html hit counter Konstruksi Jalan Terapung diatas Tanah Lunak dan Penerapan Teknologi Angkur Pasca Cor pada Bangunan - Universitas Dian Nusantara

Konstruksi Jalan Terapung diatas Tanah Lunak dan Penerapan Teknologi Angkur Pasca Cor pada Bangunan

Ringkasan Webinar #48 Program Studi Teknik Sipil

Tema: Konstruksi Jalan Terapung diatas Tanah Lunak

Prof. Dr. Ir. Juni Gultom, S.T., MTP. (Plt. Sekertaris Daerah Kab. Kotawaringin Barat)

  1. Pentingnya Membangun Jalanan dan Prasarana Sebagai Penghubung Dalam Mendukung Kinerja Masyarakat: 

  • Kurang lebih terdapat sebanyak 30% tanah lunak di Indonesia. Keberadaan tanah lunak kerap kali membawakan masalah seperti aksesibilitas kendaraan dalam mencapai poin B dari poin A. 
  • Maka dari itu diperlukan Inovasi Konstruksi dalam meningkatkan daya dukung dan aksesibilitas berbagai medan tanah lunak. 

  1. Pengertian Bahan Geofoam: 

  • Geo-foam atau yang dapat disebut expanded polystyrene, diperkenalkan dalam dunia konstruksi pada tahun 1972 lalu di Norwegia untuk membuat jalan di tanah yang labil (poor soil).

  1. Pemanfaatan Metode Konstruksi Geofoam Terapung Box Culvert: 

  • Dengan mengaplikasikan metode Geofoam sebagai salah satu solusi pilihan, metode konstruksi ini dinilai menjadi salah satu alternatif solusi terbaik dalam menunjang akses transportasi di medan tanah lunak. 

  1. Mengapa Geoforam menjadi alternatif populer dalam mengembangkan konstruksi jalan: 

  • Geofoam memiliki densitas yang cenderung ringan mencapai 15-45 kg saja. Selain itu, Geofoam juga cenderung memiliki ketahanan dan mudah ditangani sesuai dengan kebutuhan sekaligus kriteria. 

  • Dalam sektor penanganan dan maintenance, Geofoam yang disusun diatas lantai kerja tidak memerlukan pemadatan. 

  1. Mekanisme pengujian daya dukung dari Geofoam: 

  • Melalui pengujian terhadap ketahanan dan melibatkan adanya uji tekanan beserta daya apung. 

  • Setelah adanya uji daya tahan material, maka komponen Geofoam nantinya akan melalui tahap pengecekan dengan adanya simulasi prazis. Semakin besar Geofoam yang ada, maka akan semakin besar pula daya dukungnya karena 

  1. Mekanisme yang memanfaatkan prinsip Archimedes dan Newton: 

  • Geofoam (EPS block untuk konstruksi) memang bekerja dengan prinsip Newton dan Archimedes dalam rangka memberikan tolak ukur yang mempengaruhi keterkaitan dengan pemberian gaya beserta gaya apung yang dapat diberikan oleh geofoam sendiri.

  1. Keterbatasan Geofoam: 

  • Karena sifatnya yang cenderung memberikan daya apung atas aspal maupun beda yang dibangun diatasnya, maka jika geofoam tidak ditata dengan baik akan mengakibatkan deformasi maupun degradasi struktural yang akan mempengaruhi kualitasnya dalam menopang tanah labil.

Kesimpulan Narasumber 1: 

Sekitar 30% wilayah Indonesia berupa tanah lunak yang kerap menimbulkan kendala aksesibilitas, sehingga dibutuhkan inovasi konstruksi untuk meningkatkan daya dukung. Salah satu solusi yang populer adalah Geofoam (EPS), material ringan yang mudah diaplikasikan tanpa pemadatan dan efektif digunakan dalam metode konstruksi terapung seperti box culvert. Geofoam bekerja dengan prinsip Newton dan Archimedes dalam mendistribusikan beban sekaligus menghadapi gaya apung, serta terbukti mampu meningkatkan kapasitas dukung tanah lunak melalui uji ketahanan dan simulasi. Namun, karena sifatnya yang ringan, Geofoam tetap memerlukan perencanaan dan pemasangan yang tepat agar tidak menimbulkan deformasi atau degradasi struktural, sehingga dapat benar-benar menjadi solusi efektif dalam pembangunan infrastruktur di atas tanah labil.


