Saring Sebelum Sharing: Bersama Menjaga Kedaulatan dan Keamanan dari Misinformasi

Sebagaimana yang kita ketahui kawan UNDIRA, Indonesia sekarang sedang tidak berada dalam keadaan baik-baik saja. Negara kita kini sedang dihadapi dengan maraknya aksi demonstrasi, baik di Jakarta maupun di luar jakarta sebagai bentuk ketidakpuasan publik yang telah terlarut berkepanjangan.
Demonstrasi sendiri, meskipun memiliki suara kumulatif dalam rangka membangun melalui keikutsertaan masyarakat sipil dalam mengekspresikan pendapat dan aspirasi, tetap didasari dengan individu sekaligus tingkatan emosional dengan latar belakang berbeda.
Disinilah kehati-hatian harus diterapkan, terlebih lagi dalam era Internet of Things (IoT) dimana penyebaran informasi dapat terjadi secara masal dalam waktu singkat. Sosial Media yang merupakan product dari IoT, merupakan salah satu jaringan yang telah membawa banyak perubahan dalam dunia komunikasi serta informasi terhadap perkembangan dunia sekitar.
Provokasi pada saat ini sangat rentan terjadi sebagaimana yang kita ketahu. Kemudahan akses teknologi dan sosial media, dapat dengan mudah merubah tatanan komunikasi dan persepsi masyarakat, disinilah Echo Chamber tercipta. Singkatnya, Echo Chamber disini berperan dalam menciptakan ruang dari konten yang dipercayai saat ini.
Tidak menutup kemungkinan pula beberapa Echo Chamber dapat memicu misinformasi, dimana jika dikaitkan dengan situasi terkini dapat berpengaruh dalam pembentukan tabiat masyarakat (yang sejak awal telah turbulen).
Kawan UNDIRA dapat melihat secara langsung bagaimana editing digabungkan dengan narasi dapat memicu amarah masyarakat. Mulai dari pembakaran fasilitas umum sampai dengan penjarahan toko, dimana hal tersebut bukanlah bentuk dari aspirasi sesungguhnya.
Sebagai akademisi yang berpedoman Visioner, Integritas dan dalam konteks ini utamanya ialah Profesional - sudah selayaknya diterapkan dalam kehidupan, bahkan pula dalam menyuarakan aspirasi. Dengan melakukan aksi tidak senonoh tidak hanya kita menghilangkan sikap profesionalisme, namun kita juga membebani rakyat sekitar terutama pedagang yang sekiranya juga sudah merasakan kepahitan ekonomi dan tuntutan sosial.
Salah satu tokoh masyarakat, Ferry Irwandi, bahkan mengutarakan dikala momen penuh ‘Cipta Kondisi’ seperti ini dengan alih-alih memicu panic, misjudgement dan irasionalitas merupakan hal yang seharusnya dikesampingkan.
“Bagaimana cara melawan anarki dan misinformasi yang tersebar saat ini?, apakah dengan senjata? Tidak. Selayaknya ada cara lain untuk beraspirasi sekaligus menjaga keselamatan - yaitu melalui kesadaran.” ujar beliau dalam unggahan YouTubenya.
Sebagai makhluk yang diciptakan dengan akal sehat, maka sudah selayaknya kita dapat menyaring informasi yang hinggap di beranda kita, dan janganlah kita terprovokasi dengan penyebaran isu di media sosial. “In moments of crisis, panic does nothing”, pikirkanlah dan studi bandingkanlah berbagai informasi antar media maupun akun yang muncul di beranda, ingatlah pepatah “cagito ergo sum”, dengan berpikir maka kita berada.
Melalui demonstrasi, kita semua memiliki andil dalam menyuarakan aspirasi - namun mari lakukanlah dengan penuh tenggang rasa dan tanggung jawab, terlebih lagi bagi akademisi yang berilmu. Dalam krisi seperti saat ini, jagalah tidak hanya aspirasi, namun juga keselamatan dan kemanusiaan bersama - percayalah kita semua dapat melalui fase ini dengan selamat melalui kolaborasi dalam menjaga keselamatan bersama!, #Salingjaga.
Sumber Referensi:
Ferry Irwandi - Dalang Demo dan Mencegah Darurat Militer
(Kornelia Johana Dacosta / Humas UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Lainnya

Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432