Komunikasi Visual dan Konsep Mass Appeal
Visualisasi adalah suatu metode penyerapan informasi dimana seseorang akan mendapatkan pengetahuan melalui penyampaian gambaran terhadap suatu objek tersebut. Penyerapan informasi visual terjadi ketika adanya cukup cahaya yang membuat mata bisa melihat suatu objek, lalu apa yang telah dilihat oleh mata akan disampaikan ke bagian otak untuk diproses. Setelah adanya objek yang dilihat masuk ke otak untuk diolah, akan ada proses seleksi yang memungkinkan otak untuk menyaring hal apa yang harus diprioritaskan dan yang tidak. Setelah otak menyeleksi informasi yang telah didapat, akan adanya tahap deskripsi dimana otak mengolah informasi dan membuat deskripsi sesuai apa yang dibutuhkan.
Pada beberapa tahap memproses hal yang telah dilihat otak akan memproses lebih dalam informasi pada level kesadaran yang mendalam dan terkadang hal yang telah diproses akan terkait dalam pikiran seseorang yang pada beberapa waktu akan muncul sebagai ingatan sekilas, hal ini disebut mental imagery.
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi sebagai media pengolah data komunikasi, maka semakin banyak pula akses perolehan informasi visual yang dapat didapat seseorang. Mulai bermunculan pula metode penyampaian pesan visual melalui ranah seperti; memes, komersial, online streaming platforms (Netflix, Twitch, YouTube), sosial media, dan online video games (melalui media penceritaan alur dalam sebuah game atau bagaimana para pemain mengirimkan gambar melalui pesan).
Williamson dalam Widjajanto (2013: 143) menyatakan bahwa media sosial adalah media yang didesain untuk menyebarkan pesan melalui interaksi sosial, dan dibuat dengan teknik-teknik publikasi yang sangat mudah diakses dan berskala besar. Dampak kemajuan sosial media akan secara tidak langsung membuat Komunikasi Visual akan lebih cepat berkembang. Faktor ini juga didukung oleh banyaknya pengguna sosial media yang lebih memilih untuk mengirimkan sticker atau emoji secara inklusif dalam mengekspresikan pikirannya daripada mengetik secara detail apa yang mau disampaikan.
Dari hal tersebut maka keberadaan pembelajaran Komunikasi Visual sebagai bentuk pengamalan terhadap berbagai trend visual yang muncul dan bagaimana dampaknya kepada publik secara besar. Komunikasi Visual adalah cabang ilmu dari Ilmu Komunikasi yang berperan sebagai metode pembelajaran pembedah ungkapan kreatif serta gagasan elemen grafis.
Sebuah desain Komunikasi Visual akan selalu mengalami perubahan sesuai kebutuhan manusia. Pada masa kini terdapat salah satu metode penyampaian pesan populer terutama di media streaming online atau sosial media yakni memes yang mengemukakan sebuah pesan melalui desain visual yang sedang populer di dunia maya. Memes secara esensial adalah suatu bentuk ide lelucon sebagai bentuk kritik atau representasi suatu pikiran terhadap tema tertentu.
Penggunaan emoji seperti ‘pepe the frog’ dan sub-kategorinya seperti ‘pepega’ yang merepresentasikan kebodohan dari hasil kelakuan seseorang. Salah satu contoh lain terhadap penggunaan memes terdapat pada komik online dengan karakter ‘Wojak’ yang terdapat di channel YouTube ‘The Millennia Thinker’. Wojak sendiri adalah bentuk visualisasi karakter yang menggambarkan konsep keluhan, stereotipikal dan generasi dunia (baby boomer sampai generasi Z).
Dalam sosial media seperti Instagram, Twitter, Whatsapp, dan Facebook penggunaan stiker sebagai mediator penyampaian pesan antara pengguna lebih menjadi preferensi karena adanya stiker sebagai “a fun and quirky ways to share your life with friends through a series of pictures”.
Melalui salah satu penelitian yang dilakukan oleh Bauckhage (2011), penggunaan meme atau stiker yang biasanya dikirimkan melalui media sosial online bertujuan untuk mengembangkan parodi terhadap suatu hal tertentu di media komunikasi. Shifman (2013) membuka pendapatnya terhadap trend penggunaan stiker sebagai parodi tersebut bisa menyebar dalam bentuk aslinya, dan akan memunculkan beberapa varian dengan ide yang mendekati konteks aslinya yang dibuat oleh pengguna-pengguna baru.
