Dalam studi kepribadian Carl Jung (1921), terdapat perbedaan yang jelas antara konsep social battery dan social anxiety, terutama dalam kaitannya dengan perilaku introvert. Meskipun sering diasosiasikan dengan ketidaksukaan terhadap aktivitas sosial, hal ini tidak sepenuhnya akurat.

Social battery merujuk pada kecenderungan individu untuk mengalami kelelahan setelah interaksi sosial yang intens. Individu dengan tingkat social battery yang rendah mungkin merasa kehabisan energi setelah bersosialisasi, sehingga mereka memerlukan waktu sendirian untuk memulihkan tenaga. Dalam konteks ini, orang introvert biasanya lebih selektif dalam memilih situasi sosial dan mungkin merasa perlu untuk mengisi ulang energi mereka setelah berinteraksi dengan orang lain.

Sebaliknya, social anxiety adalah ketakutan atau kecemasan yang muncul dalam situasi sosial tertentu. Orang dengan kecemasan sosial sering merasa tertekan atau cemas ketika harus berinteraksi dengan orang lain, dan mungkin mengalami gejala fisik seperti jantung berdebar atau berkeringat. Berbeda dengan social battery, yang berkaitan dengan pengisian energi, social anxiety berhubungan dengan rasa takut dan ketidaknyamanan yang dapat menghalangi seseorang untuk terlibat dalam interaksi sosial.

Keduanya, meskipun sering dihubungkan dengan introversi, memiliki perbedaan mendasar. Social battery adalah tentang seberapa banyak energi yang dapat dikumpulkan dari interaksi sosial, sedangkan social anxiety adalah ketidaknyamanan yang dialami selama interaksi tersebut. Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa introvert adalah individu yang canggung dan awkward dalam bersosialisasi. Namun, ini tidak sepenuhnya benar. Dalam video yang dibahas oleh Raymond Chin, dijelaskan bahwa introvert dapat berfungsi dengan baik dan memusatkan perhatian mereka pada tugas tertentu.

Meskipun introvert mungkin cenderung untuk meminimalisir kontribusi dalam percakapan, seperti menjawab dengan singkat, ini lebih berkaitan dengan pengelolaan energi mereka daripada kecemasan. Ketika sudah merasa lelah dari interaksi sosial yang panjang, mereka cenderung menghindari percakapan lebih lanjut dan memilih untuk menyendiri, mendengarkan lagu, ataupun menulis.

Kecemasan sosial, di sisi lain, dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk pengalaman masa lalu yang menyakitkan, masalah kepercayaan, atau perundungan. Kecemasan ini bersifat self-destructive dan dapat mengganggu kemampuan individu untuk membangun hubungan sosial yang sehat, baik dalam konteks pribadi maupun profesional.

Menurut Ghufron (2012), pengalaman negatif di masa lalu dapat menyebabkan kecemasan berlebih, sehingga individu mengembangkan pandangan irasional tentang diri mereka dan orang lain. Hal ini dapat menurunkan produktivitas, mempengaruhi komunikasi tim, dan mengurangi kemampuan untuk menjalin jaringan sosial.

Memahami perbedaan antara social battery dan social anxiety adalah langkah penting dalam mendukung kesehatan mental dan kesejahteraan individu.

Sebagai penutup, memahami perbedaan antara social battery dan social anxiety sangat penting dalam mengenal cara kerja introversi secara lebih mendalam. Dengan mengetahui konsep tersebut diharapkan dapat membantu pemahaman publik mengenai persepsi terhadap kalangan Introvert. Dengan pemahaman ini, kita dapat memberikan dukungan yang lebih tepat kepada mereka yang menghadapi tantangan dalam interaksi sosial. Menyediakan lingkungan yang mendukung dan memahami kebutuhan energi sosial masing-masing individu dapat membantu meminimalisir dampak negatif dari social anxiety dan meningkatkan kualitas hubungan sosial.