarkan data dan prediksi. Informasi yang lebih jelas tentang masa depan membantu orang tetap fokus dan terhindar dari skeptisisme berlebihan yang berujung pada kecemasan. Dengan perencanaan yang tepat, individu dapat lebih tangguh menghadapi perubahan sosial tanpa terbawa arus.
Bapak Bagus juga memperkenalkan Ikigai sebagai solusi bagi skeptisisme modern. Dengan Ikigai, seseorang memiliki alasan yang kuat untuk hidup, bekerja, dan berkembang. Pemahaman tentang tujuan hidup ini dapat memberikan arah dan makna dalam menjalani kehidupan, khususnya di tengah ketidakpastian. Ini memungkinkan seseorang untuk menjalani hidupnya dengan integritas, karena mereka telah mengetahui bagaimana menjalani kehidupannya tanpa kekhawatiran berlebih.
Dunia pendidikan perlu menyediakan ruang untuk dialog dan pemikiran kritis. Jika dikelola dengan tepat, skeptisisme dapat memperkuat daya kritis, menumbuhkan inovasi, dan memperkaya proses belajar. Dengan perencanaan strategi yang tepat beserta mengetahui kemanakah seseorang akan menjalani arah kehidupannya, skeptisisme tidak akan menjadi penghalang yang signifikan, melainkan penopang dalam pencarian kebenaran dan pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih baik.
(Danang Respati Wicaksono / HUMAS UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Lainnya

UNDIRA Berhasil Menggeser Universitas Ternama dengan Perolehan Juara II Reality Writing Competition Ke-10 di Universitas Negeri Yogyakarta
Read more
Perdana Technofest & Techtokfest FTI 2024: Fakultas Teknik dan Informatika Gelar Pameran Karya Mahasiswa dan Perlombaan Video Berbasis Teknologi
Read moreUpaya Meningkatkan Ekonomi Lokal, PkM UNDIRA Melibatkan Pelaku UKM dan Warga Desa Cogreg, Parung, Kab. Bogor
Read more
Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432