Dengan adanya berbagai bentuk visual dan varian yang dibuat oleh para pengguna sosial media serta instansi, akan banyak terdapat pesan yang dapat disampaikan dalam waktu yang efisien. Dari teknik penyampaian pesan melalui gambar manusia juga dapat lebih ekspresif dalam menyampaikan hal yang tidak bisa hanya disampaikan oleh sebuah teks.
Faktor lain preferensi visualisasi dibandingkan tekstual ialah kecenderungan manusia dalam kemampuannya untuk fokus terhadap hal tertentu. Berdasarkan temuan beberapa riset, manusia dapat secara maksimal fokus terhadap suatu bacaan selama 1-2 jam. Hal ini dapat dijumpai dengan frekuensi lebih banyak pada anak-anak, maka dengan adanya Komunikasi Visual diharapkan banyak orang akan lebih bebas dan ahirlebih fokus secara aktif menginterpretasikan hal yang dilihat.
Dalam perkuliahan Teknik Informatika dan Ilmu Komunikasi, konsep "mass appeal" merujuk pada kemampuan suatu produk, konten, atau pesan untuk menarik perhatian dan minat dari banyak orang atau massa. Konsep ini sangat penting dalam ilmu komunikasi dan teknik informatika karena berkaitan erat dengan bagaimana pesan disampaikan, diterima dan diproses oleh khalayak yang luas. Dalam ilmu komunikasi, mass appeal mengacu pada pesan atau konten yang dirancang untuk bisa dipahami dan dinikmati oleh banyak orang dari berbagai latar belakang, kepentingan, dan preferensi.
Dalam ranah teknik informatika, sebuah Komunikasi Visual memiliki konsep mass appeal dan berhubungan analisis data dan penggunaan algoritma SEO dan AI untuk memahami preferensi dan perilaku pengguna secara massal. Dengan menganalisis data dari platform online seperti media sosial atau situs web, perusahaan dapat mengetahui tren dan preferensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tarik konten atau produk mereka.
Dalam era digital saat ini dimana konten diproduksi dan dikonsumsi dengan cepat, pemahaman tentang bagaimana menghasilkan konten yang menarik secara visual menjadi semakin vital. Dengan bimbingan Universitas Dian Nusantara, para insan diberikan bekal ilmu pengetahuan Komunikasi dan Informatika yang memungkinkan lulusan muda untuk mempunyai jiwa visioner, berwibawa dan profesional.
Pentingnya konsep mass appeal tidak dapat diabaikan dalam desain komunikasi visual. Dengan memahami preferensi audiens melalui cara penggunaan elemen visual yang efektif dan memanfaatkan teknologi informatika untuk meningkatkan personalisasi dan distribusi, kita dapat mengoptimalkan potensi komunikasi visual untuk mencapai tujuan kita.
Oleh karena itu, dengan terus mengeksplorasi perkembangan baru dalam desain dan teknologi, penting bagi para praktisi komunikasi visual untuk tetap berpegang pada prinsip-prinsip mass appeal. Kita dapat terus menghasilkan konten yang berdaya tarik, relevan dan mampu berbicara kepada audiens yang luas dalam era komunikasi yang terus berkembang.
***Sumber referensi:
-
Nugraha, Aditya. Sudrajat Hasanah, Ratih. Putri Satria, Primadani Berlian. FENOMENA MEME DI MEDIA SOSIAL (STUDI ETNOGRAFI VIRTUAL POSTING MEME PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM). Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom.
- Wahyuningsih, Sri, S.sos.,M.si. (2015). Desain Komunikasi Visual. Universitas Trunojoyo Madura.
(Danang Respati Wicaksono / Humas UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id
Lainnya
UNDIRA Terima Hibah KEMENDIKBUD RISTEK: Apresiasi Capaian IKU Terbaik Program Riset Inovasi Berupa Smart Classroom
Read morePerdana ; Table Manner Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Dian Nusantara
Read moreMelalui Google Workspace for Education Plus, Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) Memulai Langkah Menuju SDM Berkulitas di Era Digital
Read moreKampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432