html hit counter Laksanakan Audiensi dan International Public Lecture, Prodi Ilmu Komunikasi UNDIRA dan KBRI Ukraina Perkuat Kolaborasi Melalui Penandatanganan MoU - Universitas Dian Nusantara

Laksanakan Audiensi dan International Public Lecture, Prodi Ilmu Komunikasi UNDIRA dan KBRI Ukraina Perkuat Kolaborasi Melalui Penandatanganan MoU

Dilihat : 5
17 November 2025

Jakarta, 15 November 2025 - Di tengah lanskap geopolitik yang terus bergejolak, pemahaman akan komunikasi lintas budaya dan diplomasi di daerah konflik menjadi kian mendesak. Menjawab tantangan atas peran komunikasi di tengah Globalisasi saat ini, Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) menggelar kuliah umum bertajuk “Implementasi Komunikasi Lintas Budaya di Daerah Konflik” sekaligus penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan KBRI Ukraina di Kampus Universitas Dian Nusantara Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Acara ini menghadirkan dua praktisi yang memiliki pengalaman langsung di garis depan krisis Eropa: Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, Arief Muhammad Basalamah, dan Eks Atase Pertahanan RI di Ukraina, Kol. Sus. Adi Triadi.

Kuliah umum ini tidak hanya menjadi forum akademik, tetapi juga jendela untuk memahami realitas peperangan di Ukraina yang hingga akhir tahun 2025 ini telah memasuki fase konflik berkepanjangan. Perang tersebut telah memicu krisis kemanusiaan berskala besar, menghancurkan infrastruktur vital, dan memaksa jutaan orang mengungsi.

Para mahasiswa diajak untuk tidak sekedar memahami teori komunikasi, tetapi melihat penerapannya dalam situasi di mana salah satu kata yang salah dapat berimplikasi besar.

Wakil Rektor III UNDIRA, Dr. Ir. Muhammad Hasanuddin Thoyieb, M.M., yang turut hadir, membuka acara dengan menyebut forum pertemuan ini sebagai momen spesial dan insightful. "Kehadiran Bapak Duta Besar dan Bapak Kolonel. Sus. Adi Triadi hari ini adalah sebuah kehormatan. Ini bukan sekadar kuliah umum," ujar Hasanuddin. "Pertemuan ini memberi kita kesempatan langka untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat langsung dari praktisi di ruang lintas negara. Kami berharap ini juga membuka berbagai peluang baru bagi pengembangan institusi dan, yang terpenting, bagi wawasan mahasiswa kami." ujar beliau.

Duta Besar Arief Muhammad Basalamah, yang telah menavigasi kompleksitas diplomasi di Kyiv, memberikan pandangannya. Beliau memaparkan bagaimana komunikasi menjadi alat vital untuk memahami motivasi di balik konflik yang terjadi.

Dalam paparannya, Dubes Arief menyoroti bahwa di tengah desingan artileri dan perang informasi (disinformasi), tugas seorang diplomat adalah menjaga saluran komunikasi tetap terbuka. Beliau menekankan pentingnya diplomasi dalam upaya menciptakan keselarasan, atau setidaknya, mengurangi dampak kemanusiaan dari perang.

"Komunikasi di daerah konflik bukan hanya tentang perundingan politik," jelas Dubes Arief. "Itu adalah tentang bagaimana kita menyampaikan empati, bagaimana kita melindungi warga negara kita yang terjebak, dan bagaimana kita membangun kepercayaan dengan semua pihak untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan." tegas beliau

Beliau menggarisbawahi bahwa memahami budaya lokal, sentimen historis, dan trauma kolektif adalah kunci agar diplomasi Indonesia dapat diterima dan efektif di Ukraina.

Menambahkan perspektif strategis dan pertahanan, Kol. Adi Triadi memberikan analisis mendalam tentang evolusi diplomasi di era modern. Sebagai mantan Atase Pertahanan, Kol. Adi memiliki pengalaman langsung melihat dinamika militer dan politik di Ukraina. 

Menurutnya, diplomasi kini tidak lagi dapat diartikan sebatas kerjasama bilateral antar pemerintah. "Di tengah polarisasi global, peran Indonesia di forum-forum multilateral menjadi sangat penting. Namun dalam mempertegas pemahaman kita dalam mendukung dan memperjuangkan hak sosial Ukraina, kita tidak hanya terbatas pada keikutsertaan dala sektor pertahanan. Kini melalui adanya platform sosial media dan bahkan keberadaan pameran budaya sebagai media komunikasi non verbal, kita juga dapat menyebarkan awareness terhadap kondisi Ukraina, yang diharapkan mampu mempertegas suara kolektif kita dalam mendukung kebebasan mereka." tegas Kol. Adi. 

Lebih lanjut, Kol. Adi menyoroti aspek 'diplomasi lunak' (soft power) yang seringkali terlupakan. "Kita juga berbicara tentang bagaimana meningkatkan kesadaran akan keberadaan Ukraina di mata dunia. Hal tersebut penting untuk membangun delegasi serta pondasi kokoh pasca-konflik."

Penyelenggaraan kuliah umum ini menegaskan posisi UNDIRA sebagai institusi pendidikan yang dinamis, berpendidikan profesional dan visioner terhadap perkembangan tidak hanya dalam negeri namun juga luar negeri. Dengan menghadirkan pembicara Duta Besar dan pakar pertahanan, UNDIRA menunjukkan perannya yang aktif dalam membekali mahasiswa dengan wawasan global akan peran Komunikasi dalam budaya antar negara dan kaidah Komunikasi dalam mencermati berbagai isu geopolitik yang ada disekitar kita.

Dengan terlaksananya kerjasama internasional dengan KBRI Ukraina ini, diharapkan akan terbangun academic network melalui kerjasama antara UNDIRA dengan empat Universitas di Ukraina; The National University of Ostroh Academy, National Academy of Managerial Staff of Culture and Arts (NAKKIM), National Univeristy of Kyiv, Mohyla Academy (NaUKMA) dan Nazhyn Mykola Gogol State Univeristy, serta berbagai kesempatan lainnya.

(Danang Respati Wicaksono / Humas UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

humas@undira.ac.id

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id 

Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432