Menjaga Profesionalitas: Konsep Hubungan Platonik Dalam Pergaulan di Era Digital
Manusia tentunya membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup, ini adalah struktur naluri yang tidak dapat hilang dalam kehidupan. Manusia melakukan interaksi sosial demi memenuhi kebutuhan untuk berafiliasi. Kebutuhan berafiliasi merupakan kebutuhan untuk dapat mendapatkan kehadiran seseorang atau kelompok tertentu dalam kehidupan. Interaksi sosial tentunya akan berlanjut pada komunikasi interpersonal, salah satunya pada kegiatan pergaulan.
Pergaulan merupakan interaksi antara beberapa individu yang menghabiskan waktu bersama dalam rangka meningkatkan produktivitas dan memberikan motivasi dalam bentuk dukungan emosional (Baron & Branscombe, 2012). Melalui sebuah pergaulan terdapat komunikasi yang tentunya terjalin antara pihak yang dapat ditemukan untuk tercapainya beberapa keuntungan yang didapat seperti; informasi lowongan kerja, diskusi terhadap suatu issue publik untuk mencari insight tertentu, dan tentunya dalam dunia kerja meningkatkan teamwork.
Berdasarkan kategorisasi pergaulan, konsep pertemanan dapat dibagi menjadi tiga kelas yakni; teman, teman dekat dan sahabat. Sebuah konsep pertemanan tentunya juga menjangkau dunia kerja dalam bentuk kerjasama team, dalam hal ini sebuah pertemanan membantu mendukung kegiatan kerja serta efisiensi.
Hal ini dikarenakan adanya rasa saling mengenal secara natural akan lebih konsisten menumbuhkan kekompakan, hal ini terkait dengan salah satu teori yang dicetuskan oleh B.F Skinner yang menyatakan bahwa kelakuan manusia akan dapat dikondisikan melalui pendekatan tertentu yang membawakan pemberian stimulus tertentu seperti; pujian, caci maki, ataupun sesederhana seperti senyuman.
Namun dalam beberapa kasus tertentu sebuah gesture yang diberikan dalam rangka meningkatkan kinerja atau produktivitas akan diterima secara berlebihan oleh beberapa indvidual. Hal tersebut berkaitan dengan konsep yang dinamakan dengan Perceived Enjoyment. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Davis, F. D. (1989); Moon & Kim (2001); Koenig-lewis et al. (2015); Venkatesh et al. (2012) tentang psikologi manusia terhadap respons Perceived Enjoyment yang menjabarkan bahwa individual dapat mengalami perasaan nyaman terhadap sesuatu karena adanya sistem tertentu yang menumbuhkan kenyamanan subjektifitas tersebut.
Dalam beberapa kasus remaja Generasi Z hal ini termasuk fenomena yang kerap kali dijumpai. Maka dari itu edukasi terhadap konsep Platonic Relationship merupakan hal yang dapat dilihat dan diterapkan dalam kehidupan agar individu dapat tetap fokus pada objektifnya masing-masing dan terhindar dari subjektifitas dan distraksi emosional. Platonic Relationship menyatakan bahwa sebuah interaksi sosial dapat didasarkan pada level professional atau formalitas tanpa adanya sebuah emotional attachment yang akan membuat distraksi seseorang.
Penelitian O’Meare (1989) seperti dituliskan oleh Bleske-Rechek et al., (2012) mengungkapkan empat tantangan dalam hubungan pertemanan:
1) menentukan tipe ikatan emosional
2) menghadapi dan menerapkan batasan terhadap intimasi dalam bersosialisasi
3) menampilkan hubungan sebagai pertemanan yang otentik ke lingkungan
4) persamaan dalam konteks persamaan gender
Melalui penerapan konsep Platonic Relationship dalam berkomunikasi juga dapat membantu seseorang dalam menjaga attitudenya terlebih lagi dalam rangka kegiatan profesional. Hal ini karena secara alamiah Platonic Relationship membawakan konsep pengendalian emosi dan narsisme pada seseorang baik itu pihak A ataupun pihak B. Selain itu dengan adanya Platonic Relationship dalam pergaulan akan memudahkan seseorang dalam memperbaiki cara pergaulan serta komunikasi dengan beberapa rekan dengan setara tanpa memandang gender.
Platonic Relationship dalam mendidik disiplin dalam mempercayai seseorang. Sebuah interaksi sosial terlebih pada kalangan remaja Generasi Z sering kali didasarkan pada investasi emosional yang berlebihan, adanya pendidikan disiplin diri terhadap emosi, menyediakan rasa aman dan stabilitas emosional tanpa ketegangan atau komplikasi subjektif.
Dalam dunia professional, Platonic Relationship juga berkaitan dengan penerapannya di dunia kerja akan memungkinkan seseorang untuk fokus terhadap pekerjaan tanpa adanya gangguan sentimentalitas antar pegawai terutama lawan jenis. Karena dalam kehidupan terlebih lagi dalam bekerja, menjaga professional menjadi salah satu penentu fokusnya seseorang dalam mengatur bukan hanya emosinya namun juga dapat menginvestasikan atensinya ke arah yang tepat.
(Danang Respati Wicaksono / HUMAS UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432