Akses Internet kini telah menjadi komoditas yang dicari semua lapisan masyarakat, baik dari kalangan pekerja hingga bahkan kalangan pelajar. Internet memungkinkan adanya pemecahan masalah dengan memberikan solusi yang dibutuhkan sesuai preferensi masing-masing individual.

Koneksi internet yang terancang dengan baik dapat menjadi tulang punggung ekosistem digital yang terintegrasi. Hal tersebut memungkinkan adanya pengembangan Quality of Life (QOL) yang memungkinkan perangkat dapat terhubung serta bertukar informasi tanpa adanya batasan jarak. Pemanfaatan internet yang lebih stabil kini membuka era interkonektivitas baru atau yang kerap dikenal dengan era Internet of Things (IoT). Keberadaan IoT memungkinkan berbagai perangkat terhubung melalui dunia digital yang terpadukan demi menciptakan ekosistem jaringan cerdas dan efisien.

Demi memudahkan akses internet yang lebih terjangkau dan transfer data dengan kecepatan yang lebih tinggi, kini berbagai industri telah beralih kepada penggunaan teknologi nirkabel atau wireless technology. Wirelesss technology kini mkemungkinkan transmisi data yang melebihi 7000 terabyte per harinya. Pencapaian tersebut ada karena pemanfaatan Wireless Technology yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik, yang memiliki tingkat resistensi rendah dan mampu melaju tanpa adanya medium seperti air, dan udara.

Salah satu teknologi terkini yang mampu mentransmisikan data dengan cepat dan telah menjadi alternatif bagi WiFi atau Wireless Fidelity yang umumnya kita kenal, ialah LiFi atau Light Fidelity. 

Melalui riset yang pada perpustakaan sekolah di SMAN 13 Tangerang, yang dilaksanakan oleh salah satu dosen Teknik Informatika Universitas Dian Nusantara (UNDIRA) pemanfaatan bola lampu yang mampu menjadi media bagi LiFi, dan mampu meningkatkan kecepatan jaringan 100x dari kecepatan WiFi atau lebih tepatnya setara dengan 7Gbps hingga 100Gbps.

LiFi (Light Fidelity) merupakan teknologi komunikasi nirkabel yang memanfaatkan spektrum gelombang cahaya, berbeda secara penggunaan dari WiFi yang berbasis gelombang radio. Karena gelombang cahaya memiliki frekuensi yang jauh lebih tinggi, LiFi dapat beroperasi pada spektrum yang lebih luas, sehingga menawarkan potensi kecepatan dan kapasitas transfer data yang lebih besar.

Beberapa realisasi teknologi LiFi kini dapat terlihat melalui Visible Light Communication (VLC) menggunakan LED sebagai medium penghantar sinyal kepada beberapa perangkat dalam satu ruang. Berbeda dengan teknologi WiFi yang menggunakan sinyal gelombang mikro, LiFi secara prinsip dapat mengubah pancaran cahaya menjadi medium untuk menghantarkan sinyal yang kemudian akan menjadi jaringan yang dapat digunakan perangkat. 

Selain itu, untuk lingkungan yang menuntut privasi dan keamanan data tinggi seperti sekolah dan perkantoran, penerapan Li-Fi menawarkan keunggulan yang signifikan. Hal tersebut didukung dengan sifat cahaya yang cenderung tidak mudah untuk diretas oleh para hacker. 

Meskipun LiFi mendukung transmisi data dengan kecepatan tinggi, namun intensitas cahaya yang diproduksi beserta sifat gelombang cahaya yang berfrekuensi tinggi, cenderung lebih sulit untuk menembus objek seperti dinding. 

Selain itu, sifat LiFi yang memanfaatkan cahaya sebagai media pengirim data berarti sebuah perangkat yang ingin memanfaatkan jaringan LiFi harus berada di dalam garis pandang yang sama. Hal tersebut dapat menimbulkan beberapa pro kontra seperti intensitas cahaya yang dapat mengganggu mata, terutama dalam waktu tidur.

Meskipun LiFi termasuk salah satu terobosan baru dalam dunia jaringan dan informatika, LiFi sendiri masih sangat terbatas ketersediaannya dan menurut salah satu pernyataan dosen Teknik Informatika UNDIRA dalam risetnya di SMAN 13 Tangerang, masih banyak daerah di Indonesia yang masih belum dapat mengimplementasikannya secara optimal. Namun demikian, berbagai riset untuk membuat LiFi lebih aksesibel kerap dikembangkan, dan diharapkan dapat dipublikasikan di berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan literasi serta pemanfaatan jaringan dikemudian hari. 

Source of References:

Yuliadi, B., et al. (2021). Lifi: Light fidelity in the school library. Universitas Mercu Buana, Meruya, Jakarta Barat.  

Li-Fi vs Wi-Fi: Memahami Perbedaan Esensial dalam Teknologi Koneksi Nirkabel

(Danang Respati Wicaksono / Humas UNDIRA)