Tema: Penerapan Teknologi Angkur Pasca Cor pada Bangunan

Dana Luthfi Ilmansyah, S.T., M.Sc. (Engineering, Project Manager, dan Production Expert PT. Hilti Nusantara)


  1. Pengangkuran dan manfaat Pengangkutan dalam konstruksi: 

  • Pengangkuran adalah proses pemasangan elemen pengikat (anchor) untuk menyalurkan beban dari suatu elemen struktural atau non-struktural ke media dasar (umumnya beton, baja, atau pasangan batu/bata).

  • Penggunaan metode angkur dipilih sesuai maksud dan kebutuhan dalam membuat sebuah konstruksi bangunan lebih kokoh terhadap getaran dan juga mendistribusikan beban yang diberikan.

  1. Metode Pengangkuran atau Fastening dapat dibagi menjadi dua kategori:

  • Cast-in-place Fastening atau angkur tanam melibatkan pemasangan dimana baut sudah ditanamkan sebelum dilakukannya pengecoran. Hal ini memungkinkan pengerasan dan penguatan konstruksi.

  • Post Installed Fastening yang melibatkan pengikatan anchor setelah adanya pengecoran. Berbeda dengan metode cat-in-place, sistem ini mengandalkan penambahan ulang substansi di atas baut yang terinstall setelah pengecoran yakni melalui; Chemical Adhesive dan Mechanical.

  1. Kekurangan Penggunaan Angkur Tanam Cast in Place:

  • Para insinyur HITLI menyampaikan bahwa beberapa masalah seperti permasalahan dalam pemasangan baut hingga adanya deformasi material yang digunakan dapat memperlambat proyek kerja sebesar 1-15% dari jadwal penyelesaian konstruksi.

  1. Pasca Instalasi Menjadi Faktor Pemilihan Terbaik Bagi Mayoritas:

  • Dikarenakan rentannya sistem Angkur Tanam Cast in Place memiliki berbagai variabel tak terduga sekaligus sulit untuk mendapatkan pembenahan yang cepat. Maka berbagai arsitektur memilih untuk menggunakan post-install anchor.

  1. Dalam Mekanisme Pasca Bor, Terdapat Beberapa Metode yang Digunakan Ketika Menginstalasi Achor Sistem:

  • Mekanisme pengangkuran pasca cor pada konstruksi terdiri dari beberapa prinsip kerja post-installed anchor. Pertama, friction, yaitu gaya tarik disalurkan melalui friksi antara batang angkur dan material dasar, dengan ekspansi pada angkur untuk memaksimalkan gaya gesek. 

  • Kedua, keying, yang bekerja melalui perbesaran diameter angkur pada titik tertentu dibandingkan dengan lubang bor sehingga menciptakan penguncian mekanis. Ketiga, bonding, yaitu pengikatan adhesif antara angkur dengan bahan kimia (adhesive) dan antara adhesive dengan permukaan lubang bor. Efek microkeying menjaga elemen tetap menempel kuat pada posisinya. 

  • Terakhir, bonding dan friction, yaitu kombinasi ikatan adhesif dengan ekspansi akibat aplikasi torsi, di mana gaya ekspansi tersebut semakin meningkatkan efek microkeying untuk memberikan daya lekat dan kekuatan lebih optimal.

  1. Perbedaan Angkur Chemical dan Angkur Mekanikal:

  • Angkur chemical lebih unggul dalam hal fleksibilitas kedalaman penanaman dan aplikasi, serta relatif memiliki kapasitas beban yang lebih tinggi. Namun, kelemahannya adalah membutuhkan curing time sebelum dapat dibebani, proses instalasi lebih kompleks, dan kurang efisien bila digunakan untuk beban ringan karena cenderung boros.

