html hit counter The Future of Cyber Security with Generative AI - Universitas Dian Nusantara

The Future of Cyber Security with Generative AI

Key takeaways from the Webinar :

Rangkuman Pemaparan oleh Christian Jonathan

 

  1. Peran AI dalam Keamanan Siber

    • Deteksi Ancaman dan Peran Manusia: AI memiliki kemampuan untuk mendeteksi ancaman keamanan dengan mengenali pola serangan yang tidak biasa pada server atau sistem. Ketika ada peningkatan serangan, AI dapat memberikan peringatan kepada tim keamanan siber, sehingga mereka bisa merespons dengan cepat. Namun, meskipun AI dapat menangani sebagian besar pengawasan, peran manusia tetap penting untuk analisis dan pengambilan keputusan terkait konteks serangan.

    • Automatisasi vs. Peran Manusia: AI dapat mengautomasi banyak tugas dalam keamanan siber, seperti deteksi dan pencegahan serangan. Namun, manusia masih diperlukan untuk menangani serangan yang lebih kompleks atau yang memerlukan interpretasi situasional yang lebih mendalam. Kolaborasi antara AI dan manusia sangat penting dalam menjaga sistem tetap aman.

  2. Peluang Karir di Sektor Keamanan Siber

    • Peran AI dalam Membuka Peluang Kerja: Meskipun AI semakin banyak menggantikan beberapa tugas, sektor keamanan siber masih memiliki banyak peluang pekerjaan. Dalam menghadapi serangan siber yang semakin kompleks, peluang karir di bidang analisis data, pengembangan perangkat keamanan, dan bahkan dalam posisi manajerial seperti Product Manager tetap terbuka lebar.

    • Pentingnya Pembelajaran Berkelanjutan: Di dunia yang terus berkembang, sangat penting bagi profesional untuk terus meningkatkan keterampilan mereka, terutama dalam data analytics, pemrograman, dan memahami cara kerja AI dalam keamanan. Hal ini akan membantu para profesional tetap relevan dalam industri yang terus berubah.

  3. AI sebagai Alat Bantu dan Pembelajaran dalam Keamanan Siber

    • Penggunaan AI untuk Mengidentifikasi Pola Serangan: AI dapat membantu dalam menganalisis pola-pola serangan, termasuk waktu dan jenis serangan yang terjadi. Misalnya, AI bisa mengenali bahwa serangan lebih sering terjadi pada waktu tertentu, seperti jam makan siang, ketika tim keamanan siber mungkin sedang tidak aktif.

    • Kolaborasi dalam Keamanan: AI, meskipun memiliki kemampuan luar biasa dalam mendeteksi dan merespons serangan, membutuhkan manusia untuk memberikan konteks dan pemahaman lebih dalam mengenai pola perilaku atau kebiasaan pengguna yang mungkin mempengaruhi pola serangan.

  4. Etika Penggunaan AI dalam Keamanan Siber

    • Etika dan Tanggung Jawab Penggunaan AI: Penting untuk memastikan bahwa AI digunakan dengan cara yang bertanggung jawab, mengingat dampaknya terhadap masyarakat. Dalam sektor keamanan siber, penggunaan AI untuk tujuan yang salah (seperti hacking atau eksploitasi data) bisa berbahaya, sehingga peraturan yang bijaksana harus ada untuk mengatur penggunaannya.

    • Peran Regulasi dalam AI: Beberapa negara, termasuk Singapura, mengadopsi pendekatan regulasi yang cermat dalam mengelola teknologi AI. Mereka tidak langsung melarang teknologi yang salah, tetapi menganalisis terlebih dahulu dampaknya, sehingga inovasi tetap dapat berkembang tanpa mengorbankan keamanan dan etika.

  5. Kolaborasi dan Peran Manusia dalam Masa Depan Teknologi

    • Kolaborasi antara Manusia dan AI: Manusia tetap memiliki peran krusial dalam pengambilan keputusan yang melibatkan AI, terutama ketika harus memahami konteks dan menyusun strategi mitigasi serangan siber. Kolaborasi yang efektif antara manusia dan AI dalam analisis data dan pengambilan keputusan bisa meningkatkan respons terhadap ancaman yang muncul.

    • Inovasi dan Keamanan: AI dan keamanan siber tidak bisa dipisahkan. Penggunaan AI yang efektif dalam keamanan siber akan bergantung pada kemampuan manusia untuk terus berinovasi, berpikir kritis, dan bekerja sama untuk menciptakan solusi yang lebih baik.

 

Kesimpulan :

Christian Jonathan menekankan bahwa AI dan keamanan siber saling terkait erat, dengan AI berperan penting dalam mendeteksi ancaman dan membantu tim keamanan. Namun, meskipun AI dapat mengotomatisasi banyak tugas, peran manusia tetap tidak tergantikan untuk memberikan konteks, menganalisis data lebih dalam, dan membuat keputusan yang lebih tepat. Selain itu, ia mengingatkan pentingnya pembelajaran berkelanjutan bagi para profesional untuk tetap relevan dalam industri yang terus berkembang, serta memperhatikan etika dalam penggunaan AI untuk menjaga keseimbangan antara inovasi dan tanggung jawab sosial.



Rangkuman Pemaparan oleh Aziz Kurniawan

 

  1. Peran dan Tantangan dalam Keamanan Siber

    • Peran Keamanan Siber: Aziz Kurniawan menjelaskan pentingnya keamanan siber dalam menjaga integritas dan kerahasiaan data, serta melindungi sistem informasi dari ancaman digital. Dengan semakin berkembangnya teknologi, ancaman yang datang pun semakin canggih. Oleh karena itu, kehadiran profesional di bidang ini sangat penting untuk mendeteksi dan menangkal serangan yang terjadi.

