Jakarta, 18 Juli 2025 — Di tengah pesatnya perkembangan teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan budaya gratifikasi instan, dunia akademik menghadapi tantangan serius dalam menjaga kualitas riset dan publikasi ilmiah. Praktik seperti plagiarisme dan pemalsuan data penelitian menjadi ancaman nyata yang dapat menggerus semangat keilmuan serta merusak kredibilitas akademik.

Merespons urgensi tersebut, Lembaga Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (LRPM) Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) menyelenggarakan seminar bertajuk “Etika Penelitian dan Publikasi Ilmiah Sebagai Benteng Terhadap Degradasi Integritas Akademik” yang bertempat di Aula UNDIRA, Tanjung Duren, Jakarta Barat. Acara ini terbuka bagi dosen dan mahasiswa sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem riset yang etis dan profesional di lingkungan kampus.

Kepala LRPM UNDIRA, Bapak Basuki Toto Rahmanto, S.E., M.M., M.Ak., dalam sambutannya menekankan bahwa etika dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (PkM) adalah fondasi yang wajib dipahami oleh setiap akademisi.

“Etika bukan sekadar slogan, melainkan pilar penting dalam menjaga kredibilitas dan keberlanjutan kontribusi akademik. Melalui seminar ini, kami berharap dosen dan mahasiswa dapat menerapkan prinsip etika penelitian secara utuh dan menyeluruh,” ujarnya.

Senada dengan itu, Wakil Rektor I Bidang Akademik UNDIRA, Bapak Ir. Margono Sugeng, M.Sc., juga menegaskan bahwa integritas dan etika merupakan unsur tak terpisahkan dari riset berkualitas.

“Penelitian adalah sarana pengembangan ilmu pengetahuan. Namun tanpa integritas, seluruh proses itu bisa menjadi sia-sia. Plagiarisme, manipulasi data, atau pengabaian etika justru menghambat UNDIRA dalam menjadi universitas yang terpercaya dan profesional,” tegas beliau.

“Menghadapi tantangan riset dan publikasi di masa depan, integritas dan kejujuran intelektual harus ditegakkan sebagai fondasi utama akuntabilitas ilmiah. Profesionalisme juga berarti menguasai teknologi dengan tepat, menghargai kontribusi tim, menyelesaikan konflik secara bijak, dan mampu beradaptasi dengan perubahan global yang semakin kompleks.” ditambahkan beliau.

Sebagai pembicara utama, Dr. Sularso Budilaksono, Direktur LPPM Universitas Persada YAI, menggarisbawahi pentingnya keselarasan antara etika penelitian dengan kebijakan hibah nasional 2025. Ia juga menekankan bahwa penyusunan laporan riset, baik laporan kemajuan maupun laporan akhir, perlu berbasis pada instrumen yang valid dan reliabel. Validitas menekankan ketepatan data, sedangkan reliabilitas menyoroti konsistensi pengukuran yang dilakukan.

Tak hanya berbicara soal prinsip dasar, seminar ini juga membahas pentingnya kolaborasi etis antara dosen dan mahasiswa dalam kegiatan riset dan pengabdian. Mahasiswa tidak lagi diposisikan hanya sebagai pelaksana teknis, tetapi sebagai mitra intelektual yang aktif dan setara dalam keseluruhan proses penelitian.

Seminar ini turut mendorong penguatan lima aspek penting (aspek 5C) dalam membangun riset yang otentik dan berdampak, yaitu: Critical Thinking, Collaboration, Communication, Creativity, dan Character. Peserta juga diajak memahami batasan serta prosedur dalam publikasi ilmiah, mulai dari pencarian data yang akurat, penulisan yang etis, hingga pemilihan instrumen riset serta tata cara mendesain layout yang tepat.

Seminar ditutup dengan ajakan kolektif untuk menjadikan etika sebagai budaya hidup dalam riset akademik, bukan hanya sebagai aturan administratif. Dengan menjunjung tinggi nilai integritas, validitas data, dan kolaborasi dosen-mahasiswa, LRPM UNDIRA terus berkomitmen membangun ekosistem riset yang profesional, etis, relevan dan berdampak bagi masyarakat.