Brain Drain dan Kabur Aja Dulu, Apakah Solusi Bagi Para Generasi Muda Indonesia?

Belum lama ini Indonesia dihebohkan dengan maraknya trend bertagar “Kabur aja dulu” yang merupakan bentuk penyuaraan opini rakyat terhadap beberapa kebijakan anggaran Indonesia. Fenomena “kabur aja dulu” secara umum melibatkan banyaknya generasi muda usia produktif di Indonesia yang memilih melanjutkan kehidupannya dan bahkan menetap di luar negeri.
Menurut pendataan yang telah dilakukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (KEMENKO RI) pada tahun 2020 melalui laman website resminya, Indonesia merupakan salah satu kontributor migran terbesar di Asia Tenggara. Sebanyak 4.6 juta Warga telah bermigrasi dari Indonesia.
Banyak Warga Negara Indonesia yang bermigrasi ke luar negeri sebagai bentuk pencarian sumber ekonomi yang lebih baik dan sejahtera, namun ada beberapa faktor lain yang dapat memicu mayoritas workforce yang meninggalkan Indonesia seperti;
-
Standar rekruitmen lapangan pekerjaan Indonesia yang kurang realistis
-
Standar kehidupan yang lebih menjanjikan di luar negeri
-
Adanya kesejahteraan emosional dan juga apresiasi ekonomi yang diberikan kepada workforce di luar negeri
-
Kebijakan ketenagakerjaan (Work Union Rights) yang lebih diperketat di luar negeri
Walaupun prospek untuk bekerja diluar negeri sudah ada sejak dulu - namun pengambilan langkah efisiensi pendanaan negara, keengganan para investor luar negeri untuk menanam modal di Indonesia yang menyebabkan menurunnya pengembangan SDM Indonesia dan juga depresiasi budaya lokal turut menjadi faktor pemercepat populernya migrasi terutama bagi Generasi Z dan Generasi Alpha Indonesia.
Selain itu, langkah “kabur aja dulu” yang sedang populer dapat berakibat buruk bagi perkembangan Indonesia kedepannya. Salah satu fenomena lain yang menjadi perdebatan hangat setiap media sosial yakni “brain drain”, merupakan fenomena yang akan terjadi ketika Indonesia telah kehilangan banyak talenta produktifnya. Secara sederhana, fenomena brain drain timbul dari adanya penipisan tenaga kerja berpendidikan dan berketerampilan tinggi akibat adanya migrasi massal ke luar negeri demi peluang yang lebih baik.
Lantas, apakah “kabur aja dulu” yang mengakibatkan “brain drain” merupakan jalan terakhir bagi Warga Indonesia?, tidak. Sebelum memilih untuk mencari prospek yang lebih menjanjikan di luar negeri, generasi muda harus berpikir dengan matang terkait beberapa yang dapat menentukan prospek kehidupan di luar negeri seperti:
-
Legitimasi perusahaan luar negeri recruiter mereka demi menghindari human trafficking dan eksploitasi
-
Biaya hidup dan kesetaraan sosial luar negeri yang akan menjadi make-or-break moment bagi para Imigran Indonesia
-
Syarat dan Gaji yang menjanjikan belum tentu menjadi tolak ukur yang final. Masyarakat harus memikirkan dengan matang spesialisasi skill yang menjadi tolak ukur penerimaan agar mereka tidak kecewa dengan seleksi pada akhirnya
Dalam rangka meminimalisir demografi “kabur aja dulu” dan efek “brain drain” lantas apakah yang dapat dilakukan? Sebagai para akademisi, peran yang dapat dilakukan ialah meningkatkan dedikasi penelitian sekaligus membangun budaya akademis yang inklusif dan kolaboratif, dengan mendorong pertukaran ide dan pengetahuan antara mahasiswa, akademisi, dan industri.
Dengan banyaknya terobosan akademik, secara berangsur-angsur taraf ekonomi akan pulih melalui pengembangan kreativitas dan inovasi terutama bagi para SDM usia produktif. Universitas Dian Nusantara yang kerap mengedepankan mahasiswanya agar tidak hanya berkembang sebagai para akademisi, namun juga sebagai visioner yang akan membentuk masa depan Indonesia. UNDIRA juga telah menunjukan komitmennya melalui berbagai berbagai kegiatan penyuluhan serta pengembangan kebijakan yang berorientasi dalam meningkatkan taraf efisiensi dan kesejahteraan usaha UMKM.
Diharapkan artikel ini tidak hanya menjadi ajakan bagi Generasi Muda untuk tidak hanya tidak termakan keresahan tagar “kabur aja dulu” di media sosial, namun juga untuk menumbuhkan semangat bahwa sebagai Generasi Z kita dapat menjadi agent of change untuk negara kita.
(Kornelia Johana / Humas UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Lainnya

Seminar Affiliate Business dan Kerjasama Rekrut Magang oleh Independent Distributor Nu Skin Indonesia
Read more
Membangun Masa Depan Bercitra Profesional, Program Studi Ilmu Komunikasi UNDIRA Kembali Adakan Kegiatan Table Manner
Read more
Memupuk Masa Depan, Menstrategikan Finansial: Berinvestasi Sejak Dini dan Mengenal Berbagai Jenis Investasi
Read more
Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432