Salah satu episentrum perkembangan suatu negara saat ini adalah generasi muda. Saat ini disamping kepiawaian dalam dunia akademik, perkembangan negara juga dipengaruhi oleh minat anak bangsa dalam berkarya serta berinovasi dalam memajukan tidak hanya tatanan negara, namun juga peradaban masyarakat dalam negara tersebut.

Namun berangsur dari perkembangan Artificial Intelligence (AI) beserta teknologi otomasi yang terlihat semakin menjadi ancaman bagi keberlangsungan masyarakat, tentu generasi muda juga kian dihadapkan dengan keraguan terhadap masa depan. Kini kita melihat hampir semua pekerjaan dapat digantikan dengan AI dan otomasi mesin, mulai dari Fotografer, Videografer, Programmer, dan bahkan yang berusaha dicetuskan di Albania yakni Menteri dalam bentuk AI.

Menjawab pertanyaan keberadaan generasi muda ditengah gelombang digitalisasi saat ini, bapak Dr, H, Sandiaga Salahudin Uno, B.B.A., M.B.A., turut memberikan sebuah orasi ilmiah bertajuk “Peluang dan Tantangan generasi Muda dalam Dunia Usaha dan Industri di Era Digital” dalam momen Wisuda III dan Dies Natalis VI. Dalam orasinya, beliau menyampaikan bahwa sesungguhnya AI bukanlah suatu ancaman bagi para generasi muda.

Mengacu pada hal tersebut, beliau merujuk pada pencapaian gemilang yang telah diraih Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) yang meskipun masih relatif muda, telah berhasil mencetak sebanyak lebih dari 1000 lulusan berkompeten yang siap menjadi arsitek masa depan bangsa dan negara. 

“Universitas Dian Nusantara ini sangat luar biasa. Seketika saya lihat dari tracer study UNDIRA yang menunjukan 90% dari kalian (wisudawan) sudah bekerja, saya sangat terkesan. Namun, yang membuat saya bangga dengan kalian ialah kemauan kalian untuk tetap meniti ilmu lebih lanjut di UNDIRA. Universitas kini berperan tidak hanya sebagai jembatan ilmu, namun penghidup semangat LIVE LONG LEARNING, dimana upskilling, reskilling dan new skilling dapat kalian raih untuk survival di masa mendatang.”

Beliau menegaskan bahwa kunci utamanya kembali pada semangat berinovasi dan berkontribusi bagi negara untuk menemukan jalan emasnya. Bapak Sandiaga Salahudin Uno berpesan kepada generasi muda, khususnya para wisudawan yang kini memasuki dunia nyata yang dinamis, agar gigih memberikan kontribusi. Menurutnya, dengan harapan yang telah dianugerahkan sebagai civitas akademika, maka beliau mengajak para generasi muda untuk turut meneruskan harapan yang ditempatkan menjadi kontribusi nyata kepada bangsa dan negara. Kontribusi nyata inilah yang akan menuntun tanah air tercinta menuju Indonesia Emas 2045.

“Manusia merupakan makhluk yang dikaruniai dengan salah satu aspek yang tidak dimiliki teknologi, kita memiliki intuisi dan yang terpenting adalah kreatifitas!. AI tidak dapat diragukan mampu menjadi tools yang dapat membantu kita, namun kapabilitasnya hanyalah sampai disitu. Kita memiliki pendidikan hati, dan hati merupakan qolbu sesungguhnya yang dapat menuntun peradaban manusia di tengah gencarnya perkembangan AI saat ini.” ujar beliau.

Dengan penuh gemilang, beliau menyakinkan kepada generasi UNDIRA yang berpedoman visioner, integritas dan profesional untuk bersama mengembangkan Indonesia. Menurut bapak Sandiaga Salahudin Uno, Indonesia sesungguhnya memiliki banyak potensial. Meskipun Indonesia masih tergolong negara berkembang, beliau turut meyakinkan para lulusan untuk tetap berkiprah menuju Indonesia yang gemilang.

“Berdasarkan fakta statistik, negara dengan kontribusi terbesar adalah Amerika dengan sektor teknologi dan financenya yang mendominasi sebesar 15% pasar dunia, diikuti oleh Korea dengan sektor manufaktur yang menghidupkan perputaran inovasi teknologi sebesar 12%. Dalam saat ini, data yang ada justru bukan menjadi pemadam semangat kalian. Jika kita lihat, Indonesia memiliki satu elemen yang tidak dimiliki negara lainnya, kita memiliki kreatifitas.” beliau kembali menekankan.

Beliau menegaskan bahwa semua potensi itu tidak akan terwujud hanya dengan ikhtiar dan berjalannya waktu. Dibutuhkan peran aktif generasi muda sebagai "generasi mobile" generasi yang terus bergerak, berinovasi, dan memanfaatkan kreativitasnya masing-masing untuk menjemput masa depan.

“Indonesia memiliki apa? Kreatifitas!. Banyak musik, dan film seperti Jumbo telah menerobos pangsa pasar luar negeri. Saya berpesan pada kalian semua, jadilah generasi pemain dan jadilah bagian dari pembelajaran menuju Indonesia emas 2045. Mari kita buka bersama gerbang inovasi dan kreatifitas, demi mengibarkan nama Indonesia di mancanegara.” tutup beliau.

Pencapaian UNDIRA yang telah berhasil meluluskan lebih dari 1000 wisudawan dan hari ini mewisuda 971 wisudawan yang berkualitas, berkelas dan kompeten kini menjadi jawaban konkrit bagi kebutuhan industri masa depan. Sebagaimana yang diungkapkan bapak Sandiaga Salahudin Uno, generasi muda kini kembali berkiprah dalam dunia pendidikan bukan sekedar hanya untuk ijazah ataupun ilmu, namun juga upskilling, reskilling dan new skilling di tengah kehidupan yang dinamis saat ini.

Di Universitas Dian Nusantara mahasiswa dapat belajar secara digital, daring, dan tatap muka, sehingga kalian dapat menempuh pendidikan tinggi yang berkualitas dan berkelas. UNDIRA kini juga telah menjalin kerjasama dalam berbagai bidang dengan institusi dalam serta luar negeri, dan meraih akreditasi Baik Sekali. 

Hal tersebut memungkinkan mahasiswa UNDIRA untuk berkiprah di berbagai bidang, dan menjadi bukti nyata sejarah Indonesia menuju keemasannya di 2045 kelak. UNDIRA bukan sekedar kampus, melainkan kampus bernilai VIP (visioner, integritas dan profesional) yang mampu menjadi jawaban kita semua menuju tantangan industri dan society 5.0.