Hari Raya Waisak dan Pesan Moralnya

23 Mei 2024

Hari Raya Waisak, juga dikenal sebagai Vesak atau Buddha Purnima, merupakan hari suci bagi agama Budha yang dirayakan pada bulan Mei yang memperingatkan tiga momen penting dalam sejarah agama Budha, yakni; 

  1. Lahirnya pangeran Siddhartha di Taman Lumbini di tahun 623 S.M.,

  2. Pangeran Siddhartha mencapai penerangan Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya (Bodh-Gaya) di usia ke 35 pada tahun 588 S.M.,

  3. Buddha Siddhartha Gautama parinibbana wafat di Kusinara pada usia 80 tahun pada usia 80 tahun pada tahun 543 S.M.,

Ketiga peristiwa yang disebutkan tersebut dinamakan “Trisuci Waisak”. Keputusan perayaan tri suci ini dinyatakan dalam konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia (World Fellowship of Buddhist - WFB) yang pertama diadakan di Sri Lanka pada tahun 1950. Perayaan ini dilakukan pada purnama pertama pada bulan Mei.

Hari Raya Waisak juga dirayakan di beberapa negara dengan Visakha yang berbeda; Visakha Puja atau Buddha Purnima di India, Saga Dawa di Tebet, Visakha Bucha di Thailand, Visakha di Sri Lanka, Vishaka di Singapura dan Malaysia. Menurut beberapa buku yang ‘Melacak Sejarah Melalui Prasasti’ yang ditulis oleh Boechari, hari raya ini juga disebut Hari Buddha.

Sebagaimana sesuai nilai-nilai Budha yang menyangkut aspek kehidupan yakni kelahiran-pencerahan-kematian, Hari Raya Waisak sendiri mengajarkan manusia dalam kehidupan akan terdapat perputaran roda kehidupan yang dialami semua orang. Dalam kehidupan, manusia menjalani hidupnya mulai dari kelahiran sampai dengan kematian.

Pada ajaran agama Buddha, terdapat beberapa konsep yang terkenal mengenai perjalanan kehidupan manusia, salah satunya ialah Roda Kehidupan atau disebut "Samsara", konsep dalam agama Buddha yang menggambarkan siklus kelahiran, penderitaan, dan kematian yang tak terputus. 

Samsara menekankan bahwa kehidupan manusia tidaklah linier, tetapi merupakan rangkaian kehidupan yang tak terputus. Manusia terus-menerus dilahirkan kembali ke dunia fisik melalui berbagai bentuk kehidupan (baik manusia maupun makhluk lainnya) dalam upaya mencari pemenuhan keinginan dan menghindari penderitaan.

  1. Penderitaan (Dukkha): Konsep Dukkha menyoroti penderitaan atau ketidakpuasan yang melekat pada kehidupan manusia. Menurut Buddha, penderitaan terjadi karena ketidakpuasan, hasrat, dan ikatan terhadap dunia fisik yang sementara. Samsara menekankan bahwa siklus kelahiran dan kematian ini terus-menerus menghasilkan penderitaan.

  1. Penyebab Penderitaan (Samudaya): Menurut ajaran Buddha, penyebab utama penderitaan adalah keinginan dan hasrat manusia yang tak terpenuhi serta ikatan terhadap dunia material. Ikatan ini mengarah pada siklus kelahiran kembali dan menguatkan roda Samsara.

  1. Jalan Keluar (Nirvana): Esensi utama dari ajaran Buddha adalah untuk memahami dan memutuskan ikatan-ikatan yang menyebabkan penderitaan, sehingga membebaskan diri dari roda Samsara. Nirvana, atau pencapaian keadaan yang bebas dari penderitaan dan kelahiran kembali, adalah tujuan akhir dari praktik spiritual dalam agama Buddha.

Menurut ajaran Buddha, kehidupan dalam Samsara ditandai oleh penderitaan (Dukkha) yang tak terhindarkan, yang disebabkan oleh hasrat dan ikatan manusia terhadap dunia material. Dari apa yang dialami oleh seseorang baik itu hal positif atau negatif dapat dipelajari untuk meningkatkan kehidupan, hal ini sesuai dengan esensi Waisak yang menyimpan cerita dari Siddhartha Gautama.

Pencerahan yang dicapai oleh Siddhartha Gautama mengungkapkan sifat penderitaan ini dan menawarkan jalan keluar dari siklus Samsara. Dalam proses introspeksi diri yang dilakukan setiap manusia walaupun tidak menggunakan metode yang sama seperti Siddharta Gautama, setiap orang akan dapat menemukan pencerahannya dengan cara yang berbeda.

Maka dari itu sebagai simbol dari kehidupan Siddhartha Gautama, sejarah adanya Hari Raya Waisak diharapkan dapat menjadi referensi seseorang untuk menjalani kehidupannya  agar dapat menemukan pencerahannya masing-masing.

(Danang Respati Wicaksono / Humas UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

humas@undira.ac.id

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial

www.undira.ac.id

Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432