  • Sebaliknya, angkur mekanikal dapat langsung dibebani setelah dipasang, proses instalasinya lebih sederhana, dan bisa digunakan baik untuk beban ringan maupun berat. Meski demikian, sistem ini memiliki keterbatasan pada kedalaman tanam, variasi tipe yang banyak dapat membingungkan pengguna, serta umumnya kapasitas beban yang lebih rendah dibandingkan dengan angkur chemical.

  1. Temporary Support Dalam Konstruksi:

  • Dalam sebuah industri terdapat sebuah jalur cable tray yang memerlukan pengakuran. Ada sebuah istilah yang disebut, temporary support untuk memberikan solusi sementara dalam perancangan pembangunan sesuai dengan kebutuhan - salah satu penerapannya ialah Screw Anchor.

  1. Angkur Chemical Dalam Meningkatkan Ketahanan Tulangan:

  • Dengan menerapkan bahan perekat berbasis resin atau adhesive kimia untuk menanamkan batang baja, baut ulir (threaded rod), atau tulangan (rebar) ke dalam beton atau material dasar lainnya. 

  • Sistem ini bekerja dengan prinsip bonding atau lekatan, yaitu resin mengikat batang baja sekaligus melekat kuat pada permukaan lubang bor di beton.

  1. Mengapa Desain Angkur dan Penerapannya Harus Dilakukan Dengan Benar:

  • Desain maupun metode perakitan yang salah dapat berakibat fatal dalam proses pembangunan, mulai dari adanya faulty section hingga adanya keretakan segmen yang kritikal terhadap integritas bangunan - dapat menyebabkan robohnya bagian parsial maupun keseluruhan bangunan.

Kesimpulan Narasumber 2: 

Pengangkuran merupakan proses penting dalam konstruksi untuk menyalurkan beban dari elemen struktural maupun non-struktural ke media dasar seperti beton atau baja, sehingga bangunan lebih kokoh terhadap getaran serta distribusi beban menjadi lebih merata. Metode pengangkuran terbagi menjadi dua, yaitu cast-in-place fastening di mana baut ditanam sebelum pengecoran, dan post-installed fastening yang dipasang setelah beton mengeras melalui sistem chemical maupun mechanical. Meskipun cast-in-place memberikan integrasi yang kuat sejak awal, metode ini rentan terhadap kesalahan pemasangan yang dapat memperlambat proyek hingga 15%, sehingga banyak insinyur memilih post-install anchor yang lebih fleksibel. Dalam praktiknya, post-installed anchor bekerja dengan beberapa prinsip seperti friction, keying, bonding, serta kombinasi bonding dan friction untuk menghasilkan daya lekat optimal. Angkur chemical unggul dalam fleksibilitas dan kapasitas beban tinggi namun membutuhkan curing time dan instalasi kompleks, sementara angkur mekanikal lebih praktis karena bisa langsung dibebani meski kapasitasnya cenderung lebih rendah. Selain itu, angkur juga digunakan untuk temporary support seperti screw anchor dalam mendukung pekerjaan sementara, dan chemical anchor berbasis resin dapat meningkatkan kekuatan tulangan dengan sistem bonding yang kuat. Oleh karena itu, desain dan pemasangan angkur harus dilakukan secara tepat, sebab kesalahan kecil dapat berdampak fatal pada integritas bangunan hingga berpotensi menyebabkan keruntuhan struktural. 

Narasumber: 
 
1. Prof. Dr. Ir. Juni Gultom, S.T., MTP. (Plt. Sekertaris Daerah Kab. Kotawaringin Barat)
2. Dana Luthfi Ilmansyah, S.T., M.Sc. (Engineering, Project Manager, dan Production Expert PT. Hilti Nusantara)

Moderator:

Ibu Isfandina ST., MT. - Dosen Program Studi Teknik Sipil UNDIRA

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432