Stabilitas Harga: Menyeimbangkan Inflasi dan Deflasi di Era 4.0

Dalam beberapa minggu terakhir, berbagai informasi mengenai ekonomi, khususnya terkait inflasi dan deflasi, telah menciptakan sejumlah tren baru, seperti Loud Budgeting, Doom Spending, dan Latte Effect. Istilah-istilah ini mencerminkan turbulensi ekonomi yang sedang berlangsung di Indonesia, yang terutama berdampak pada Generasi Z.
Kenaikan harga kebutuhan pokok, baik primer maupun sekunder, telah menyebabkan penurunan daya beli masyarakat. Menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia mengalami deflasi fluktuatif dalam kurun waktu lima bulan terakhir, dengan penurunan harga barang dan jasa dari 0,03% pada bulan Mei hingga 0,12% pada bulan September.
Deflasi yang terjadi akibat inflasi tidak selalu membawa efek positif. Kenaikan harga berbagai kebutuhan dalam beberapa bulan terakhir berdampak langsung pada daya beli masyarakat. Inflasi dalam negeri dipicu oleh berbagai faktor, baik politik maupun sosial, dan juga dipengaruhi oleh ketidakpastian kondisi ekonomi global.
Kenaikan harga yang berlangsung di pasar dapat membuat pembeli lebih berhati-hati dalam pengeluaran, yang pada gilirannya mengurangi pendapatan pedagang. Akibatnya, ini dapat memperlambat perputaran ekonomi.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menekan inflasi dan deflasi antara lain:
-
Mengatur dan Mengevaluasi Aset: Saat deflasi terjadi, harga barang dan jasa perlu disesuaikan untuk mencerminkan penurunan permintaan. Perusahaan dapat menggunakan pendekatan akuntansi biaya untuk menentukan harga jual yang optimal dengan mempertimbangkan biaya variabel dan tetap, serta menghindari kerugian besar. Penyesuaian ini dapat meningkatkan perputaran ekonomi melalui peningkatan pembelian.
-
Meminimalisir Praktik Scalping: Scalping adalah praktik di mana pedagang tidak bertanggung jawab memonopoli stok produk untuk mendapatkan keuntungan lebih. Contoh nyata terjadi pada tahun 2020, ketika scalping massal produk PlayStation 5 menyebabkan inflasi melalui harga yang dimodifikasi oleh scalpers. Menekan jumlah distribusi produk di pasar dan membatasi kuota pembelian dapat membantu mengendalikan praktik ini.
-
Evaluasi Penerapan dan Kalkulasi Perpajakan: Perpajakan memiliki dampak signifikan terhadap fluktuasi ekonomi. Kenaikan pajak saat resesi dapat merugikan daya beli masyarakat dan harga barang. Pajak yang tinggi menghambat produktivitas perusahaan, sehingga pasokan produk menurun dan harga terpaksa naik karena kelangkaan.
-
Memiliki Rencana Pengelolaan Keuangan: Investor baik dalam negeri ataupun luar negeri dapat memberikan suntikan modal yang signifikan ke dalam perekonomian, yang meningkatkan likuiditas dan stabilitas pasar. Ini membantu menjaga nilai mata uang dan mengurangi risiko inflasi. Selain itu, ini juga memberikan kesempatan negara untuk mengembangkan sektor yang berjalan menggunakan hasil investasi tersebut sehingga dapat memaksimalkan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.
Program studi Akuntansi di Universitas Dian Nusantara memberikan mahasiswa pengetahuan tentang pengelolaan dan manajemen keuangan yang optimal. Lulusan akuntansi tidak hanya diajarkan menjadi ahli matematika, tetapi juga dilatih dalam dasar-dasar penjumlahan, pengurangan, pembagian, dan perkalian dengan keterampilan analisis serta pencatatan yang baik. Lulusan dengan konsentrasi dalam bidang akuntansi manajemen dapat mengikuti sertifikasi Certificate Management Accountant (CMA).
(Sekar Ayu/ HUMAS UNDIRA)
Press Contact :
Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara
Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial
www.undira.ac.id

Kampus Tanjung Duren
Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1
Grogol, Jakarta Barat. 11470
Kampus Green Ville
JIn. Mangga XIV No. 3
Kampus Cibubur
Jln. Rawa Dolar 65
Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432