    • Ancaman yang Terus Berkembang: Seiring dengan meningkatnya pemanfaatan teknologi, khususnya internet, jenis dan metode serangan juga semakin beragam dan kompleks. Pengetahuan yang baik tentang pola serangan serta pemanfaatan alat dan teknik yang tepat sangat diperlukan untuk menjaga sistem tetap aman.

  2. Penggunaan AI dalam Keamanan Siber

    • AI sebagai Pendukung Keamanan: Aziz menyampaikan bahwa AI kini semakin banyak digunakan dalam keamanan siber untuk membantu memproses data dalam jumlah besar dan mendeteksi pola atau anomali yang mungkin menunjukkan adanya ancaman. AI dapat membantu dalam mendeteksi serangan lebih cepat, serta mengotomatiskan proses respons terhadap ancaman tertentu.

    • Keterbatasan AI dan Pentingnya Peran Manusia: Meskipun AI sangat berguna dalam menganalisis data dan mengidentifikasi pola serangan, kemampuan AI untuk beradaptasi dengan serangan baru dan kompleks masih terbatas. Oleh karena itu, manusia tetap diperlukan untuk memberikan intuisi, pemahaman konteks, dan strategi mitigasi yang lebih efektif dalam menghadapinya.

  3. Kolaborasi antara AI dan Manusia dalam Keamanan Siber

    • Sinergi AI dan Manusia: Aziz menekankan pentingnya kolaborasi antara AI dan manusia dalam menjaga keamanan siber. AI dapat mempercepat identifikasi ancaman, tetapi manusia masih diperlukan untuk menentukan keputusan yang tepat dan menyusun rencana mitigasi yang lebih efektif.

    • Kebutuhan akan Pembelajaran Berkelanjutan: Dunia siber selalu berkembang, dan tantangan baru selalu muncul. Oleh karena itu, profesional keamanan siber perlu terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi yang ada, termasuk AI, untuk bisa mengantisipasi ancaman dan memberikan solusi yang lebih baik.

  4. Keamanan Siber dan Etika dalam Penggunaan Teknologi

    • Etika Keamanan Siber: Aziz juga mengingatkan pentingnya etika dalam penggunaan teknologi, terutama di bidang keamanan siber. Penggunaan alat canggih seperti AI, jika tidak dibarengi dengan etika yang baik, bisa digunakan untuk tujuan yang merugikan, seperti serangan siber atau eksploitasi data pribadi.

    • Regulasi yang Mengatur Penggunaan Teknologi: Ada kebutuhan untuk regulasi yang jelas dalam penggunaan teknologi, termasuk AI, untuk mencegah penyalahgunaan. Sebagai contoh, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di Indonesia terus mengawasi dan mengembangkan kebijakan untuk menjaga agar teknologi digunakan dengan cara yang benar dan tidak merugikan masyarakat.

  5. Peluang Karir di Bidang Keamanan Siber

    • Peluang Kerja yang Terbuka di Keamanan Siber: Aziz mengungkapkan bahwa keamanan siber adalah bidang yang terus berkembang, dan dengan banyaknya ancaman yang ada, peluang kerja di sektor ini semakin besar. Selain peran teknis seperti ahli analisis ancaman, pengembangan perangkat keamanan, atau ethical hacking, ada juga kebutuhan akan peran manajerial dan pengelolaan risiko.

    • Keterampilan yang Dibutuhkan: Untuk berkarir di bidang ini, seseorang perlu menguasai berbagai keterampilan, mulai dari pemrograman dan analisis data, hingga pemahaman mendalam tentang arsitektur jaringan, forensik digital, serta kemampuan untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menangani serangan.

  6. Strategi Menghadapi Ancaman Keamanan Siber

    • Pendekatan Proaktif dalam Keamanan: Aziz mengajak untuk mengadopsi pendekatan yang lebih proaktif dalam menghadapi ancaman siber. Ini termasuk pencegahan yang lebih baik, bukan hanya mengandalkan respons setelah serangan terjadi. Dengan pendekatan yang tepat, seperti menggunakan AI untuk mendeteksi serangan lebih awal, perusahaan dan organisasi bisa lebih siap menghadapi ancaman yang ada.

    • Mengenal Jenis Ancaman: Salah satu langkah penting dalam menghadapi ancaman siber adalah memahami jenis serangan yang mungkin terjadi. Aziz menyarankan untuk terus memantau perkembangan metode serangan baru dan mengembangkan sistem pertahanan yang bisa melindungi data dan informasi dengan lebih baik.

 

Kesimpulan : 

Aziz Kurniawan menekankan bahwa keamanan siber adalah bidang yang sangat dinamis dan membutuhkan keterampilan serta pengetahuan yang terus berkembang. AI memainkan peran besar dalam meningkatkan deteksi ancaman dan memberikan bantuan dalam proses otomatisasi. Namun, meskipun AI sangat berguna, peran manusia tetap krusial, terutama dalam mengambil keputusan yang lebih kompleks dan memahami konteks. Selain itu, etika dalam penggunaan teknologi sangat penting, terutama untuk mencegah penyalahgunaan yang bisa merugikan banyak pihak. Peluang karir di bidang keamanan siber sangat terbuka, dan untuk itu, para profesional harus terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan yang ada.

 

Narasumber:

  1. Narasumber 1 : Christian Jonathan (Head of Business Development, TERRA AI, Singapore)

  2. Narasumber 2: Aziz Kurniawan (Praktisi Keamanan Siber / Sandiman Ahli Muda - Badan Siber dan Sandi Negara)


Moderator:

Boy Yuliadi, S.T., M.Kom. (Dosen Program Studi Teknik Informatika Universitas Dian Nusantara)

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432