Mengubah Tantangan Menjadi Peluang: Strategic Planning Dalam Era Digital Global

Pada era dimana semua hal sudah terintegrasi dan terkoneksikan, tentunya terdapat banyak rintangan dalam mengelola hidup mulai dari skala kecil ke besar. Konsumerisme yang menjadi budaya karena munculnya FOMO terhadap trend tertentu menjadi pemicu runtuhnya sistem prioritas yang sudah dibangun seseorang. Maka jika pada awalnya seseorang mengajukan pinjaman kredit untuk dialokasikan kepada produktivitas, akan berbalik menjadi hutang ketika terbawa oleh FOMO.
Disaat yang sama, sebuah income jika digunakan terlalu berlebih namun tidak menghasilkan return margin yang setara akan berujung pada fenomena Sunk Cost Falacy. Melalui perspektif ekonomi, hal tersebut merupakan kegiatan ketika saat usaha belum berjalan secara optimal seseorang akan menambahkan atau menginvestasikan banyak hal sekaligus yang seharusnya tdiak perlu dilakukan. Secara optimal, aturan yang berlaku dalam pengeluaran adalah jika adanya pengeluaran maka harus ada return yang seimbang atas apa yang dikeluarkan (Quid Pro Quo).
Menurut Sari & Wirakusuma (2016), jika sebuah proyek kerap kali menambahkan hal sekaligus yang seharusnya tidak perlu dilakukan dalam rangka ingin profit yang lebih besar ataupun menanggulangi potensi yang tidak jelas akan membuat ambigu kontinuitas sebuah proyek yang baru berjalan. Sunk Cost Falacy pada kasus ini akan memberikan loss yang tidak dapat dikembalikan ditambah dengan adanya sisa materi pembelian yang berlebih.
Strategic Planning merupakan konsep risk manajemen yang dilakukan seseorang, terutama generasi muda untuk meminimalisir adanya potensi kerugian yang terjadi dalam kegiatan transaksi ataupun mengatur perputaran ekonomi sehari-hari agar tidak terpengaruh oleh trend. Pada dasarnya strategic planning diterapkan dengan memprioritaskan apa yang harus dilakukan pada skenario tertentu agar tercapainya optimalisasi pengeluaran keuangan.
Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan baik bagi prakerja ataupun pekerja dalam kegiatan self management, baik sebagai personal gain ataupun kolektif. Bagi para pekerja terdapat beberapa strategic planning, salah satunya adalah investment. Investasi merupakan kegiatan pasif yang dilakukan untuk memutar roda keuangan baik dalam skala harian atau skala panjang, namun sebelum dilakukan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai bentuk perencanaan.
Seseorang kerap harus mengamati terhadap turbulensi dunia yang berkaitan dengan bergantinya nilai tukar mata uang dunia yang akan mempengaruhi nilai tukar mata uang seperti peperangan, demonstrasi, dan pergantian presiden. Selain itu ketepatan dalam pemilihan saham juga akan mempengaruhi make or break strategic planning seseorang. Dalam menempatkan sisihan uang kepada saham perlu diingat, terlebih dahulu saham apa yang sedang memiliki track record yang berpotensi menguntungkan.
Riset terhadap suatu perusahaan yang akan menjadi titik penempatan aset juga merupakan hal yang harus diperhatikan, karena sebuah perusahaan yang besar belum tentu membawa hasil yang berkepnjangan. Hal terakhir yang perlu diingat ialah, perhatikan tabel dividend yang diberikan secara tahunan atau bulanan oleh perusahaan karena itu akan memberikan situasi perusahaan tersebut.
Jika seseorang menginginkan metode yang lebih pasif maka terdapat jalan alternatif seperti emas dan Obligasi Negara Ritel (ORI). Kedua aset tersebut merupakan investasi skala pasif yang dapat dilakukan seseorang dengan menyisihkan persentase gaji yang diterima agar dapat ditabung sebagai emas atau mengikuti program pemerintah yang ada.
Adapun aset yang dapat diolah seperti aset rumah yang dapat dikontrakan sebagai bentuk investasi berjangka panjang yang cenderung memiliki surplus terlebih lagi pada lokasi yang strategis. Franchise juga dapat menjadi jalur pada seseorang yang telah memiliki referensi spot usaha yang cocok serta sesuai dengan target market yang diperuntukan, namun perlu diingat ketentuan yang diberikan oleh franchise beserta split yang dikenakan dalam MoU yang diberikan oleh Franchisor kepada Franchisee.
Side hustle atau yang disebut pekerjaan tambahan juga menjadi aset yang dapat dikembangkan melalui talent yang dimiliki seseorang demi meraih kesuksesan tanpa harus mengeluarkan dana yang signifikan. Jika seseorang memiliki skill tambahan seperti Graphic Design, maka seseorang dapat melakukan commission work freelance yang dapat menjadi sumber income tambahannya terlebih lagi jika mempunyai beberapa network dan memiliki studio tersendiri yang mengerjakan mural, logo works, branding, sampai ilustrasi digital sebagai bentuk personal branding yang dapat menunjang portfolio dan public outreach.
Selain adanya strategic planning bagi para pekerja, terdapat pula strategi yang bisa diterapkan kepada prakerja ataupun pemula dalam dunia pekerjaan. Menerapkan softskill seperti public speaking dan networking akan menjadi investasi yang berguna sebagai bentuk strategic planning parak prakerja atau pemula. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya koneksi maka akan jauh lebih mudah bagi para prakerja untuk menemukan insight terhadap kesempatan kerja.
Yang terakhir perlu diingat dari semua rekapan strategic planning baik bagi mahasiswa UNDIRA terlebih pada para akademisi Fakultas Ilmu Bisnis dan Manajemen ataupun publik yakni, sisihkan semua hal yang telah dilakukan untuk pengalokasian dana pensiun dalam bentuk tabungan rencana ataupun aset pasif lainnya. Hal ini dikarenakan masa depan akan selalu mengalami perubahan dan sebuah plan sejak dini hari bahkan sebelum memiliki keluarga masing-masing merupakan langkah integral bagi semua level masyarakat.
(Danang Respati Wicaksono / HUMAS UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Lainnya

Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432