Di tengah dinamika dunia kerja saat ini, peluang pekerjaan menjadi fokus utama, terutama bagi mahasiswa tingkat akhir dan para lulusan baru (fresh graduates). Mereka menghadapi tantangan yang nyata: berpacu dengan waktu, bersaing secara ketat, dan berhadapan dengan terbatasnya jumlah lapangan kerja yang tersedia. 

Indonesia saat ini tengah memasuki era bonus demografi—sebuah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif meningkat secara signifikan, sementara pertumbuhan lapangan kerja belum mampu mengimbanginya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) terhitung sejak bulan Februari 2025, masih terdapat sekitar 7,28 juta penduduk yang belum memiliki pekerjaan. 

Salah satu attempt Pemerintah yakni pengadaan Job fair, salah satunya merupakan “Bekasi Pasti Kerja 2025” yang diselenggarakan oleh Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bekasi. Kesempatan tersebut menawarkan 2.500 lowongan dari 64 perusahaan, namun jumlah 25.000 pencari kerja yang hadir justru jauh melampaui ekspektasi yang ada. 

Perbedaan yang mencolok antara jumlah lowongan dan jumlah peserta menggambarkan betapa terbatasnya kesempatan kerja formal yang tersedia, dan sekaligus menunjukkan bahwa job fair saja belum cukup untuk menjadi solusi atas persoalan ketenagakerjaan.

Antusiasme masyarakat terhadap job fair patut diapresiasi sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya dunia kerja. Situasi ini menuntut pendekatan yang lebih kritis, bijaksana dan terarah, dari para individu pencari kerja.

Dalam konteks inilah, universitas berperan aktif untuk opsi yang lebih strategis bagi mahasiswa terutama para fresh graduates. Institusi pendidikan tinggi tidak hanya sebatas arsip ilmu dan tempat bagi para cendekiawan, melainkan juga berperan sebagai fasilitator masa depan—yakni sebagai penghubung antara dunia akademik dan dunia profesional. 

Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) dapat menjadi contoh konkret dari upaya tersebut. Belum lama ini, demi memahami langsung tentang dinamika industri media, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNDIRA berkesempatan mengadakan Company Visit ke Metro TV.

Kunjungan serupa juga pernah dilaksanakan ke PT PLN Indonesia Power dan Radio Republik Indonesia (RRI), memungkinkan mahasiswa terlibat dalam interaksi nyata dengan dunia kerja. Selain itu, UNDIRA memiliki Biro Pengembangan Karir dan Alumni yang secara aktif menyelenggarakan program bermanfaat tidak hanya bagi para mahasiswa aktif maupun para alumni sebagai upaya strategis untuk menjembatani peluang pekerjaan. 

Kegiatan tutorial pembuatan CV dan portofolio hingga layanan Career Consult yang secara rutin dilaksanakan oleh Biro Pengembangan Karir dan Alumni UNDIRA bersama KINOBI dan BISADAYA menjadi bukti nyata komitmen kampus dalam mempersiapkan masa depan mahasiswa sesuai dengan minat dan keahlian mereka. Tak hanya itu, Biro Karir dan Alumni juga terus menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan untuk membuka peluang kerja dan magang melalui program Campus Hiring, yang salah satunya baru-baru ini terselenggara bersama PT Sutindo Raya Mulia dan PT Mitra Pajakku.

Tak hanya itu, UNDIRA telah melakasanakan kerja sama lintas institusi seperti dengan Ikatan Alumni (IKA) Trisakti turut mendorong jalur karier yang lebih inovatif, termasuk dalam bidang kewirausahaan. Melalui jaringan alumni dan kemitraan eksternal, mahasiswa didorong untuk menjajaki berbagai potensi keahlian, seperti pengembangan UMKM.

Dengan menjadi mediator yang aktif dan adaptif, universitas dapat memainkan peran vital dalam memastikan bahwa lulusannya tidak hanya berpendidikan, tetapi juga siap kerja. Menyikapi job fair secara kritis bukan berarti menolaknya, melainkan memahami bahwa solusi jangka panjang terletak pada transformasi pendidikan tinggi yang kolaboratif, berbasis kompetensi, dan berorientasi masa depan.