Menjaga Cahaya Hati: Menjalani Hidup Penuh Rasa Syukur dan Tawakal

Dari telaga yang jernih, tak akan mengalir air yang keruh. Ramadhan merupakan bulan penuh berkah yang mengajarkan umat muslim untuk menjaga diri mereka dari pikiran negatif dan hawa nafsu. Pikiran negatif dapat timbul dari berbagai hal, mulai dari; ketakutan berlebihan, suuzon, iri hati dan dendam. Namun salah satu dari beberapa yang telah disebutkan, yakni ‘ketakutan berlebihan’ atau paranoia, dapat mengganggu alur kehidupan dan interaksi sosial.
Demi mendalami issue tersebut, Ustadz Jalaludin Akbar menyampaikan Tausiyah dalam kegiatan Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) Berbagi Berkah pada tanggal 18 Maret 2025 lalu, dengan fokus terhadap salah satu permasalahan generasi muda yakni overthinking akan masa yang akan atau telah datang. Kondisi tersebut menyebabkan seseorang lebih banyak berpikir dibandingkan mengambil langkah. Selain itu, memikirkan masa depan dan masa lalu secara berlebihan dapat mengganggu konsentrasi serta menimbulkan ‘burnout’ lebih cepat.
Beliau menambahkan bahwa manusia cenderung ingin menjadi atau membuat usaha yang dilakukan lebih baik dari hari sebelumnya. Hal tersebut didasari oleh berbagai motivasi, mulai dari ambisi, ketakutan akan kegagalan, sifat kompetitif, sampai dengan keinginan untuk menjadi diri terbaik bagi orang terdekat.
Beliau menyampaikan, bahwa di dalam Al-Quran terdapat konsep yang disebut ‘Tawakal’. Tawakal merupakan kegiatan berserah diri kepada Allah SWT, atas segala bentuk usaha yang telah dilakukan umat manusia semaksimal mungkin. Semua hal yang dikerjakan manusia dapat diputarbalikan oleh kehendak Allah SWT. Maka serahkanlah semua usaha yang telah dilakukan kepada Allah SWT untuk mendapatkan hasil akhir.
Ustadz Jalaludin Akbar melanjutkan bahwa Bertawakal juga dapat menumbuhkan rasa syukur. Bersyukur tidak hanya bermakna mengapresiasi diri atas semua nikmat yang diberikan, namun juga kondisi dimana seseorang hadir secara utuh dalam semua momen yang sedang berlangsung (mindfulness). Seseorang yang bersyukur pasti tidak akan membiarkan pikirannya untuk beranjak kemanapun pada saat melakukan kegiatan baik untuk dirinya maupun dengan orang terdekatnya.
Selebihnya, bpk. Muhammad Hasanuddin Thoyieb, M.M., selaku Wakil Rektor III Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) berkata dalam salah satu WEBINAR dengan The New You Institute (TNYI) yang bergerak dalam bidang leadership coaching, bahwa seseorang hanya memiliki fase hidup yang terbatas.
Manusia tidak hanya lahir untuk berada di dunia. Faktanya bahwa semua orang terlahir dengan visi dan misinya masing-masing dan sudah memiliki porsi yang diatur oleh Allah SWT. Maka dari itu seseorang harus dapat memaksimalkan semua usaha yang mereka lakukan baik bagi dirinya atau orang lain. Jalanilah hidup sebagaimana peran masing-masing dan ingatlah bahwa Allah SWT akan mengatur reward yang kita terima atas usaha dan kerja keras sesuai dengan waktunya.
(Danang Respati Wicaksono / Humas UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Lainnya

Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432